TEMPO.CO, Demak - Sekolah Dasar Negeri Gajah I di Demak, Jawa Tengah, telah menerapkan belajar dalam jaringan atau online sejak Senin, 12 Februari 2024. Sebabnya, ruang-ruang kelas di sekolah tersebut ditempati ratusan pengungsi korban banjir dari sejumlah desa.
"Kegiatan belajar mengajar sejak kemarin beralih ke daring. Memang kurang efektif tapi ini karena darurat," ujar Kepala SDN Gajah I, Mariyati Puji Astuti, pada Selasa 13 Februari 2024.
Mariyati mengatakan, ada 134 orang yang mengungsi di SDN Gajah I. Mereka terdiri dari orang dewasa, anak-anak, hingga wanita hamil. Adapun alih fungsi menjadi lokasi pengungsian dilakoni sekolah itu sejak dua hari terakhir. "Untuk warga yang baru terdampak," katanya.
Menurut dia, warga yang mengungsi di SDN Gajah I berasal dari empat desa terdampak banjir. Selain di gedung sekolah, para pengungsi tersebut tersebar di balai desa, masjid, rumah warga, dan fasilitas umum lain.
Salah seorang pengungsi di SDN Gajah I adalah Ati Wahyuni, 28 tahun. Warga Desa Cangkring Rembang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, itu tengah hamil lima bulan. Sebelumnya, dia mengungsi ke rumah kerabatnya di Desa Kedondong. Namun, sejak Senin lalu dia pindah di Sekolah Dasar Negeri Gajah I.
"Khawatir terkena imbas banjir lagi. Soalnya desa di sampingnya sudah terendam," ujar Ati menunjuk kepada banjir yang masih meluas.
Banjir luapan Sungai Wulan merendam puluhan desa di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak. Hingga kini Jalur Pantai Utara atau Pantura Demak-Kudus juga lumpuh. Sejumlah kendaraan bermotor masih terjebak dalam banjir di lokasi itu dan belum bisa dievakuasi. Banjir juga merendam permukiman dan lahan pertanian milik warga.
Pilihan Editor: Penyerbuan di Danau Donuzlav, Ketika Kawanan Drone Perahu Ukraina Tenggelamkan Korvet Rusia