TEMPO.CO, Palembang - Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) bagian barat tercatat sebagai daerah paling kering. Hal ini tampak dalam monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) hingga 20 September 2023.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan Wandayantolis mengatakan kondisi ini menunjukkan kekeringan meteorologis pada wilayah tersebut telah mencapai kekeringan hidrologis. Hal ini dapat diamati pada menurunnya tinggi air permukaan dan muka air pada sungai ataupun rawa yang ada.
"Curah hujan yang terjadi di Sumatera Selatan selama beberapa hari terakhir belum jatuh secara merata pada wilayah tersebut atau belum sampai membasahi lahan-lahan yang kering," kata Wanda, Jumat, 22 September 2023.
Terdapat peluang hujan 10 hari ke depan namun dengan intensitas masih rendah dan belum merata. Keadaan ini tentunya masih menyebabkan tingginya potensi tingkat kebakaran pada wilayah tersebut.
"Hal ini juga masih akan meningkatkan penurunan kualitas udara dengan penyebaran asap yang bersumber dari karhutla," kata Wanda.
Arah angin yang berhembus dari Timur-Tenggara akan membawa penyebaran asap ke arah utara yang meliputi wilayah Palembang hingga Musi Banyuasin.
Menyikapi hal tersebut, pihaknya mengimbau masyarakat agar menghindari berbagai kegiatan yang dapat memicu terbakarnya lahan di lingkungannya. Tingkat polusi partikulat yang masuk ke udara karena adanya asap perlu diantisipasi dengan penggunaan masker dan juga kacamata pelindung mata jika beraktivitas di luar ruangan.
Masyarakat juga diharapkan untuk mengakses informasi resmi dan mengikuti himbauan dari pemerintah setempat.
Pilihan Editor: Kekeringan di Bali Meluas dari 14 Jadi 15 Kecamatan, Dampak 80 Hari Tiada Hujan