Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

image-gnews
Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Hukum Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Binov Handitya menyebutkan pengelolaan hutan di Indonesia saat ini masih bersifat pengelolaan sumber daya hutan dengan dominasi negara dan berparadigma timber management.

Menurut dia, biasanya model kebijakan seperti ini lebih mengutamakan kebijakan yang berorientasi pada kepentingan negara (state centered forest management policy), dan cenderung mengabaikan basis masyarakat (society-based policy). "Akibatnya, masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya apapun di dalamnya," kata Binov, Rabu, 27 Maret 2024.

Hal itu disampaikannya saat mengupas tentang fenomena deforestasi serta mengulas tentang penyebab deforestasi dan bagaimana kearifan lokal membantu dalam perlindungan hutan dalam kegiatan Legal Research Discussion (LRD) Seri 22 dengan isu hukum “Pengaruh Local Wisdom dalam Efektifitas Kebijakan Perlindungan Hutan”.

Binov membuka wacana dengan memberikan pengantar bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki hamparan hutan yang luas. Hutan di Indonesia diperkirakan mencapai 92 juta hektare yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. Namun, faktanya luas hutan di Indonesia terus menyusut karena aktivitas deforestasi. 

Ia menawarkan solusi untuk mengurangi kegiatan penebangan liar dengan sistem pengelolaan kehutanan yang disesuaikan dengan tata kehidupan masyarakat setempat, dengan memasukkan kearifan lokal (local wisdom).

“Kita tahu bahwa pengelolaan hutan di negara ini dari sudut pandang regulasi dan bahkan dimuat dalam Pasal 33 UUD 45, di mana kekayaan alam dikuasai oleh negara, dalam hal ini adalah kehutanan,“ ujar Binov.

Binov menjelaskan locus risetnya, yaitu di kawasan Blora, di mana terdapat banyak hutan jati. Dahulunya, pada saat pendudukan Belanda, kayu jati menjadi komoditas yang menggantikan hutan heterogen menjadi hutan mono. Selanjutnya Departemen Djawatan Kehutanan Belanda atau Boschwezen mulai mengakuisisi hutan-hutan yang ada di Blora dan kayu-kayu jati tersebut dilelang kepada rakyat Blora. 

Menurut Binov, Boschwezen kemudian menerapkan sistem tanam tumpang sari yang saat itu tidak diterima dengan baik oleh masyarakat. Bahkan di masa itu masyarakat melakukan perlawanan dengan cara menyabotase dengan mematahkan pucuk pohon jati sehingga tidak tumbuh dengan baik. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurutnya, pada locus penelitian tersebut masih banyak terdapat aktivitas deforestasi, di antaranya penebangan liar, pemukiman, pertambangan, pertanian, dan perkebunan.  Binov mengatakan cara untuk mengurangi aktivitas deforestasi dengan memberikan sanksi kepada pelanggar oleh negara, yang bisa berupa sanksi pidana atau kerja sosial. 

Sementara, kearifan lokal (local wisdom) di dalam pengelolaan hutan dapat ditemukan dalam perilaku ekologis masyarakat asli karena telah berada di sekitar hutan berabad-abad lamanya. Menurutnya, masyarakat lokal memiliki cara sendiri dalam memelihara tanah dan sumber daya alam dengan lebih baik. Karena hidup di tempat itu, masyarakat menjadi saksi atas keberadaan alam. Untuk itu, masyarakat lokal diharapkan bisa menjadi agen penjaga utama dalam hal biodiversity dan konservasi hutan.

“Kami telah melakukan riset di masyarakat setempat dengan memberikan kuesioner. Hasilnya adalah dari 50 orang, 34 orang memberikan jawaban bahwa kearifan lokal diperlukan dalam pengelolaan hutan. Lalu 37 orang juga menyatakan bahwa pelestarian hutan sangat penting dilakukan,” ujarnya.

Hasil itu, menurut Binov, menunjukkan bahwa warga lokal mengerti nilai-nilai turun-temurun dalam pengelolaan hutan. Dalam menanggapi ini, diharapkan pemerintah bisa merumuskan kebijakan yang menyertakan kearifan lokal dalam pengelolaan hutan,“ katanya. 

Dalam sesi selanjutnya, Subarudi M. Wood, seorang profesor dari Kelompok Riset Penduduk dan Manajemen SDA, Pusat Riset Kependudukan BRIN, menanggapi hasil riset tersebut. Ia memberi masukan, seperti kebijakan pengelolaan hutan yang tidak mengabaikan masyarakat sekitar hutan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah memberikan areal hutan seluas 12,7 juta ha untuk Social Forestry dan baru tercapai 5,8 juta hektare selama 10 tahun terakhir. 

Di akhir paparannya, Subarudi menyimpulkan, kearifan lokal sangat penting dimasukkan dalam perumusan kebijakan pengelolaan hutan, misalnya dalam memilih sistem pengelolaan kolaboratif atau pemilihan sanksi sosial bagi pelaku pelanggaran kehutanan.

Pilihan Editor: Masuk dalam Daftar, ITB Bantah Terlibat Ferienjob ke Jerman 2023

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

3 jam lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.


Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

8 jam lalu

Pemetaan secara geologis Sesar gempa Baribis dari Serang di Banten sampai Purwakarta di Jawa Barat melintasi wilayah selatan Jakarta. (ANTARA/HO-BNPB)
Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

21 jam lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

1 hari lalu

Hormati hak cipta! TEMPO/Fahmi Ali
Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

1 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

2 hari lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

KPU berjanji mengevaluasi dan memperbaiki Sirekap untuk Pilkada 2024 sesuai dengan putusan MK.


Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

2 hari lalu

Pengunjung mengunjungi lokasi titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 30 Mei 2023. Lokasi titik nol IKN Nusantara itu setiap harinya ramai oleh pengunjung dari berbagai instansi serta organisasi dan kelompok masyarakat yang melakukan kunjungan dan melaksanakan kegiatan di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

Peneliti BRIN menjelaskan hasil penelitian awal potensi sesar aktif yang berada di sekitar Ibu Kota Nusantara.