Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tambang Meleduk di Bukit Bual

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Sawahlunto: Geliat penambangan batu bara di bawah bumi Sawahlunto terhenti sejenak. Mereka tidak menyangka bencana bisa terjadi dalam skala yang cukup besar: 31 orang terperangkap dan tewas.

Sebuah ledakan dalam perut tambang bisa dipastikan telah terjadi. Yang belum diketahui adalah pemicunya. "Ini kebetulan saja korbannya banyak, jadi mereka lapor," kata Ketua Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Sumatera Barat Ade Edward. "Biasanya setiap bulan ada satu sampai tiga orang yang tewas, didiamkan saja, kadang langsung dikubur di situ sama-teman-temannya, yang luka-luka diobati sendiri."

Ade yang juga seorang geolog menyatakan tambang terutama yang liar di Bukit Bual di perbatasan Sawahlunto dan Sinjujung, Sumatera Barat, berisiko sangat tinggi. Ade menyebut minimnya alat yang digunakan para penambang, padahal yang dikerjakan adalah tambang dalam, dengan lorong-lorongnya yang menerobos hingga 100 meter ke dalam bumi. "Sudah lebih dari 1.000 penambang tewas di Sawahlunto dan Sinjujung," katanya.

Sampai saat ini ada tiga kemungkinan sumber percikan api dalam perut bukit yang jenuh metana yang masih diteliti tim inspektorat tambang dan mineral dari Direktorat Pertambangan. Ketiganya adalah hubungan arus pendek pada set generator dalam lubang, gesekan lori atau alat tambang, dan pekerja yang merokok dalam lubang tambang.

Kemungkinan ketiga kedengarannya sangat muskil, mengingat dunia pertambangan dalam tanah yang identik dengan pelepasan konsentrasi gas metana--terlebih pada akhir tahun lalu operator tambang sudah diperingatkan dan diminta berhenti beroperasi karena konsentrasi gas itu kedapatan sangat tinggi, sampai 2 persen volume udara (batas ambang keselamatan kerja yang menetapkannya hanya 0,25 persen volume udara).

Tapi, tidak ditemukannya kepedulian perusahaan operator tambang untuk memasang rambu-rambu pengingat para pekerjanya agar tidak lalai, bahkan juga tanpa helm dan masker, membuat tim direktorat ikut memperhitungkan faktor rokok. "Kami tidak bisa mengetahui secara pasti karena semua penambang yang di dalam lubang tewas," kata Kepala Dinas Pertambangan, Industri, Perdagangan dan Koperasi Sawahlunto, Syafriwal, "Mereka mungkin saja bisa bebas merokok di dalam, padahal metananya tinggi."

Jangankan merokok, kebiasaan asal menyalakan listrik dan menghidupkan generator dalam tambang pun sudah dinilai Ade mengangkangi sangat berani prosedur pertambangan. Seperti yang terbukti Selasa lalu, Ade mengatakan, "Sedikit saja percikan api, lubang tambang itu bisa meledak."

Metana sesungguhnya adalah gas paling berbahaya yang ditemui dalam dunia tambang bawah tanah. Gas ini bukan cuma mudah sekali terbakar dan meledak ketika bercampur dengan udara, tapi juga bersifat asphyxiant alias menyingkirkan oksigen dan menghasilkan efek mencekik di saluran pernapasan. Reputasi efek-efeknya itu sudah diakui secara internasional karena telah menyebabkan kematian puluhan ribu penambang batu bara di dunia mulai dari Kanada, Cina, Jepang, Polandia, Rusia, Inggris, sampai Amerika Serikat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kehadiran gas metana tidak bisa ditolak para penambang. Ketika bumi digali, dikelupas, dan batu bara terungkap, saat itulah serat atau pori tempat mereka selama ini bersemayam menjadi terbuka. Proses pembentukan metana memang terjadi mengiringi pembentukan batu bara yang berasal dari tumbuhan dan material organik lainnya yang mati dan meluruh lalu terpendam dalam tanah selama jutaan tahun.

Tidak ada yang bisa dilakukan selain mendeteksi kantong-kantong gas tak berbau dan tak berwarna ini lalu menyingkirkannya cepat-cepat dari lorong-lorong tambang--kalau memang tidak bisa mengekstrak dan memanfaatkannya. Di Bukit Bual, Syafriwal mengakui, ventilasi digunakan untuk mengencerkan konsentrasi gas metana. Cuma, jumlahnya sangat tidak memadai untuk total lima lubang tambang yang menjaring paling jauh sekitar 200 meter dan paling dalam turun 80-100 meter di dalam perut bukit itu.

Kondisi itu sudah ditemui dalam penelitian akhir tahun lalu. "Blower tidak cukup memasok udara untuk mencairkan konsentrasi gas metana di dalam, tidak cukup untuk 40 pekerja tambang di dalamnya," kata Syafriwal. Dia pun menambahkan, ledakan sangat masuk akal terjadi.

Hasil studi yang dilakukan Institut Kesehatan dan Keselamatan Pekerjaan Nasional Amerika Serikat memberi catatan kalau ventilasi saja kadang juga tidak cukup apabila konsentrasi metana terlalu tinggi. Untuk kasus-kasus seperti itu, perlu metode yang disebut degasifikasi dan gob gas borehole untuk mendrainasekan metana sebelum penambangan dilakukan.

Konsentrasi tinggi yang dimaksud tak perlu menunggu sampai dua persen, seperti yang ditemukan di Bukit Bual yang akhirnya membuatnya meleduk. Standar yang berlaku di Amerika menetapkan apabila konsentrasi metana sudah mencapai 1 persen atau lebih, para penambang harus segera mematikan seluruh alat-alat listrik dan perlengkapan mekanis lainnya.

WURAGIL | FEBRIANTI (SAWAHLUNTO)

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

22 hari lalu

Mantan Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA) Tbk periode 2011-2016 Milawarma (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani sidang tuntutan kasus dugaan tindak pidana korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS) di Pengadilan Tipikor PN Palembang Klas 1A khusus, Sumatera Selatan, Senin, 1 April 2024.  Milawarna divonis bebas dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS) oleh PT Bukit Asam Tbk melalui PT Bukit Asam Investama (BMI) yang merupakan anak usaha PT Bukit Asam Tbk. ANTARA/Nova Wahyudi
Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk periode 2011-2016 Milawarman divonis bebas dalam kasus dugaan korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS).


Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

36 hari lalu

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat merespon soal namanya muncul sebagai kandidat Ketum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 13 Juli 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

Pusat Studi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Pusesda) menolak rencana Bahlil membagikan izin usaha pertambangan (IUP) ke organisasi kemasyarakatan.


Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

37 hari lalu

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 24 Mei 2023. Rapat tersebut membahas penjelasan terkait perpanjangan izin ekspor tembaga, timah, bauksit, dan mineral lainnya, rencana mitigasi dampak pelarangan ekspor mineral, blueprint pengembangan ekosistem industri pengolahan mineral. TEMPO/M Taufan Rengganis
Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah mencabut 2.051 Izin Usaha Pertambangan (IUP) sejak 2022.


Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

45 hari lalu

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis 22 Februari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 turun jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

Neraca dagang antara Indonesia dan Vietnam mencapai USD 12,84 Miliar sepanjang 2024 lalu.


Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

48 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Simbara menaikan penerimaan pajak batu bara.


Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

57 hari lalu

PLTU Suralaya, Cilegon, Banten. TEMPO/Dasril Roszandi
Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).


Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida secara resmi membuka KTT Peringatan 50 Tahun Kemitraan ASEAN-Jepang di Tokyo, Minggu (17/12).
Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.


Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

16 Februari 2024

Ilustrasi Batu Bara. shutterstock.com
Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

Sepanjang Januari 2024, nilai ekspor batu bara tercatat US$ 2,41 miliar, turun dari bulan sebelumnya US$ 3 miliar.


Selain Nonton Dirty Vote, Tonton Juga Sexy Killers yang Rilis Sebelum Pemilu 2019

12 Februari 2024

Sexy Killers. youtube.com
Selain Nonton Dirty Vote, Tonton Juga Sexy Killers yang Rilis Sebelum Pemilu 2019

Sebelum Dirty Vote, Dandhy Laksono Lebih Dahulu menggarap Sexy Killers yang tayang ketika masa tenang Pemilu 2019. Dengan kisah berbeda, Sexy Killers lebih membahas persoalan lingkungan di Indonesia.


Tom Lembong Ingatkan Luhut soal Harga Nikel: Hati-hati Berbicara Terlalu Dini

10 Februari 2024

Thomas Lembong dan  Luhut Binsar Pandjaitan. ANTARA
Tom Lembong Ingatkan Luhut soal Harga Nikel: Hati-hati Berbicara Terlalu Dini

Co-captain Timnas AMIN Tom Lembong angkat bicara soal pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengenai harga nikel.