Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fakta Mikroplastik Cemari Perairan dan Ikan di Indonesia

image-gnews
Seorang sukarelawan membersihkan pasir pantai Barreiras setelah terpapar jutaan butiran plastik di wilayah Galicia barat laut Spanyol, yang memicu keprihatinan lingkungan dan permainan menyalahkan politik di Corrubedo, Spanyol, 13 Januari 2024. Anggota parlemen Uni Eropa mendorong untuk memperkuat rencana undang-undang mengenai polusi mikroplastik. REUTERS/Miguel Vidal
Seorang sukarelawan membersihkan pasir pantai Barreiras setelah terpapar jutaan butiran plastik di wilayah Galicia barat laut Spanyol, yang memicu keprihatinan lingkungan dan permainan menyalahkan politik di Corrubedo, Spanyol, 13 Januari 2024. Anggota parlemen Uni Eropa mendorong untuk memperkuat rencana undang-undang mengenai polusi mikroplastik. REUTERS/Miguel Vidal
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sampah dan mikroplastik telah menjadi masalah lingkungan yang banyak ditemui. Untuk bisa terurai, sampah plastik memerlukan waktu hingga ratusan tahun. Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui akun Instagram @ditps.klhk menyebutkan perbedaan lama masa urai sampah plastik sesuai dengan jenisnya. Kantong plastik, sedotan plastik, gelas plastik, botol plastik dan kemasan sachet memiliki kisaran waktu dari 20-500 tahun sampai terurai dengan sempurna. Sementara itu, styrofoam termasuk ke dalam jenis yang tidak dapat terurai.

Dilansir dari ncbi.nlm.nih.gov, pada tahun 2004, istilah mikroplastik muncul untuk pertama kalinya dan merujuk pada pecahan plastik dengan diameter  20 mikrometer. Pada tahun 2008, peneliti lingkungan hidup kala itu mulai memberikan definisi mikroplastik menjadi lebih spesifik terhadap ukuran. Kini yang termasuk ke dalam mikroplastik adalah semua partikel dengan ukuran kurang dari 5 mm. Selanjutnya, mikroplastik menjadi istilah umum untuk berbagai bentuk partikel, ukuran, dan jenis polimer.

Mikroplastik dikenal tidak larut dalam air serta tidak dapat didegradasi menyebabkan mikroplastik menjadi lebih mudah masuk ke dalam berbagai sektor lingkungan hidup seperti ekosistem tanah dan air permukaan, sedimen pesisir, pasir pantai, sedimen air tawar hingga hujan dan salju serta dapat bertahan untuk waktu yang cukup lama. 

Karena ukuran yang sangat kecil bahkan tak kasat mata, keberadaan mikroplastik sering kali diabaikan. Lantas dari mana saja sumber mikroplastik yang sering ditemukan di Indonesia? Menurut peneliti dari Pusat Riset Geoteknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dwi Amanda Utami dalam laman itb.ac.id, menyebutkan bahwa sumber mikroplastik yang sering dijumpai di Indonesia antara lain perairan laut, sedimen sungai, estuari, sedimen di lingkungan terumbu karang, bahkan dalam perut ikan.

Pusat Penelitian Kelautan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O LIPI) meneliti sampah plastik dan mikroplastik di pesisir dan lautan Indonesia pada tahun 2017 hingga 2018. Survei dilakukan di 18 pantai yang berada. Dilansir dari econusa.id, hasil kajian menunjukkan mikroplastik terdeteksi hampir di seluruh lokasi survei. Di permukaan air, di dasar, dan di tubuh ikan, antara lain  Aceh, Bintan, Sumatera Selatan (Muara Sungai Mushi), Teluk Jakarta, Semarang, Lombok, Banjarmasin, Manado, Makassar, Bitung, Minahasa Utara, Mengandung Biak dan Wakatobi. Jumlah mikroplastik tertinggi ditemukan di permukaan perairan Sulawesi Selatan dan Teluk Jakarta (7,5-10 partikel per meter kubik). Lebih dari 100 partikel per kg ditemukan di sedimen Aceh, Sulawesi Selatan dan Biak. Mikroplastik saat ini terdeteksi pada 58-89 persen ikan teri (Stolephorus sp.), atau 0,25-1,5 partikel per gram.

Selain ditemukan di laut, mikroplastik juga ditemukan di sungai. Hasil riset Ecoton pada 2022 lalu menyebutkan Tim Survei Sungai Kepulauan (ESN) tahun 2022  menguji kadar mikroplastik di 68 sungai strategis nasional dan menunjukkan lima negara bagian memiliki tingkat pencemaran partikel mikroplastik tertinggi.

Di Jawa Timur, ditemukan 636 partikel per 100 liter, dan Sumut 520 partikel per liter. Di Provinsi Sumatera Barat, terdeteksi 508 partikel per 100 liter, di Provinsi Bangka Belitung 497 partikel per 100 liter, dan di Provinsi Sulawesi Tengah 417 partikel per 100 liter.

Didominasi oleh sampah Fiber (Serat) sebanyak 20 persen dari kegiatan rumah tangga pencucian kain, laundry, dan juga limbah industri tekstil; Film (Filamen) sebanyak 60 persen berasal dari sampah plastik tipis, Fragment sebanyak 60 persen berasal dari sampah plastik kaku dan tebal, Pellet sebanyak 4 persen sebagai bahan baku pembuatan plastik, dan Foam sebanyak 0.4 persen yang berasal dari degradasi setiap jenis plastik foam (berbusa).

Mikroplastik juga ditemukan mencemari estuari dan terumbu karang. Dilansir dari ejournal2.undip.ac.id, penelitian yang dilakukan di perairan Taman Nasional Laut Karimunjawa pada 2020 lalu menunjukkan bahwa Mikroplastik berlimpah pada daerah dengan aktivitas manusia seperti pariwisata, pelabuhan, dan jalur kapal dibandingkan dengan daerah yang mobilitas dan populasinya lebih rendah.

Ditemukan di perut Ikan

Dengan ukuran kurang dari 5 mm, Mikroplastik yang berada di perairan laut juga rawan dikonsumsi oleh ikan. Pada 2021, penelitian di TPI Tambak Lorok Semarang dan TPI Tawang Rowosari Kendal menghasilkan fakta bahwa di dalam perut ikan selar (Selaroides leptolepis) dan ikan kembung ditemukan partikel mikroplastik berbentuk fiber, fragmen, pelet.

Bahkan mikroplastik juga ditemukan dalam perut ikan di laut dalam. Penelitian pada 2019 oleh doktor dari Universitas Royal Holloway London menemukan bahwa serat sintetis dan semi sintetik seperti polyester dan viscose yang digunakan pada pakaian seperti rayon, serta produk kebersihan seperti pembalut wanita dan tisu basah pada perut ikan lentera. Diketahui ikan lentera banyak hidup di laut kedalaman tengah Arktik hingga Antartika

SRI DWI APRILIA | NURHADI 

Pilihan Editor: Risiko Tersembunyi Paparan Mikroplastik 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut, Pengamat: Mengingkari Janji Pelestarian Laut

1 hari lalu

Jokowi Kembali Izinkan Ekspor Pasir Laut, Pengamat Soroti Minimnya Diskusi dengan Nelayan dan Warga Lokal
Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut, Pengamat: Mengingkari Janji Pelestarian Laut

Pembukaan ekspor pasir laut yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi dianggap sebagai pengingkaran janji Jokowi untuk melestarikan laut.


Sandiaga Uno Klaim Ekspor Pasir Laut Tidak akan Ganggu Destinasi Wisata

1 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. TEMPO/Hammam Izzuddin
Sandiaga Uno Klaim Ekspor Pasir Laut Tidak akan Ganggu Destinasi Wisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno klaim bahwa tidak akan ada destinasi wisata yang terusik oleh program ekspor pasir laut.


KKP Klaim Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Revolusi Tata Kelola Kesehatan

1 hari lalu

Prabowo Subianto. ANTARA/Walda Marison/aa.
KKP Klaim Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Revolusi Tata Kelola Kesehatan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengklaim program makan bergizi gratis Prabowo Subianto sebagai revolusi tata kelola kesehatan masyarakat.


Kementerian Kelautan Dorong Susu Ikan untuk Program Makan Bergizi Gratis

1 hari lalu

Relawan TKN Fanta First Voters membagikan susu dan coklat gratis kepada warga di Jalan Thamrin, Jakarta, Jumat, 29 Desember 2023. Pembagian susu yang dilakukan oleh TKN Fanta bidang pemilih muda ini merupakan bagian dari program kampanye pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kementerian Kelautan Dorong Susu Ikan untuk Program Makan Bergizi Gratis

Program susu ikan ini diklaim sebagai satu gerakan mengurangi stunting di Indonesia.


Menebus Dosa Kepada Laut

4 hari lalu

Warga melintas di samping kapal yang bersandar di laut yang tercemar sampah plastik di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu, 28 November 2018. Berdasarkan data Badan Pusat Statik (BPS), Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah plastik per tahun dengan 32 juta ton di antaranya mengalir ke laut. ANTARA/Reno Esnir
Menebus Dosa Kepada Laut

Kelompok nelayan di Karawang menggunakan rangkaian ban bekas untuk menjebak sampah plastik di laut.


Guru Besar Gizi Sebut Susu Ikan Alternatif Anak yang Tak Suka Makan Ikan

5 hari lalu

Dua orang anak menunjukkan produk susu ikan saat peluncuran di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Selasa, 2023. ANTARA/Dedhez Anggara
Guru Besar Gizi Sebut Susu Ikan Alternatif Anak yang Tak Suka Makan Ikan

Guru Besar Gizi Klinik FK Unhas mengatakan ekstrak ikan yang dijadikan produk susu ikan bisa menjadi alternatif anak yang tak suka makan ikan.


Menteri Trenggono Perkenalkan Inovasi Coral Bond

6 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono (keempat dari kanan) menghadiri Sidang Umum ke-38 Prakarsa Internasional Terumbu Karang (38th General Meeting International Coral Reefs Initiative/ICRI GM 38), di Jeddah, Arab Saudi pada tanggal 9-13 September 2024. Dok. KK
Menteri Trenggono Perkenalkan Inovasi Coral Bond

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memperkenalkan inovasi pendanaan biru berkelanjutan 'Indonesia Coral Bond' pada Sidang Umum ke-38 Prakarsa Internasional Terumbu Karang


BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

6 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

Rata-rata sekitar 484 ribu ton per tahun sampah plastik bocor ke laut dunia dari kegiatan masyarakat.


BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

6 hari lalu

Petugas kebersihan membersihkan tumpukan sampah dengan cara membuang sampah di Sungai Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta, Senin, 9 September 2024.  Indonesia menempati urutan kelima dunia sebagai negara pembuang sampah plastik ke laut dengan volume 56,333 ton. TEMPO/Subekti.
BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

Sampah plastik mengancam kehidupan laut, ekosistem pesisir, dan kesehatan manusia yang bergantung pada hasil laut.


Kelebihan Susu Ikan Menurut Peneliti BRIN

7 hari lalu

Perbedaan susu ikan dan susu sapi. Foto: Canva
Kelebihan Susu Ikan Menurut Peneliti BRIN

Periset menyebut kelebihan susu ikan dibanding susu sapi biasa, yakni tidak mengandung alergen jika alergi terhadap laktosa.