TEMPO.CO, Jakarta - Sejak dibeli Elon Musk, Twitter mengeluarkan serangkaian kebijakan yang kontroversial dan penuh tanda tanya. Teranyar, membatasi jumlah tweet atau cuitan yang dapat dibaca pengguna setiap harinya. Alih-alih dipuji, kebijakan itu justru menuai banyak protes.
Dirangkum dari Insider dan SBS News, berikut kebijakan-kebijakan kontroversial Twitter sejak diakuisisi Elon Musk:
1. Pemecatan Karyawan Besar-besaran
Sejak Twitter dibeli Elon Musk, keuangan menjadi masalah terbesar karena mengalami banyak kerugian. Dari sepuluh tahun terakhir sebelum akuisisi, Twitter hanya berhasil mencatat laba tahunan dua kali.
Mengutip SBS News, untuk mengatasi ini, Elon Musk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 80 persen karyawan Twitter. Pemecatan ini termasuk petinggi-petinggi Twitter, seperti CEO Parag Agrawal, CFO Ned Segal, dan Kepala Kebijakan Vijaya Gadde.
2. Centang Biru Berbayar
Kebijakan Elon Musk selanjutnya adalah memperlakukan biaya untuk centang biru. Tindakan itu untuk memonetisasi layanan dan membuat jaringan media sosial tidak terlalu bergantung pada iklan. Centang biru yang sebelumnya diberikan sebagai verifikasi akun-akun tokoh terkenal atau organisasi besar pun ditawarkan sebagai fitur berbayar.
Dengan langganan tersebut, pelanggan akan mendapat beberapa fitur eksklusif, seperti iklan lebih sedikit, prioritas pencarian, dan verifikasi akun untuk mendapatkan centang biru. Adapun tarif berlangganan sebesar $8 per bulan.
Pengguna yang berlangganan tak hanya mendapat centang biru. Ada beberapa fitur lain yang didapatkan, termasuk menyunting tweet, iklan berkurang, tweet hingga 4.000 karakter, sampai mengunggah video hingga 2 GB.
Centang biru berbayar ini menghapus centang biru lama yang didapat dari verifikasi Twitter sebelumnya. Untuk mempertahankan centang biru, orang-orang dengan verifikasi lama harus ikut berlangganan. Hal ini juga berlaku untuk centang biru organisasi.
3. Menghapus Hari Istirahat
Melansir Business Insider, Elon Musk dikenal sebagai pekerja keras dan karyawannya pun dituntut demikian. Sebagai pekerja keras, Elon Musk berharap karyawannya juga dapat bekerja secara produktif dan maksimal seperti dirinya. CEO Twitter ini kemudian meniadakan program Days of Rest atau Hari Istirahat.
Days of Rest merupakan libur satu hari per bulan di luar cuti yang diperuntukkan bagi seluruh karyawan agar tidak stres dalam bekerja. Namun, Elon Musk dikabarkan telah menghapus kebijakan ini.
4. Batasi Akses Pengguna Twitter
Baru-baru ini Elon Musk kembali mengeluarkan kebijakan yang membuat publik geger. Pada 1 Juli 2023, Elon Musk mengumumkan kebijakan baru untuk Twitter yang membatasi jumlah tweet atau cuitan yang dapat dibaca pengguna setiap harinya.
Elon Musk membatasi pengguna untuk melihat cuitan di Twitter. Elon Musk mengubah kebijakan penggunaan Twitter menjadi 10.000 per hari tweet bagi akun terverifikasi, 1.000 per hari untuk akun lama belum verifikasi, dan 500 per hari untuk akun baru yang belum terverifikasi.
Alih-alih mendapat dukungan, Elon Musk justru menelan pit pahit karena para pengguna banyak yang kecewa. Tidak sedikit dari pengguna Twitter malah beramai-ramai hijrah ke Truth Social.
Pilihan Editor: Reaksi Pesohor dan Warganet Usai Elon Musk Batasi Jumlah Akses Tweet Pengguna Twitter