TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Yogya dengan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya pada Jumat, 30 Juni 2023.
Gempa tersebut dilaporkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dirasakan hingga Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Barat. Bahkan, hingga 3 Juli 2023, BMKG mencatat sudah ada 60 gempa susulan di selatan Yogyakarta.
Berkaitan dengan gempa ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DIY merilis laporan bahwa ada ratusan rumah yang rusak dan dilaporkan terdapat satu korban jiwa dan 22 korban luka-luka.
Penyebab Gempa Bantul 2023
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa penyebab gempa ini adalah adanya aktivitas subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Dari hasil analisis yang dilakukan oleh BMKG menunjukan bahwa gempa ini memiliki mekanisme patahan naik.
"Kedalaman pusat gempa diketahui berada di kedalaman 67 km. Itu meruakan zona kontak antarlempeng Samudera Indo-Australia yang menumbuk di bawah lempeng Eurasia," kata Dwikorita dalam konferensi pers, Jumat, 30 Juni 2023.
Berkaitan dengan gempa yang dirasakan di banyak wilayah, Dwikorita menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena gempa terjadi di bidang kontak dan hal tersebut memungkinkan perambatan gempa ke area yang lebih luas.
Selain itu, Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono, menjelaskan bahwa gempa ini berada di kedalamn 67 km dan termasuk dalam gempa menengah.
"Gempa ini termasuk dalam gempa menengah sehingga energi yang terpancar spektrumnya dapat meluas. Hal ini yang memicu gempa Yogya terasa sampai daerah yang jaraknya jauh," kata Daryono lagi.
YOUTUBE
Pilihan editor : Hingga 2 Juli, Korban Luka Akibat Gempa Yogya 22 Orang dan Bangunan Rusak 263 Unit