Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sampah Plastik di Laut, Jenis Jamur Ini Terbukti Mampu Mengurai Polyethylene

image-gnews
Partikel plastik (merah) yang dikolonisasi jamur laut Parengyodontium album. NIOZ
Partikel plastik (merah) yang dikolonisasi jamur laut Parengyodontium album. NIOZ
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Satu jenis jamur yang ditemukan pada sampah plastik yang terapung-apung di Samudera Pasifik Utara yang subtropis memberi harapan solusi atas masalah besar sampah plastik dunia yang bermuara di laut. Dalam eksperimen di laboratorium, Annika Vaksmaa dari Royal Netherlands Institute for Sea Research menunjukkan kalau jamur putih itu dapat mengurai satu dari jenis plastik paling melimpah, polyethylene.

Eksperimen dilakukan dengan kondisi plastik itu yang telah sebelumnya terpapar radiasi ultraviolet (UV), radiasi sama seperti yang datang dari sinar matahari. "Radiasi UV dapat menginduksi modifikasi kimiawi dalam polyethylene yang membuat plastik ini lebih terbuka oleh serangan enzim jamur," kata Vaksmaa yang bersama timnya telah mempublikasi hasil penelitiannya itu dalam jurnal Science of The Total Environment volume 934, 15 Juli 2024.

Proses pencernaan yang terjadi oleh jamur atau biodegradasi itu melepaskan karbon dioksida (CO2). Percobaan di laboratorium oleh Vaksmaa dkk menunjukkan jumlah emisi secara bobot tidak lebih besar daripada sejumlah kecil yang dilepaskan manusia ketika bernapas. Didapati pula, proses mineralisasi polyethylene menjadi CO2 selama 9 hari oleh si jamur terjadi dengan laju 0,044 persen per hari atau dinilai tinggi.

"Tapi, meski lajunya cukup tinggi, karbon hasil mineralisasi itu minor saja yang menyumbang ke biomassa jamur," bunyi penggalan abstrak laporan penelitian Vaksmaa dan timnya.

Vaksmaa mempercayai potensi besar dibawa oleh jamur yang dikenal sebagai Parengyodontium album tersebut. Meski begitu, peneliti mikrobiologi laut dan biogeokimia ini belum yakin untuk menerapkannya dalam skala besar di luar laboratorium, di lautan lepas. 

Sebaliknya, dia mengatakan, mengumpulkan sampah plastik dan membawanya ke daratan terlebih dulu mungkin jadi skenario terbaik. Sampah itu kemudian dicerna oleh P. album yang telah ditumbuhkan dalam kumpulan besar. "Ini bisa dilakukan menggunakan teknik yang sudah jamak, sama seperti yang digunakan untuk industri pembuatan bir (brewing)," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyelam dari komunitas Tunas Bahari Maluku menunjukkan sampah plastik yang diambil di perairan Pulau Haruku, Maluku, Selasa, 10 November 2020. ANTARA/Muhammad Adimaja

Lalu, adanya kebutuhan paparan UV berarti P. album tidak akan bekerja pada plastik yang tengelam di bawah air. Tapi, karena ada keanekaragaman jamur laut, Vaksmaa berpikir sangat mungkin kalau timnya akan menemukan spesies laut dalam yang bisa melakukannya.

Manusia di Bumi memproduksi lebih dari 400 miliar kilogram plastik setiap tahunnya, dan lebih dari 4 persennya diperkirakan berakhir di laut. Vaksmaa menuturkan, luar biasa melihat mikroba dapat menolong memitigasi problem yang relatif besar. Tapi, dia menambahkan, mengatasi langsung pada sumber masalah adalah kunci. "Artinya pertama-tama menghentikan produksi plastik yang secara aktual bermuara di alam," katanya.

NEW SCIENTIST, SCIENCE DIRECT

Pilihan Editor: Peringatan Dini Hujan Jabodetabek Hari Ini dan Faktor Penyebabnya Menurut BMKG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Refill Station: Solusi Menjanjikan untuk Kurangi Sampah Plastik

2 hari lalu

Unilever Indonesia Community Refill Program
Refill Station: Solusi Menjanjikan untuk Kurangi Sampah Plastik

Unilever Indonesia mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam mengelola sampah plastik melalui edukasi ekonomi sirkuler sampah plastik rumah tangga.


Sampah 3 Kilometer di Sungai Citarum, Ecoton Sebut Pengerukan Saja Tak Cukup

7 hari lalu

Pemulung mencari sampah plastik di Sungai Citarum di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 12 Juni 2024. Dari data dari Dinas LHK Provinsi Barat, mencatat sampah yang mengendap sejak Jumat (7/6/2024) di Sungai Citarum kawasan Batujajar tersebut memiliki panjang 3 kilometer serta lebar 60 meter dan diperkirakan volume sampah plastik lebih dari 100 ton. TEMPO/Prima Mulia
Sampah 3 Kilometer di Sungai Citarum, Ecoton Sebut Pengerukan Saja Tak Cukup

Pemda bilang sampah biasanya tertahan di ujung, bukan di jembatan, kalau aliran Sungai Citarum lancar.


Dusun Dekat Candi Prambanan Yogyakarta Ini Olah Sampah Plastik dengan Cara Tak Biasa

19 hari lalu

Dusun dekat Candi Prambanan, Cupuwatu II, Purwomartani, Kalasan Sleman mulai ujicoba kelola sampah plastik dengan mesin khusus. Tempo/Pribadi Wicaksono
Dusun Dekat Candi Prambanan Yogyakarta Ini Olah Sampah Plastik dengan Cara Tak Biasa

Mesin pengolah sampah di Sleman Yogyakarta diklaim dapat mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak alternatif.


Bahaya Mandi dengan Shower yang Tak Pernah Dibersihkan bagi Kesehatan

22 hari lalu

Ilustrasi mandi. ewater.com
Bahaya Mandi dengan Shower yang Tak Pernah Dibersihkan bagi Kesehatan

Mandi dengan shower memang praktis tapi bila pancuran jarang dibersihkan akan menjadi sarang bakteri yang membahayakan kesehatan.


KKP Edukasi Siswa SD untuk Kelola Sampah Plastik

24 hari lalu

KKP Edukasi Siswa SD untuk Kelola Sampah Plastik

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengambil langkah proaktif dalam mengedukasi siswa-siswi Sekolah Dasar di Nusa Tenggara Barat tentang pengelolaan sampah plastik melalui kegiatan daur ulang, Rabu, 29 Mei 2024.


Boleh Pakai Antiseptik pada Vagina pada Kondisi Ini

25 hari lalu

Ilustrasi vagina. Shutterstock
Boleh Pakai Antiseptik pada Vagina pada Kondisi Ini

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi menjelaskan kapan sebaiknya gunakan antiseptik pada vagina. Kapan pula harus segera menemui dokter.


Kerusuhan di Kaledonia Baru, Ini Profil Negara di Samudera Pasifik yang Banyak Didiami Orang Jawa

34 hari lalu

Asap mengepul dari api di tengah kerusuhan menentang rencana untuk mengizinkan lebih banyak orang mengambil bagian dalam pemilihan lokal di wilayah yang dikuasai Prancis, yang ditolak oleh pengunjuk rasa penduduk asli Kanak, di Noumea, Kaledonia Baru 14 Mei 2024. Djelyna Lebonwacalie/via REUTERS
Kerusuhan di Kaledonia Baru, Ini Profil Negara di Samudera Pasifik yang Banyak Didiami Orang Jawa

Kerusuhan terjadi di Kaledonia Baru. Berikut profil salah satu negara di Samudera Pasifik yang banyak didiami orang Jawa.


Mengenal Ubur-ubur Api yang Mematikan

36 hari lalu

Ubur-ubur (Medusozoa). (Popular Science)
Mengenal Ubur-ubur Api yang Mematikan

Orang yang tersengat ubur-ubur api dapat mengalami rasa terbakar pada kulit, eritema, sesak napas, kejang-kejang, dan gagal jantung.


Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

49 hari lalu

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi akan berkunjung ke Kota Cilegon. Penggunaan aspal plastik dapat menjadi contoh implementasi pengolahan sampah.


Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

55 hari lalu

Produk fesyen Mylea dari Mycotech Lab (MYCL) yang terbuat dari jamur miselium (mycelium). Dok: MYCL
Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.