TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian daerah di jalur pantai utara atau Pantura, Jawa Barat, mengalami hari tanpa hujan yang sangat panjang, yaitu hingga 27 hari. Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat mencatat daerah yang kering hampir sebulan mencakup Desa Ambit di Cirebon, jalur Leuweung Seureuh di Karawang, dan Kampung Pawelutan di Subang.
Pada dasarian kedua Juni 2024, 76,9 persen atau nyaris seluruh area di Jawa Barat mendapat hari hujan yang sangat pendek, hanya berkisar 1-5 hari. Curah hujan pada separuh provinsi, atau sekitar 65,4 persen area di Jawa Barat, masuk kriteria rendah dengan intensitas 0-50 milimeter per dasarian atau sepuluh hari.
Menurut catatan BMKG Jawa Barat, masih ada 30,6 persen wilayah yang memegang kriteria hujan menengah, dengan intensitas 50-150 milimeter per dasarian. Kategori ini condong berada di wilayah barat Provinsi Jawa Barat.
Hanya 3,8 persen daerah yang curah hujannya masih tinggi, mencakup sebagian kecil Bogor, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, serta Pangandaran. Beberapa titik di Bogor juga mewakili 0,2 persen dengan curah hujan sangat tinggi.
Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprediksi curah hujan pada dasarian ketiga Juni 2024. Sekitar 88 persen dari total wilayah Jawa Barat akan memiliki periode hujan berkriteria rendah. Ada juga 12 persen wilayah yang akan mendapat hujan menengah, misalnya sebagian selatan Bogor dan utara Sukabumi.
Pada periode yang sama. 19 persen area Jawa Barat akan mengalami hujan melebihi kondisi normal, sedangkan 31 persen wilayah mengalami hujan di bawah normal.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG, Rakhmat Prasetia, sebelumnya menyebut potensi hujan di Jawa Barat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya suhu muka laut di sekitar perairan yang relatif hangat. Pada periode 17-23 Juni 2024, Gelombang Rossby Ekuatorial dan Gelombang Kelvin masih aktif di Pulau Jawa.”
“Kedua gelombang di lapisan atmosfer itu mengindikasikan potensi kumpulan awan hujan,” kata Rakhmat melalui keterangan tertulis pada 16 Juni lalu.
Pilihan Editor: Segudang Kemungkinan Pemicu Gangguan Imigrasi Bandara, Mana yang Paling Berbahaya?