Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Baterai Lithium-Ion di Gadget Berbahaya: Studi Ungkap Zat Kimia yang Bertahan Selamanya

image-gnews
Pekerja mengumpulkan sejumlah baterai ponsel dan laptop bekas saat akan diekstrasi di sebuah pabrik penambangan perkotaan di Gunsan, Korea Selatan, 2 April 2018. REUTERS/Kim Hong-Ji
Pekerja mengumpulkan sejumlah baterai ponsel dan laptop bekas saat akan diekstrasi di sebuah pabrik penambangan perkotaan di Gunsan, Korea Selatan, 2 April 2018. REUTERS/Kim Hong-Ji
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Baterai lithium-ion yang dapat diisi ulang dan banyak digunakan pada gadget sehari-hari bisa menjadi sumber pencemaran bahan kimia abadi yang semakin besar, menurut penelitian terbaru.

Penelitian berjudul Lithium-ion battery components are at the nexus of sustainable energy and environmental release of per- and polyfluoroalkyl substances menyoroti keberadaan bahan kimia per dan polifluoroalkil (PFAS), khususnya subkelas bis-perfluoroalkyl sulfonimides (bis-FASIs), dalam baterai lithium-ion yang semakin mengkhawatirkan para ilmuwan lingkungan.

Dilansir dari TheVerge, bahan kimia abadi adalah sebutan untuk ribuan jenis zat PFAS yang dikenal tahan lama dan sulit terurai di lingkungan. Selama beberapa dekade, PFAS telah digunakan untuk membuat produk lebih tahan air, noda, dan panas.

Baru-baru ini, bis-FASIs digunakan sebagai elektrolit dan pengikat dalam baterai lithium-ion. Penelitian menunjukkan bahwa bis-FASIs kini ditemukan di tanah, sedimen, air, dan salju di sekitar fasilitas manufaktur, serta dalam cairan yang merembes dari tempat pembuangan sampah .

Para peneliti mengambil sampel air, sedimen, dan tanah dari 87 lokasi berbeda di Minnesota, Kentucky, Belgia, dan Prancis antara Januari hingga Oktober 2022. Mereka menargetkan area dekat pabrik pembuat bahan kimia abadi, termasuk 3M dan Arkema. Hasilnya menunjukkan konsentrasi bis-FASIs dalam jumlah bagian per miliar (ppb) yang umum ditemukan di dekat fasilitas manufaktur tersebut .

Asisten Profesor Teknik Lingkungan di Texas Tech University, Jennifer Guelfo, mengatakan bahwa penelitian ini bukan untuk menentang energi bersih atau berkelanjutan. Namun, penelitian ini bertujuan untuk mendorong penilaian risiko lingkungan dari bahan-bahan yang digunakan dalam infrastruktur tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ini adalah titik awal. Dan saya berharap ini akan menarik lebih banyak perhatian pada senyawa ini dan lainnya dalam aplikasi energi bersih serta elektronik konsumen," tambah salah satu penulis studi dan Profesor Teknik Sipil dan Lingkungan di Duke University, P. Lee Ferguson.

Penelitian menemukan bahwa bis-FASIs, meskipun dalam konsentrasi lebih rendah dibandingkan dengan pelepasan busa pemadam kebakaran, masih jauh lebih tinggi dari batas yang ditetapkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (Environmental Protection Agency) untuk jenis PFAS lainnya dalam air minum. Batas EPA adalah empat bagian per triliun untuk dua jenis bahan kimia abadi yang paling umum.

Meski belum ada regulasi federal untuk bis-FASIs, keberadaan PFAS dalam banyak produk sehari-hari seperti panci anti lengket, kemasan makanan, pelindung kain, dan benang gigi telah membuat beberapa jenis PFAS sudah masuk ke dalam aliran darah sebagian besar orang Amerika. 

Dilansir dari Agency for Toxic Substances and Disease Registry, studi mengenai PFAS yang lebih umum menunjukkan bahwa paparan tinggi dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, kerusakan hati, kolesterol tinggi, serta masalah kesehatan reproduksi.

Pilihan editor: 7 Penyebab HP Lama Dicas, Salah Satunya Charger Tidak Original

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Serba-serbi Baterai Gadget: Lebih Jauh Perbedaan Baterai Lithium-Ion dan Lithium-Polymer

39 hari lalu

Seorang karyawan memilah baterai lama untuk diekstraksi di sebuah pabrik penambangan perkotaan di Gunsan, Korea Selatan, 2 April 2018. Pekerja memilah-milah tumpukan baterai lithium-ion dari ponsel dan laptop bekas. REUTERS/Kim Hong-Ji
Serba-serbi Baterai Gadget: Lebih Jauh Perbedaan Baterai Lithium-Ion dan Lithium-Polymer

Baterai Lithium-ion (Li-ion) digunakan di sebagian besar smartphone modern kita.


7 Penyebab HP Lama Dicas, Salah Satunya Charger Tidak Original

41 hari lalu

Ada beberapa penyebab HP lama dicas. Beberapa di antaranya bisa disebabkan karena alat charger yang rusak hingga menggunakan HP saat dicas. Foto: Canva
7 Penyebab HP Lama Dicas, Salah Satunya Charger Tidak Original

Ada beberapa penyebab HP lama dicas. Beberapa di antaranya bisa disebabkan karena alat charger yang rusak hingga menggunakan HP saat dicas.


10 Efek Ganti Baterai iPhone, Salah Satunya Risiko Kehilangan Data

42 hari lalu

Sekarang, sudah banyak orang yang menjual iPhone bekas. Sebelum membeli, sebaiknya cek IMEI iPhone apakah terdaftar atau tidak. Foto: Canva
10 Efek Ganti Baterai iPhone, Salah Satunya Risiko Kehilangan Data

Ada beberapa efek ganti baterai iPhone yang bisa terjadi. Diantaranya adalah data yang bisa hilang hingga kerusakan komponen pada HP.


Sebabkan Kebakaran di Korea Selatan, Ada Bahaya di Balik Baterai Lithium

57 hari lalu

Seorang petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi pabrik baterai yang terbakar di Hwaseong, Korea Selatan, 24 Juni 2024. REUTERS/Kim Hong-ji
Sebabkan Kebakaran di Korea Selatan, Ada Bahaya di Balik Baterai Lithium

Pabrik Baterai Lithium Aricell terbakar di Korea Selatan. Berikut penjelasan bahaya penggunaan baterai lithium


OnePlus Kembangkan Baterai Ponsel Baru, Klaim 4 Tahun Masih Sisa 80 Persen

22 Juni 2024

Ilustrasi baterai. Kredit: Leaderswest
OnePlus Kembangkan Baterai Ponsel Baru, Klaim 4 Tahun Masih Sisa 80 Persen

OnePlus telah sebelumnya memberikan konfirmasi sedang menggarap sebuah teknologi baterai baru yang disebutnya Baterai Gletser.


5 Cara Cek Kesehatan Baterai HP Android dan iPhone dengan Mudah

21 Juni 2024

Ada beberapa rekomendasi power bank fast charging dengan kapasitas 10.000-20.000 mAh yang bisa Anda pilih. Berikut ini daftar lengkapnya. Foto: Canva
5 Cara Cek Kesehatan Baterai HP Android dan iPhone dengan Mudah

Berikut beberapa cara pemeriksaan kesehatan baterai pada ponsel Android dan iPhone agar mengetahui tanda-tanda kerusakannya.


Top 3 Tekno: Keamanan Mengisi Baterai Ponsel 100 Persen, Tanda Perangkat Disadap, Survei Radiasi Ponsel

11 Juni 2024

Ilustrasi baterai. Kredit: Leaderswest
Top 3 Tekno: Keamanan Mengisi Baterai Ponsel 100 Persen, Tanda Perangkat Disadap, Survei Radiasi Ponsel

Topik tentang keamanan mengisi baterai ponsel hingga 100 persen menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.


Amankah Mengisi Baterai Ponsel hingga 100 Persen? Ini Penjelasannya

10 Juni 2024

Pengisian baterai HP sambil digunakan dapat membuat HP panas. Berikut ini adalah 6 penyebab HP panas saat dicas beserta cara mengatasinya. Foto: Canva
Amankah Mengisi Baterai Ponsel hingga 100 Persen? Ini Penjelasannya

Idealnya adalah mengisi daya baterai hingga maksimal 80 persen dan biarkan hingga setidaknya 30 persen.


6 Tips agar Baterai Smartphone Tahan Lama

21 April 2024

Ilustrasi orang menggunakan smartphone atau handphone. Freepik
6 Tips agar Baterai Smartphone Tahan Lama

Lakukan enam tips berikut agar baterai smartphone Anda tahan lama.


3 Alasan Sebaiknya Tidak Mengisi Baterai Ponsel di Bandara

31 Maret 2024

Ilustrasi ruang tunggu bandara. Unsplash.com/Andrik Langfield
3 Alasan Sebaiknya Tidak Mengisi Baterai Ponsel di Bandara

Seorang pakar keamanan membagikan tiga alasan untuk tidak mengisi baterai ponsel di bandara