TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Oktober 2022 lalu, barisan drone perahu kamikaze yang dikendalikan militer Ukraina telah mengganggu kekuatan invasi Rusia yang datang dari arah Laut Hitam. Drone-drone atau Unmanned Surface Vessels (USV) itu mampu meledakkan beberapa kapal yang sedang sandar di pelabuhan di Krimea ataupun di Novorossiysk yang termasuk wilayah Rusia.
Terkini, drone perahu dengan misi kamikaze itu malah berhasil menenggelamkan sebuah kapal perang Rusia di luar area pelabuhan. Korban pertamanya itu adalah kapal perang R-334 Ivanovets, sebuah korvet jenis Tarantula-III.
Video berdurasi 128 detik yang dibagikan Group 13, unit drone di Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina Ukraina (GUR), menunjukkan korvet itu diserbu beberapa USV sekaligus dekat Danau Donuzlav di Krimea pada Rabu malam waktu setempat, 31 Januari 2024.
Video juga menunjukkan kapal perang kecil itu menghujani drone-drone yang datang kepadanya itu dengan tembakan autocannon 30-milimeter miliknya, yang tampak dari jejak jatuh peluru-pelurunya di muka air di sekitar drone.
Komandan GUR, Letnan Jenderal Kyrylo Budanov menyatakan ada sebanyak enam Maritime Autonomous Guard Unmanned Robotic Apparatus (Magura V5) yang menyergap Ivanovets. Dia menyebutnya sebagai serbuan ke Danau Donuzlav. "Hasilnya, kapal perang itu terjungkal ke belakang dan tenggelam," katanya pada 1 Februari 2024.
Profil USV Magura V5
Magura V5 memiliki panjang sekitar 5,5 meter. Ini adalah drone perahu Ukraina generasi terbaru dengan jarak jangkauan maksimum 805 kilometer dan kapasitas hulu ledak seberat 200 kilogram.
Titik serangan pada malam terakhir pada bulan Januari itu sendiri berjarak lebih dari 209 kilometer dari pelabuhan Ukraina yang terdekat. Meski jarak sejauh itu masih dalam daya jangkaunya, Magura V5 juga mungkin untuk diluncurkan dari 'kapal induknya. Budanov menolak memberikan keterangan rinci perihal titik luncur saat serangan dilakukan.
Drone perahu Ukraina MaguraV5. gadget.com
Magura V5 dikendalikan dari jarak jauh oleh sebuah datalink satelit yang terenkripsi, yang digunakannya untuk memancarkan kembali videofeed thermal. Drone ini dapat berakselerasi sampai 48 mil per jam ketika penyerbuan dilakukan, atau dua kali lipat kecepatan jelajahnya.
Penyerbuan di Danau Donuzlav
Dari serangkaian video hitam-putih yang dikirimnya dari lokasi penyerbuan pada 31 Januari lalu, drone pertama tampak mendekati Ivanovets dari arah belakang. Ini terjadi karena kapten kapal Ivanovets berusaha mempercepat laju menghindari drone itu dan menjadikan bagian belakang kapal yang diisi meriam AK-630 menyalak, memuntahkan pelurunya.
Jenis meriam itu bisa dipandu radar tapi sepertinya Magura V5 telah mengganggu sistem palacakan oleh radar itu.
Rekaman video dari drone yang berbeda mengungkap sebuah ledakan besar dan sebuah lubang menganga di sisi samping korvet. Drone kedua lalu menabrakkan diri di bagian belakang kapal, sebelum datang yang lain mengarah ke lubang menganga di samping atau sisi lambung tersebut.
Akhirnya, sebuah ledakan atau kebakaran di kapal kelihatannya menyebabkan dua dari rudal P-270 di sisi kapal--masing-masing seberat 2,25 ton--terpicu. Yang terlihat kemudian adalah bagian lambung kapal ke arah depan terangkat dari permukaan laut seiring korvet itu tenggelam ditelan Laut Hitam.
Kapal Perang Korvet Rusia. FOTO/X
Korvet jenis Tarantula memiliki tiga rakit di bagian belakang kapal dan dua lainnya di bagian lambung untuk kebutuhan penyelamatan darurat. Tapi, Budanov mengindikasikan kalau tidak ada kru dan awak kapal yang bisa diselamatkan dari serangan itu.
Pernyataan Rusia
Meski begitu, sumber-sumber media di Rusia pada Jumat lalu mengklaim kalau seluruh 32 kru dan awak korvet Tarantula berhasil diselamatkan. Hanya satu orang yang harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Versi Rusia pula, Tarantula diserang tiga drone perahu antara pukul 3:42 dan 3:47 dinihari. Penyergapan terjadi 5,6 mil sebelah barat mulut teluk dekat Okunivka. Perintah meninggalkan kapal perang itu dikeluarkan pukul 4 dan Ivanovets pun tenggelam 46 menit kemudian.
POPULAR MECHANICS, TWZ
Pilihan Editor: Hilang di Pencarian YouTube, Akun Film Dirty Vote Masih Bisa Diakses
