TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 600 ribu hektare lahan terbakar sepanjang tahun 2023. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengatakan salah satu penyebab kebakaran akibat fenomena El Nino. El Nino terjadi setiap empat tahun, periode terakhir pada 2019 dan 2023.
Kepala BNPB, Suharyanto menjelaskan El Nino menyebabkan cuaca kering dan terjadi peningkatan suhu. Hal tersebut membuat banyak titik api muncul di wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Kendati demikian, ia mengaku bahwa penanganan karhutla di 2023 lebih baik dibanding tahun 2015.
Berdasarkan data yang dihimpun Tempo, pada periode El Nino di 2015 sebanyak 2,61 juta hektare lahan terbakar. Lalu di periode selanjutnya pada 2019, sebanyak 1,65 juta hektare lahan juga terbakar. Terakhir di 2023, mengalami penurunan menjadi 600 ribu hektare lahan yang terbakar.
"Bisa dikatakan penanganan karhutla lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," kata Suharyanto saat konferensi pers kaleidoskop peristiwa bencana 2023 dan outlook potensi bencana di 2024, digelar secara daring dan luring di Gedung BNPB, Jakarta pada Jumat, 12 Januari 2024.
Suharyanto menyampaikan, dampak karhutla juga tidak terlalu signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya, selain itu asap yang ditimbulkan juga tidak mengganggu wilayah negara lain.
"Alhamdulilah tidak ada protes dari negara tetangga akibat asap. Lalu penanganan karhutla juga lebih modern dengan teknologi modifikasi cuaca," ujar Suharyanto.
Terjadinya penurunan yang signifikan terhadap luas lahan dan dampak karhutla di Indonesia bukan tanpa sebab. Suharyanto menilai bahwa pihaknya sudah belajar dari kejadian di masa lampau, tentang cara yang efektif untuk mengurangi dampak bencana.
Salah satu perbedaan yang mendasar dari penanganan karhutla di tahun 2023 adalah mitigasi dan analisis yang mendalam terkait risiko bencana.
"Jadi sebelum api membesar dan menimbulkan dampak kebakaran lebih luas, kami mengerahkan satuan tugas darat untuk penanganan awal, jadi tidak perlu lagi menunggu jalur udara untuk pemadaman," ucap Suharyanto.
Suharyanto turut mendapat pengalaman unik dan aneh di tahun 2023, perihal kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di 16 lokasi yang berbeda. Fenomena tersebut adalah hal yang baru menurut Suharyanto, terjadi pada Juni hingga Oktober 2023 di Indonesia.
Pelbagai kejadian karhutla di tahun 2023 dikatakan Suharyanto bisa menjadi bahan dan data awal untuk menghadapi potensi bencana serupa di tahun 2024.
Walau tidak ada yang mengharapkan terjadinya bencana, namun Suharyanto menilai wajib untuk dijadikan sebagai pedoman, supaya risiko yang ditimbulkan tidak terlalu tinggi.
Pilihan Editor: Unpad Pastikan Tak Ada Kenaikan UKT Tahun Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.