Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Kebakaran Hutan Terparah di Indonesia, Paling Sering di Kalimantan

image-gnews
Petugas pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan lahan gambut yang terbakar di Desa Natai Baru, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin 2 Januari 2023.. Berdasarkan data BPBD Kotawaringan Barat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di desa tersebut mencapai 20 hektare dengan tiga titik lokasi api dan sebanyak lima hektare lahan diantaranya berhasil dipadamkan oleh tim gabungan BPBD, Damkar, PMI serta para relawan. ANTARA FOTO/Ario Tanoto
Petugas pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan lahan gambut yang terbakar di Desa Natai Baru, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin 2 Januari 2023.. Berdasarkan data BPBD Kotawaringan Barat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di desa tersebut mencapai 20 hektare dengan tiga titik lokasi api dan sebanyak lima hektare lahan diantaranya berhasil dipadamkan oleh tim gabungan BPBD, Damkar, PMI serta para relawan. ANTARA FOTO/Ario Tanoto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan kasus kebakaran hutan sedang terjadi di sejumlah wilayah. Kekeringan akibat kemarau disinyalir sebagai salah satu pemicu kebakaran tersebut. Selain hal itu, ulah manusia juga menjadi penyebab kebakaran hutan.

Selalu menjadi insiden tahunan, kebakaran hutan juga dipicu oleh pembukaan hutan menjadi perkebunan, pertanian, bahkan ladang berpindah. Hal tersebut semakin parah ketika terjadi kekeringan di lahan gambut, sehingga kebakaran hutan semakin mudah terjadi di Indonesia. Dilansir dari berbagai sumber, ini Simak kebakaran hutan terparah yang terjadi di Indonesia: 

1. Kebakaran hutan pada 1977

Kebakaran hutan di Indonesia pada 1977 silam terjadi di Riau dan Kalimantan. Kebakaran hutan tersebut berdampak sangat buruk, baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan.

Saat itu, sekira 20 juta orang Indonesia terkena polusi udara dan air, baik langsung maupun tidak langsung. Bahkan, asap hitam mengakibatkan ribuan orang di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur, harus dirawat di rumah sakit. 

Kebakaran hutan tersebut juga menghasilkan kabut asap akibat pembakaran yang terus meluas. Bahkan, kabut asap meluas hingga ke Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, juga Thailand, Filipina, serta Australia.

2. Kebakaran hutan Kalimantan Timur (1982)

Pada tahun 1982, kebakaran hutan pertama terbesar terjadi di Kalimantan Timur. kebakaran ini terjadi akibat kelalaian manusia dalam mengelola hutan dan fenomena iklim El Nino. Fenomena iklim El Nino menyebabkan kekeringan parah antara Juni 1982 hingga Mei 1983. 

Saat itu, Indonesia sedang dilanda kemarau berkepanjangan, ditambah pula aktivitas pertanian tradisional, yakni ladang berpindah. Aktivitas ladang berpindah biasanya dilakukan dengan membakar lahan baru sebagai wilayah perkebunan tanaman musiman seperti padi, ubi dan jagung. 

Lalu, aktivitas penebangan liar yang meninggalkan limbah juga turut serta menjadi penyebab titik kebakaran hutan terjadi. Akumulasi limbah ini banyak ditumbuhi oleh lapisan vegetasi yang padat dan mudah terbakar daripada lapisan penutup tanah yang tidak begitu rapat.

Kebakaran tersebut telah menghanguskan lahan sebanyak 3.2 juta ha di wilayah Kalimantan Timur, di mana sebanyak 2.7 juta ha merupakan hutan hujan tropis. World Resources Institute (WRI) juga telah melaporkan bahwa kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran hutan ini mencapai 9 miliar dolar. 

Selain kerugian ekonomi itu, polusi udara yang diakibatkan oleh kabut asap akibat kebakaran hutan pada tahun ini juga mengganggu transportasi darat dan udara di wilayah negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

3. Kebakaran hutan pada 2006

Aktivitas pembakaran lahan yang tidak terkendali untuk keperluan pertanian menjadi salah satu penyebab besar kebakaran hutan yang melanda Indonesia pada 2006 silam.

Lebih dari 3 juta ha lahan telah terbakar dan memicu terjadinya polusi udara yang levelnya berhasil terekam melalui instrumen NASA yang disebut Measurements of Pollution in the Troposphere (MOPITT). Instrumen ini berhasil melacak level karbon monoksida di atmosfer yang menjadi salah satu indikator utama adanya polusi udara.

Selain gas karbon monoksida, gas karbon dioksida juga menjadi salah satu gas yang banyak diproduksi akibat kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang melanda Indonesia menempatkan negara ini menjadi negara terbesar ketiga dalam menyumbangkan gas rumah kaca ke atmosfer. 

Indonesia menyumbang sekitar 2 miliar ton gas karbon dioksida ke atmosfer akibat kebakaran hutan. Tingginya gas rumah kaca di atmosfer dikhawatirkan dapat mempengaruhi perubahan iklim dalam jangka waktu yang lama.

4. Kebakaran hutan pada 2015 di Kalimantan Tengah

Lebih dari 2.6 juta ha lahan di Indonesia telah terbakar sepanjang tahun 2015. Kebakaran hutan tidak hanya terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan saja, tetapi juga di 29 provinsi lainnya, kecuali DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Kepulauan Riau. 

Kalimantan Tengah menjadi area terparah terjadinya kebakaran hutan terjadi saat itu. Kebakaran hutan terjadi akibat faktor aktivitas manusia yang tetap menjadi penyebab utamanya. Selain itu, banyaknya lahan gambut yang kering di musim kemarau juga membuat kebakaran hutan mudah terjadi. 

Selain itu, kebakaran hutan juga akibat adanya fenomena El Nino yang menurunkan intensitas curah hujan, sehingga semakin memperparah kebakaran hutan yang terjadi. Akibatnya, habitat orang utan dan beberapa spesies lain terancam punah. 

Kerugian yang berhubungan dengan lingkungan dan ekosistem ini mencapai 295 juta dolar. Sedangkan, kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat kebakaran ini mencapai 16 miliar dolar. Selain itu, emisi gas karbon dioksida di atmosfer juga meningkat sebanyak lebih dari 15.95 juta ton per harinya. 

Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari Belanda, Inggris, dan Indonesia menyatakan bahwa sebanyak 97% dari total gas karbon dioksida yang diemisikan ke atmosfer pada 2015 berasal dari hasil kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia. 

5. Kebakaran hutan di Kalimantan Tengah pada 2019

Kebakaran hutan di Indonesia pada 2019 menyebabkan hangusnya lebih dari 850 ribu ha lahan. Data dari Global Forest Watch menunjukkan bahwa sebanyak 42 persen dari total area yang terbakar merupakan lahan gambut.

Kebakaran yang terjadi di lahan gambut biasanya sulit untuk dipadamkan karena material organik yang berada di dalam gambut menyebabkan api menjadi lebih besar dan menghasilkan banyak kabut asap. 

Terbakarnya lahan gambut ini juga menimbulkan problematika iklim jangka panjang, karena satu hektar lahan gambut yang terbakar sama seperti mengemisikan 55 metrik ton karbon dioksida per tahun. 

Kalimantan Tengah menjadi salah satu area yang paling banyak mengalami kebakaran hutan, mengingat area ini didominasi oleh lahan gambut. Aktivitas pembukaan lahan dengan membakar lahan untuk kebutuhan perkebunan, terutama kelapa sawit, menjadi faktor utama kebakaran hutan di Indonesia.

Sebanyak 70 persen area hutan yang terbakar berasal dari lahan gambut yang telah terdegradasi. Akibatnya, 708 juta ton gas rumah kaca yang didominasi oleh karbon dioksida naik ke atmosfer. Banyaknya kandungan gas rumah kaca di atmosfer akhirnya memicu terjadinya pemanasan global yang berakhir pada peristiwa perubahan iklim akibat kebakaran hutan.

Pilihan Editor: Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, WALHI Sebut Pemerintah Tak Serius Menanganinya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

4 hari lalu

Mahasiswa ITB menggelar aksi menolak skema pembayaran uang kuliah melalui platform pinjaman online di depan gedung Rektorat ITB, Bandung, Senin, 29 Januari 2024. Keluarga Mahasiswa ITB mencatat ada 120 orang mahasiswa yang menunggak Uang Kuliah Tunggal atau UKT dan terancam tidak bisa mengikuti kuliah atau dipaksa cuti kuliah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.


Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

5 hari lalu

Sebuah mesin bekerja untuk mengurangi polusi dipasang di sekitar area konstruksi saat polusi udara menyelimuti wilayah Beijing, Cina, 18 Desember 2016. REUTERS/Stringer
Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.


Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

6 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

7 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

7 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.


Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

8 hari lalu

Pasien penyakit Minamata bawaan Yuji Kaneko di Oruge-Noa, menyantap makanan di sebuah kelompok perawatan untuk orang-orang cacat di Minamata, Prefektur Kumamoto, Jepang, 13 September 2017. Kaneko lahir di Minamata pada tahun 1955 dan semua dari anggota keluarganya penderita penyakit Minamata. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?


Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

12 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.


Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

15 hari lalu

Seorang warga mencari kepiting di kawasan mangrove Desa Simandulang, Kecamatan Kualuh Leidong, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, Kamis 14 Desember 2023. Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Bahagia Giat Bersama melakukan pelestarian mangrove seluas 25 hektare untuk mempertahankan fungsi ekosistem mangrove Indonesia diakui dunia sebagai upaya mitigasi perubahan iklim, perlindungan kawasan pesisir, pencegahan abrasi dan tempat hidup  biota laut serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat .ANTARA FOTO/Yudi/wpa.
Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.


Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

16 hari lalu

Sejumlah kendaraan bermotor melintas di Jalan KH Abdullah Syafei, Kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Jumat, 15 Juli 2022. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan kendaraan bermotor menyumbang 47 persen emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Ibu Kota sehingga akan dilakukan pembatasan lalu lintas kendaraan.  TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

17 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.