TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) 114 Jakarta Dwi Priyo Eko S tengah mempertimbangkan usulan dari masyarakat untuk melarang pelajar membawa telepon seluler atau ponsel ke kelas. Hal ini menyusul peristiwa perbuatan iseng atau prank bom yang melibatkan siswa SMA.
"Ini karena pelajar SMA masih rentan terhanyut dalam derasnya arus informasi serta belum dewasa dalam menyikapi fenomena pergaulan," kata Dwi, Kamis, 2 November 2023.
Menurut Dwi, usia pelajar SMA masih terlalu dini dan dalam proses pencarian identitas sehingga gampang terpengaruh oleh hal-hal di luar dirinya. Mereka juga dinilai belum bisa memandang apakah itu negatif atau melanggar norma sosial dan hukum.
Lima siswa SMA di Cilincing Jakarta Utara sebelumnya diperiksa oleh polisi karena melakukan perbuatan iseng berupa membuat unggahan iseng ancaman bom di media sosial hingga meneror salah satu pusat perbelanjaan di wilayah Koja. Lima siswa itu adalah FA, H, RF, KH dan seorang pelajar wanita berinisial SAL.
Menggunakan profil teroris yang tewas pada 2009, Noordin M Top, pelajar kelas XI berinisial FA mengirimkan pesan ancaman ke akun salah satu mal di Koja, Jakarta Utara. Kepala Polsek Komisaris Muhammad Syahroni mengatakan teror tersebut merupakan sebuah candaan atau prank di antara para siswa SMA yang terlibat.
Dwi pun mengimbau orang tua dari lima pelajar yang hadir di Polsek Koja untuk mendukung larangan siswa SMA Negeri 114 Jakarta membawa ponsel di kelas. "Latar belakang kami, sebagai pendidik, tentunya akan sangat senang jika orang tua ikut dalam program pendidikan yang kami lakukan di sekolah," kata dia.
Sementara itu, Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Utara mengajak pihak terkait agar mencermati kasus pelajar iseng di media sosial itu sebagai pembelajaran. Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Utara Purwanto mengatakan pihaknya saat ini tengah membangun gerakan kolaborasi mengajar di Jakarta Utara.
Gerakan kolaborasi itu juga diikuti oleh Kepolisian, Kejaksaan Negeri dan Pemerintah Kota Jakarta Utara. "Kami berkolaborasi dengan Polda Metro Jaya untuk membuat namanya Polisi Mengajar setiap Senin ke sekolah-sekolah. Kemudian bersama kejaksaan, juga ada program Jaksa Masuk Sekolah," kata Purwanto.
Pilihan Editor: 50 SMA Terbaik di Jabodetabek Menurut Hasil UTBK 2022