TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti persampahan di Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Sri Wahyono mengusulkan hujan buatan untuk mengatasi masalah kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat.
Selain untuk memadamkan api, fungsi lain hujan buatan untuk meluruhkan polusi asap yang berdampak ke belasan ribu warga sekitar. “Bikin hujan buatan supaya di atas TPA Sarimukti bisa kehujanan untuk mengendalikan polusi dan memadamkan kebakaran,” ujarnya, Rabu, 23 Agustus 2023.
Menurutnya, area TPA Sarimukti yang terbakar cukup luas sehingga memerlukan air yang memadai untuk mendinginkan temperatur kebakaran. Secara teoritis, kata Sri, untuk mendinginkan satu ton sampah yang terbakar diperlukan air sebanyak 1.000 galon atau sekitar 3-4 meter kubik air. “Berhasil atau tidak, ya perlu diupayakan, siapa tahu bisa,” katanya.
Selain itu, TPA Sarimukti mengalami kebakaran di bagian luar dan dalam timbunan sampah. Dari pengalaman di beberapa kasus, area yang sudah terbakar dibiarkan sampai habis. Upaya lain melokalisir area yang belum terbakar dengan membut parit dibantu dengan semprotan air. Prinsipnya, upaya pemadaman api itu memecah segitiga api yang terdiri dari unsur panas, bahan bakar, dan oksigen.
Pada kasus kebakaran TPA sampah, kata Sri, pada umumnya lokasi titik yang terbakar sulit dijangkau, material yang terbakar sangat beragam dan jumlahnya ribuan kubik, areanya luas, ketersediaan air di sekitarnya terbatas, dan tiupan anginnya kecang. Beberapa teknik pemadaman yang dilakukan, seperti penyiraman dengan air, menimbun tanah, dan membuat parit untuk mencegah api menjalar.
Sementara untuk memadamkan titik api di dalam timbunan sampah ada beberapa cara, di antaranya membuat genangan air di permukaan dan injeksi cairan suppressant atau pemadam api untuk mencegah oksigen masuk dan menurunkan suhu panas. Lubang injeksi bisa dibuat dengan melakukan pengeboran atau menggunakan ekskavator.
Cara lain yaitu melapisi sampah agar oksigen tidak bisa masuk atau grouting. Bahan seperti semen digunakan untuk menutup celah yang menuju titik api. “Atau membuat parit yang berisi tanah lempung pada titik api yang relatif dangkal,” ujar Sri.
Warga tiga desa yang berjumlah sekitar 3.000 keluarga atau 12 ribu jiwa terdampak asap kebakaran tempat pembuangan akhir sampah atau TPA di Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. Kebakaran sejauh ini telah memasuki hari kelima pada Rabu ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Bambang Imanudin mengatakan, belasan ribu warga yang terdampak asap kebakaran dari TPA Sarimukti tersebar di tiga desa di Kabupaten Bandung Barat, yaitu Sarimukti, Rajamandala, dan Mandalasari.
BPBD Jabar telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk upaya pemadaman api yang membakar timbunan sampah. “Untuk melakukan tindakan selanjutnya apakah memakai helikopter untuk bom air, mudah-mudahan secepatnya bisa ditangani,” ujarnya. Luas area sampah yang terbakar sekitar 11,7 hektare.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.