TEMPO.CO, Magelang- Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) Shibori dan Ecoprint aktif menggelar workshop untuk semua kalangan, baik anak-anak maupun lansia. Salah satu kegiatan mereka teranyar adalah pelatihan membuat motif shibori dan ecoprint pada kain mori di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Ahad, 9 Juli 2023.
"Kain dan bahan pewarnanya kami sediakan, tujuannya agar anak-anak bisa belajar berkreasi dan melatih kesabaran," kata anggota Kagama Shibory dan Ecoprint, Albert saat ditemui Tempo pada Ahad, 9 Juli lalu.
Menurut Albert, workshop yang digelar bersamaan dengan Festival Tlatar Bocah sejak Sabtu 8 Juli hingga Ahad 9 Juli 2023 itu diikuti ratusan pelajar yang datang silih berganti.
"Pesertanya dari usia 6-17 tahun serta juga ada orang tua dan lansia. Mereka terlihat antusias meski tangannya kotor. Karena ini aman dan kami memberikan pengawasan," tuturnya.
Ada beberapa jenis motif yang diajarkan kepada anak-anak dan lansia di workshop tersebut. Selain itu, Albert dan 10 kawannya juga mengajarkan teknik ikat dan celup menggunakan warna biru dan putih khas Shibori dan hasil karya peserta dapat dibawa pulang.
"Metode ini mudah dilakukan oleh anak-anak karena mereka bisa berimajinasi sesuai keinginannya, tidak terpaku pada motif tertentu dan kemungkinan gagalnya lebih kecil," ujarnya.
Terbentuk pada 2017, Albert menuturkan, Kagama Shibori dan Ecoprint sering menggelar workshop dan pertemuan untuk sekedar berbagi hobi. Albert mengatakan, anggota Komunitas Shibori dan Ecoprint berasal dari berbagai fakultas maupun jurusan yang berbeda-beda.
"Kami memang berangkat dari hobi yang sama. Jadi bukan pekerjaan, tetapi karena punya kesenangan yang sama sehingga berkumpul dan terbentuklah komunitas ini," ucapnya.
Biasanya, mereka berkumpul sekali hingga dua kali dalam sebulan. Pertemuan digelar di salah satu anggota ataupun di kampus UGM. "Kumpulnya kadang sebulan sekali atau dua kali, karena pekerjaan kami juga beragam dan tinggal di berbagai kota," tuturnya.
Albert yang berprofesi sebagai arsitek itu mengatakan komunitas ini tak hanya sekedar berkumpul tetapi juga berbagi ilmu yang bermanfaat. Anggotanya pun dari berbagai kalangan dan usia.
"Beberapa ada juga pensiunan. Jadi bukan cuma sekedar kumpul-kumpul, tapi memang ada kegiatan bermanfaat untuk mengembangkan pikiran agar tetap produktif di hari tua," jelasnya.
Albert mengatakan, untuk menjadi anggota komunitas tersebut, tidak dikenakan biaya apapun alias gratis, namun wajib mengikuti minimal satu kali workshop.
"Kami sudah pernah menggelar beberapa workshop di Jogja, Magelang, Semarang dan sekitarnya untuk sharing ilmu dan sama-sama belajar dengan masyarakat," kata dia.
Ia berharap, Kagama Shibori dan Ecoprint ke depannya bisa terus berbagi ke berbagai kota-kota lain dan mengembangkan motif yang unik.
Pilihan Editor: Kisah Editha, Lulusan Unpad yang Terlibat di Ajang Bergengsi Kepresidenan Prancis Dewan Uni Eropa
Catatan: Terdapat sejumlah perubahan dalam judul hingga isi berita. Judul berita yang sebelumnya "Kagama Shibori dan Ekoprint, Komunitas Alumni UGM yang Tetap Aktif di Usia Senja" diubah menjadi "Kagama Shibori dan Ecoprint, Komunitas Alumni UGM yang Aktif Menggelar Workshop".
Redaksi mohon maaf atas kekeliruan. Terima kasih.