Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gempa Vulkanik di Gunung Ciremai Belum Terekam Seismograf, Apa itu Seismograf ?

image-gnews
Salah seorang pendaki berada di puncak Gunung Ciremai. Foto: Instagram/@explore_ciremai
Salah seorang pendaki berada di puncak Gunung Ciremai. Foto: Instagram/@explore_ciremai
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan bahwa gempa tektonik yang terjadi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, tidak berdampak pada aktivitas vulkanik di Gunung Ciremai. Hal ini diungkapkan oleh Ketua PVMBG Pos Pengamatan Gunung Ciremai, Jajat Sudrajat, yang menegaskan bahwa kondisi Gunung Ciremai tetap normal dan tidak terpengaruh oleh gempa. “Sejauh ini hasil pengamatan kami, kondisi Gunung Ciremai tetap normal dan tidak terpengaruh dengan peristiwa gempa,” kata Jajat Sudrajat di Kuningan, Sabtu, 27 Juli 2024.

Dari hasil pemantauan yang dilakukan, Gunung Ciremai terpantau dalam kondisi normal tanpa adanya aktivitas vulkanik yang membahayakan. Jajat menjelaskan bahwa gempa tektonik di Kuningan terjadi sebanyak tiga kali, dengan guncangan terakhir yang dirasakan pada Jumat, 26 Juli 2024, memiliki kekuatan 3,9 magnitudo.

Gempa tersebut diduga disebabkan oleh aktivitas tektonik pada sesar Baribis, bukan oleh kegiatan vulkanik di Gunung Ciremai. Pusat gempa juga berada cukup jauh dari Gunung Ciremai, sekitar 15 kilometer di kawasan Darma, Kuningan.

“Sampai kejadian gempa terakhir itu, jenis gempa vulkanik belum terekam di seismograf kami. Untuk saat ini aman, karena gempa kemarin itu kemungkinan akibat aktivitas sesar Baribis,” tambah Jajat, dikutip dari Antara.

Mengenal Seismograf

Dilansir dari see.leeds.ac.uk, gempa bumi terjadi ketika patahan tergelincir atau magma membelah kerak bumi dan menghasilkan gelombang seismik yang merambat melalui Bumi, mirip dengan riak air yang terbentuk ketika batu dijatuhkan ke dalam air. Untuk merekam gelombang seismik ini, digunakan alat yang disebut seismograf.

Seismograf terdiri dari dua bagian utama, yaitu seismometer dan alat perekam. Seismometer bertugas mendeteksi dan mengukur gelombang pergerakan tanah. Alat ini berisi bobot dan pena yang terhubung ke pegas.

Seismograf dipasang dengan kokoh ke tanah sehingga saat terjadi gempa, alat ini bergerak bersama tanah, sedangkan bobot dan pena tetap diam. Pena tersebut kemudian bergerak melintasi kertas yang berputar, mencatat gelombang seismik. Hasil rekaman ini disebut seismogram, yang digunakan untuk menganalisis gempa bumi.

Cara Kerja Seismograf

Dikutip dari NSF Seismological Facility for the Advancement of Geoscience (SAGE), seismograf bekerja berdasarkan prinsip inersia, yaitu benda yang diam cenderung tetap diam kecuali ada gaya yang mempengaruhinya.

Dalam hal ini, bobot cenderung tetap diam sementara rangka dan drum bergerak. Seismometer yang digunakan dalam studi gempa bumi sangat sensitif terhadap gerakan tanah, bahkan gerakan sekecil 1/10.000.000 sentimeter dapat terdeteksi di lokasi yang sangat tenang.

Selama gempa bumi, gelombang seismik mencapai seismograf terdekat terlebih dahulu dan kemudian yang lebih jauh. Informasi ini digunakan untuk menentukan lokasi gempa. Misalnya, jika gelombang seismik tiba lebih dulu di satu stasiun, maka stasiun tersebut adalah yang terdekat dengan pusat gempa. Dengan mengestimasi lokasi awal, kita bisa menghitung waktu kedatangan gelombang seismik di stasiun lain untuk mengkonfirmasi lokasi gempa.

Di sisi lain, seismograf modern telah menggunakan teknologi elektronik. Alih-alih menggunakan pena dan drum, gerakan relatif antara bobot dan rangka menghasilkan tegangan listrik yang direkam oleh komputer.

Dengan mengatur pegas, bobot, dan rangka, seismometer dapat merekam gerakan dalam semua arah. Selain itu, seismometer modern juga mampu merekam gerakan tanah yang disebabkan oleh berbagai sumber alami dan buatan manusia, seperti angin, lalu lintas kendaraan, dan ombak di pantai.

PUTRI SAFIRA PITALOKA | ABDUL MANAN | ZACHARIAS WURAGIL | NURHADI

Pilihan Editor: BMKG Jelaskan Riwayat Gempa Sesar Ciremai yang Kembali Guncang Kuningan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Bisa Terjadi Gempa Bumi? Ini Penjelasan Lengkapnya

18 jam lalu

Ilustrasi gempa bumi. Shutterstock
Mengapa Bisa Terjadi Gempa Bumi? Ini Penjelasan Lengkapnya

Ketahui penyebab gempa bumi yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini karena adanya pergerakan lempeng.


Sebagian Bogor Digoyang Gempa Lemah dari Sesar Lokal

8 hari lalu

Peta gempa BMKG. Cuplikan Inatews.bmkg.go.id
Sebagian Bogor Digoyang Gempa Lemah dari Sesar Lokal

Gempa tektonik menggoyang daerah Bogor pada Ahad, 1 September 2024. BMKG mencatat gempa bumi bermagnitudo 2,7 itu akibat aktivitas sesar lokal.


Info Terkini Gempa M5,0 Guncang Yalimo Papua Pegunungan, Akibat Aktivitas Sesar Anjak Mamberamo

9 hari lalu

Gempa tektonik mengguncang wilayah Yalimo, Papua Pegunungan, pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024, pukul 15.53.48 WIB.
Info Terkini Gempa M5,0 Guncang Yalimo Papua Pegunungan, Akibat Aktivitas Sesar Anjak Mamberamo

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Anjak Mamberamo.


Hal yang Perlu Dilakukan Jika Terjadi Gempa Megathrust

11 hari lalu

Peta pusat gempa M7,0 di Kamchatka, Rusia pada Minggu dinihari, 18 Agustus 2024, waktu Indonesia Barat. Gempa dari zona megathrust ini sempat memicu peringatan dini tsunami. (ANTARA/HO-Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG)
Hal yang Perlu Dilakukan Jika Terjadi Gempa Megathrust

Saat terjadi gempa megathrust, lakukan persiapan dan hal berikut ini


Hiking di Gunung Ciremai Bisa Ajak Keluarga, Jalur Landai di Tengah Hutan Tropis

12 hari lalu

Wisata hiking Gunung Ciremai. Ivansyah
Hiking di Gunung Ciremai Bisa Ajak Keluarga, Jalur Landai di Tengah Hutan Tropis

Pengunjung bisa pengalaman bertualang menyusuri jalan setapak di tengah hutan tropis Gunung Ciremai sepanjang kurang lebih 3 kilometer.


Gempa Yogyakarta Tadi Malam, Puluhan Rumah Rusak

13 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa Yogyakarta Tadi Malam, Puluhan Rumah Rusak

Puluhan rumah rusak, satu sekolah dan satu pasar rusak akibat gempa Yogya tadi malam


Info Terkini Gempa M6,2 di Laut Banda Guncang Maluku, Terasa Hingga Saumlaki dan Pulau Masela

13 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi. Shutterstock
Info Terkini Gempa M6,2 di Laut Banda Guncang Maluku, Terasa Hingga Saumlaki dan Pulau Masela

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng (intraslab) Laut Banda.


Gempa Jogja, 11 Perjalanan Kereta Api Terganggu

14 hari lalu

Atap Pasar Prambanan di Sleman Yogyakarta jatuh berhamburan setelah terjadi gempa bumi Senin petang, 26 Agustus 2024. Dok. BPBD Sleman
Gempa Jogja, 11 Perjalanan Kereta Api Terganggu

Gempa Jogja membuat perjalanan kereta terganggu


Gempa Yogya Dinilai Tidak Berpengaruh pada Gunung Merapi

14 hari lalu

Atap Pasar Prambanan di Sleman Yogyakarta jatuh berhamburan setelah terjadi gempa bumi Senin petang, 26 Agustus 2024. Dok. BPBD Sleman
Gempa Yogya Dinilai Tidak Berpengaruh pada Gunung Merapi

Pusat gempa bumi itu berada di titik koordinat 8.78 LS dan 110.27 BT pada kedalaman 30 kilometer.


Gempa Yogya M5,8 Merusak Tiga Rumah di Gunung Kidul

14 hari lalu

Atap Pasar Prambanan di Sleman Yogyakarta jatuh berhamburan setelah terjadi gempa bumi Senin petang, 26 Agustus 2024. Dok. BPBD Sleman
Gempa Yogya M5,8 Merusak Tiga Rumah di Gunung Kidul

Gempa menimbulkan kepanikan warga dan beberapa rumah serta pasar rusak.