TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) atau Kagama bersiap menghelat tradisi tahunan Nitilaku. Nitilaku 2023 mengambil tema Kenduri Kebangsaan Merajut Tenun Ke-Indonesiaan yang rangkaiannya dimulai pada 9 November hingga 17 Desember 2023.
"Sejak 2012, Nitilaku dipahami sebagai kegiatan kultural historis dalam bentuk pawai sebagai simbol sejarah berdirinya Universitas Gadjah Mada," kata Ketua Panitia Kerja Nitilaku, Ahmad Yuana Putra dalam keterangan pers, Kamis, 14 Desember 2023.
Pada 11 tahun silam, Nitilaku diiisi pawai budaya para alumni UGM dari Siti Hinggil Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju UGM di Bulaksumur. Namun sering perjalanan waktu, Nitilaku telah bertransformasi menjadi peristiwa budaya yang terus mensinergikan potensi UGM, masyarakat, komunitas, swasta dan pemerintah dengan menonjolkan unsur-unsur sejarah perjuangan dan kebangsaan.
"Saat ini Nitilaku juga bisa dimaknai sebagai perjalanan pengetahuan yang dicapai alumni Gadjah Mada yang penting untuk diapresiasi," kata Yuana. "Peran alumni UGM di masyarakat sangat banyak dan sering luput dari pengamatan, maka momentum Nitilaku merupakan saat yang tepat untuk memberi apresiasi dan mendorong peran alumni lain untuk mengambil peran Migunani Tumraping Liyan (berguna bagi masyarakat)."
Adapun tajuk Nitilaku yang mengusung Kenduri Kebangsaan menjadi sebuah upaya untuk menjaga hubungan baik dengan Sang Pemilik Alam Semesta, memohon keselamatan. "Agar kita dijauhkan dari bencana dan segala keburukan yang bakal menimpa karena kealpaan manusia, sekaligus sebagai ruang kesadaran bersama untuk terus menjaga silaturahmi dengan sesama anak bangsa," kata Yuana. "Alumni UGM pun sudah seharusnya mengambil peran untuk Merajut Tenun Ke-Indonesiaan, terus menebarkan energi kebaikan kepada sesama, dengan menghindarkan diri dari sikap jumawa."
Sejumlah acara dirancang masuk dalam rangkaian agenda Nitilaku 2023. Rangkaian acara yang diadakan oleh Nitilaku 2023 dibagi menjadi Pre Event yang sudah dilaksanakan sejak November lalu, yaitu lomba fotografi, webinar/sarasehan, dan aksi menanam pohon.
Ada juga parallel event, yaitu instalasi seni, pasar kangen dan pasar UMKM, panggung kesenian "Tumpeng Kebangsaan" serta Highlight Event yang terdiri dari Alumni Mengabdi Awards, Rakernas Kagama, Kenduri Kebangsaan "Doa Lintas Agama untuk Bangsa" dan Kirab Budaya Nitilaku.
Agenda dari rangkaian Nitilaku 2023 ini akan terselenggara di beberapa lokasi, yaitu Balai Senat, Grha Sabha Pramana, Lapangan Pancasila, Balairung UGM dan Wisma KAGAMA.
Adapun rangkaian aksi menanam pohon dilaksanakan di 12 lokasi, diantaranya Sulawesi
Selatan (Aeng Batu-Batu), Bali (Teluk Benoa), Kalimatan Barat, Sulawesi Tenggara, Jawa
Tengah (Semarang), Riau, Bengkulu (Kawasan Hutan Lindung Bukit Daun reg 5), Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Jawa Barat, Lampung, Nusa Tenggara Timur.
Nitilaku 2023 sendiri memliki tujuan untuk meningkatkan peran dan fungsi pertunjukan seni dan budaya dalam memperingati Dies Natalis UGM. Selain itu, memberdayakan sumber daya UGM dan KAGAMA secara lebih luas dan berkesinambungan, memberikan ruang bagi sivitas akademika UGM untuk berkontribusi nyata dalam pengembangan budaya dan seni, serta apresiasi pencapaian civitas UGM beserta alumninya dalam berkontribusi bagi bangsa Indonesia dan kemanusiaan. Nitilaku 2023 juga memberi wadah bagi masyarakat yang semakin demokratis dan kreatif dalam aktualisasi ekspresi seni dan budaya.
"Acara ini juga bertujuan untuk menggali potensi, memelihara, mengembangkan seni budaya masyarakat, baik berskala lokal, nasional maupun internasional, serta penggunaan teknologi digital," kata Yuana.
Pilihan Editor: Jadi Kampus Terbanyak yang Cetak Profesor Baru, UGM Telurkan 101 Guru Besar Selama 2023