Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Emisi CO2 Sistem Pangan Peternakan Jadi Sorotan COP28 di Dubai

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Knickers bersama kawanan sapi ternak lain di peternakan Lake Preston, Australia.[ABC South West/Jacqueline Lynch]
Knickers bersama kawanan sapi ternak lain di peternakan Lake Preston, Australia.[ABC South West/Jacqueline Lynch]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Membatasi industri peternakan harus memainkan peran penting dalam upaya mengurangi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan iklim. Pernyataan ini datang dari sebuah badan amal lingkungan pada hari Rabu, 29 November 2023. Emisi “sistem pangan” akan muncul sebagai fokus utama pembicaraan iklim COP28 di Dubai yang dimulai pada hari Kamis, 30 November 2023, besok.

Peternakan bertanggung jawab atas setidaknya 11% emisi global, menurut penelitian yang diterbitkan pada hari Rabu oleh World Animal Protection. Badan amal ini mengatakan sekitar 70% dari 80 miliar hewan yang dipelihara setiap tahun untuk dijadikan makanan disimpan dalam sistem pabrik peternakan, sehingga menyumbang 6,2 miliar metrik ton emisi CO2 setiap tahunnya.

Kepresidenan COP28 Uni Emirat Arab telah mendesak negara-negara untuk menandatangani “deklarasi para pemimpin” yang berkomitmen untuk menyelaraskan produksi pangan dengan sasaran emisi yang lebih luas. Mereka juga mempelopori inisiatif untuk mempromosikan inovasi pertanian.

“Hal yang sangat menarik tentang COP ini adalah bahwa deklarasi para pemimpin tersebut mengikat negara-negara yang menandatanganinya untuk memasukkan sistem pangan ke dalam kontribusi yang ditentukan secara nasional dan rencana adaptasi nasional mereka,” kata David Garrahy, manajer urusan eksternal di World Animal Protection.

Sistem pangan secara keseluruhan menyumbang sekitar sepertiga gas rumah kaca global, dan peternakan bertanggung jawab atas seperlimanya, katanya.

Dengan menganalisis lebih dari 400 studi atribusi, badan amal tersebut mengatakan bahwa pabrik peternakan di wilayah utara saja bertanggung jawab atas kerusakan senilai $8 miliar yang disebabkan oleh cuaca ekstrem baru-baru ini di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.

Mereka menyerukan moratorium 10 tahun terhadap pabrik peternakan baru dan mendesak negara-negara untuk mengalihkan subsidi ke peternakan yang lebih berkelanjutan dan produksi pangan nabati. Dikatakan juga bahwa konglomerat industri pertanian besar harus berkontribusi lebih besar terhadap dana kerugian dan kerusakan iklim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

COP28 akan menggelar Paviliun "Food4Climate" serta "Hari Pangan" untuk menyoroti peran produksi pangan dalam pemanasan global, penggundulan hutan, dan perusakan habitat.

Garrahy mengatakan beberapa orang mencap makanan sebagai pengalih perhatian dari tugas utama mengatasi bahan bakar fosil. Namun sistem pangan menyumbang sekitar 15% dari konsumsi bahan bakar fosil global.

“Saya rasa kita tidak bisa mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil tanpa mengatasi sistem pangan. Kami tidak menerima bahwa ini adalah taktik pengalihan. Hal ini merupakan inti dari Perjanjian Paris.”

Pilihan Editor: Unpad dan Beam Mobility Siapkan 500 Sepeda Listrik, Ngebut Maksimal 25 Km per Jam

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

2 hari lalu

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

Ceria menegaskan komitmennya dalam mendukung industri nikel berkelanjutan dan memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global baterai EV.


IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

2 hari lalu

Suasana konferensi pers penyelenggaraan IPA Convex
IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.


5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

2 hari lalu

Koalisi dari organisasi masyarakat sipil dari Greenpeace Indonesia, Enter Nusantara, dan Market Forces menggelar aksi bersepeda di Car Free Day Jakarta pada Minggu, 5 Mei 2024. Dalam aksi ini mereka meminta agar perbankan berhenti berinvestasi terhadap energi kotor dan beralih ke energi terbarukan. Dok: Istimewa
5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.


Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

2 hari lalu

Suasana penjualan sepatu Bata di Pasar Baru, Jakarta, Senin 6 April 2024. BATA mengalami lonjakan peningkatan rugi bersih hingga 79,65 persen YoY menjadi Rp190,29 miliar pada 2023, dari tahun sebelumnya Rp105,92 miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

Kementerian Perindustrian mengaku belum mengetahui penyebab tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat.


Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

3 hari lalu

Sejumlah pekerja membuat sepatu di pabrik Sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri.


Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

3 hari lalu

Sejumlah pekerja membuat sepatu di pabrik Sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.


Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

4 hari lalu

Sejumlah pekerja membuat sepatu di pabrik Sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.


Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

6 hari lalu

Nikita Willy dan Indra Priawan berpose dengan latar Museum of The Future Dubai (Dok. DET)
Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

Nikita Willy dan Indra Priawan menjelajahi kekayaan budaya Emirati hingga menjajal Edge Walk dalam kampanye baru pariwisata Dubai.


6 Tempat Wisata Gratis di Dubai, dari Kawasan Bersejarah hingga Danau di Tengah Gurun

7 hari lalu

Suasana pertunjukan air mancur baru dalam upaya memecahkan Rekor Dunia Guinness untuk air mancur terbesar di Palm Jumeirah di Dubai, Uni Emirat Arab, 22 Oktober 2020. The Palm Fountain dinobatkan sebagai pemegang Rekor Dunia Guinness untuk air mancur terbesar di dunia. REUTERS/Ahmed Jadallah
6 Tempat Wisata Gratis di Dubai, dari Kawasan Bersejarah hingga Danau di Tengah Gurun

Dubai memiliki banyak pilihan untuk backpacker atau wisatawan dengan budget terbatas. Bahkan, banyak spot turis yang bisa dinikmati secara gratis.


Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

7 hari lalu

Deretan foto para pendiri Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai, 20 Maret 2023. TEMPO/Mila Novita)
Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

Bentuk bangunan Etihad Museum di Dubai ini unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE