Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tim Peneliti Gunung Padang Pertanyakan Major Error Penyebab Publikasi di Jurnal Dicabut

image-gnews
Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Artikel ilmiah berjudul “Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia” di jurnal Archaeological Prospection ditarik kembali oleh penerbit John  Wiley & Sons,  Ltd. Pada laman resmi Wiley Online Library, yang merupakan basisdata milik penerbit itu, artikel ilmiah Gunung Padang hasil riset Danny Hilman Natawidjaja dkk tersebut disematkan kata 'Retracted' atau dicabut.

“Dilakukan dua hari lalu, tapi artikelnya masih bisa diakses,” kata Danny Hilman yang menjadi ketua tim penelitian di Gunung Padang itu saat dihubungi, Kamis 21 Maret 2024. 

Menurut Danny, tim menyatakan penarikan kembali makalah mereka sebagai tindakan yang salah. “Karena tidak berdasarkan alasan yang jelas,” ujarnya lagi.

Sejak awal berkorespondensi terkait rencana penarikan kembali laporan yang sempat sudah diterbitkan pada Oktober lalu itu, tim riset berkali-kali menanyakan soal kesalahan besar atau major error yang disebut pihak penerbit. Disebutkan, Wiley Online Library tetap tak memberikan penjelasan.

“Tunjukkan dong major error-nya apa, karena kita nggak ngerti," kata Danny mengungkap komunikasi dengan penerbit jurnal. Tapi tetap tak ada penjelasan tambahan yang diberikan. "Mereka tetap ingin retract,” kata ahli paleotsunami dari BRIN ini.

Tim menilai pihak penerbit tidak menghargai diskusi ilmiah. Seharusnya, menurut tim, ketika ada sekelompok orang menganggap penelitian mereka tidak benar, seharusnya publikasi tidak perlu ditarik. Pihak yang menolak bisa membuat artikel atau ulasan.

“Intinya kalau dalam dunia ilmu pengetahuan ya diskusi ilmiah perlu diteruskan. Ini kan riset kami seperti dikubur, dipetieskan,” ujar Danny. Penarikan kembali publikasi ilmiah itu diakunya jadi menyulitkan tim riset untuk melanjutkan penelitian. 

Publikasi Seumur Jagung dan Debat Major Error

Artikel ilmiah berjudul “Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia” diterbitkan di jurnal Archaeological Prospection tepatnya pada 20 Oktober 2023. Isinya tentang identifikasi fisik Gunung Padang sebagai situs megalitikum di daerah Cianjur, Jawa Barat. 

Makalah yang mengalami dua kali proses revisi dan memakan waktu hingga 9 bulan sebelum diterima dan terbit itu merupakan hasil riset tim selama tiga tahun sejak Oktober 2011 hingga 2014. Selain Danny, tim melibatkan Andang Bachtiar sebagai Ketua Tim Pengeboran, Ketua Tim Seismic Tomografi Bagus Endar B. Nurhandoko, dan Ketua Tim Arkeologi Ali Akbar.

Anggota lainnya yaitu Pon Purajatnika, Mudrik R. Daryono, Dadan D. Wardhana, Andri S. Subandriyo, Andi Krisyunianto, Taqyuddin, Budianto Ontowiryo, dan Yusuf Maulana. Mereka berlatar keilmuan geologi, arkeologi, fisika bumi, arsitektur, geofisika, dan geografi. 

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia

Setelah terbit memang muncul perhatian dari para ahli terkait dengan data dan analisis dalam makalah riset priamida di Gunung Padang. Rangkumannya, mereka menyebut tafsiran penulis soal piramida kuno yang dibangun oleh manusia sekitar 20 ribu tahun lalu itu sebenarnya adalah sisa-sisa gunung berapi alami yang memiliki situs arkeologi di permukaannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai catatan, usia 20 ribu tahun itu menjadikannya piramida tertua di dunia--jauh lebih tua daripada Piramida Giza di Mesir yang berusia sekitar 4.000 tahun.

Sorotan lain tentang interpretasi penulis berdasarkan observasi visual dan serangkaian penanggalan radiokarbon yang diperoleh dari sampel tanah. Pengamatan visual itu dianggap oleh para ahli sebagai imajinatif dan dugaan, dan tanggal radiokarbon dianggap disalahgunakan.

Sampel tanah dinilai tidak mengandung bahan budaya terkait atau tidak ada artefak arkeologi apa pun yang menghubungkannya dengan manusia. Sehingga sampel yang diambil hanya menentukan tanggal bahan alami yang membentuk tanah. Makalah tim dinilai memiliki kesalahan besar (major error).

Tapi, soal major error, Danny Hilman mengatakan biasanya terkait dengan kasus plagiat, memalsukan atau fabrikasi data, mengambil data orang atau institusi tanpa izin, atau mempresentasikan data yang sudah pernah dipublikasi. “Setahu kami tidak pernah ada major error karena ada kesalahan metoda atau interpretasi di makalahnya,” ujar dia.

Namun penerbit Wiley tetap menyelidiki masalah itu sesuai pedoman Komite Etik Publikasi (COPE). Tim penulis diminta menjawab pertanyaan para ahli secara lengkap dan rinci paling lambat pada 12 Desember 2023. Lewat surat balasannya pada 3 Desember, Danny Hilman cs meminta klarifikasi soal investigasi. Tim riset menanyakan apakah kasus ini merupakan kritik pasca publikasi (Post-Publication Critiques), ataukah perselisihan ilmiah. 

Dari surat balasan 5 Desember, tim riset mendapat kepastian bahwa investigasi tidak memiliki bukti pelanggaran etika atau masalah etika terkait dengan proses publikasi. Kasus penyelidikan terkait pendapat para ahli bahwa makalah memiliki kesalahan besar berdasarkan empat poin antara lain pengamatan visual dianggap sebagai imajinasi dan dugaa.

Lainnya adalah penanggalan radiokarbon dianggap disalahgunakan, sampel tanah tidak mengandung bahan budaya terkait sehingga penanggalan hanya menentukan umur bahan alami yang membentuk tanah. Kemudian penanggalan itu pun disangsikan akurasinya karena dinilai sulit untuk ditentukan. 

Danny Hilman mengungkap kalau tim merasakan kejanggalan soal investigasi makalah riset paramida Gunung Padang. Alasannya menurut Danny, tanpa alasan ilmiah yang jelas dari pihak editor jurnal maupun para ahli yang mengkritik, mereka menilai makalah punya major error. Kemudian rencana penarikan atau retraction makalah disampaikan 4 Januari 2024. 

CATATAN:

Artikel ini telah diubah pada Jumat, 22 Maret 2024, pukul 10.51 WIB, untuk menambahkan penjelasan nama penerbit di alinea pertama. Terima kasih. 

Pilihan Editor: Viral Peta Selat Muria dan Data Hujan di Balik Banjir Demak-Jepara

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

11 jam lalu

BRIN mengembangkan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres. Dok. Humas  BRIN
BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.


Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo meninjau langsung progres pembangunan Kantor Presiden di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur, Jumat, 1 Maret 2024. Kantor Presiden baru ini diharapkan menjadi ikon Ibu Kota Nusantara, terutama dengan adanya burung Garuda yang menjadi simbol infrastruktur di tengah Kota Nusantara. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.


Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

1 hari lalu

Pengendara kendaraan bermotor berteduh menghindari terik matahari saat melintasi lampu merah Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena gelombang panas di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. TEMPO/Subekti.
Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.


Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

2 hari lalu

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.


DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

2 hari lalu

Petugas melakukan fogging atau pengasapan untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu 9 Maret 2024. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat sejak Januari 2024 hingga Maret 2024 jumlah kasus penyakit DBD sebanyak 7.654 kasus dengan angka kematian mencapai 71 kasus. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.


Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

3 hari lalu

Memprediksi Badai Matahari dalam 24 Jam
Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

Badai matahari memicu paparan elektromagnetik yang mempengaruhi sejumlah alat komunikasi dan navigasi di bumi. Fenomena langka dari siklus surya.


Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

3 hari lalu

Pemetaan secara geologis Sesar gempa Baribis dari Serang di Banten sampai Purwakarta di Jawa Barat melintasi wilayah selatan Jakarta. (ANTARA/HO-BNPB)
Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

Ekspedisi Sesar Baribis akan tersebar ke beberapa titik untuk sosialisasi dan upaya mitigasi bahaya gempa.


Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

4 hari lalu

BNPB memasang rambu peringatan  keberadaan sesar atau patahan di lokasi  Sesar Lembang, utara Bandung, Jumat, 26 April 2019. (Tempo/Anwar Siswadi)
Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang


Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

4 hari lalu

Komplek Situs Candi Muarojambi. TEMPO/Zulkarnain
Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.


Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

5 hari lalu

Tim peneliti di Telkom University Bandung mengembangkan meteran air dengan sistem token. Gambar atas menunjukkan komponen di bagian dalam alat (Dok. Tim)
Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

Alat dan perangkat lunak meteran air bersistem token yang dikembangkan Telkom University direncanakan masuk ke pasaran.