Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Ciri-ciri dan Penyebab Terjadinya Hujan Es

image-gnews
Ilustrasi hujan es. wikimedia
Ilustrasi hujan es. wikimedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan es adalah kejadian cuaca ekstrem yang terjadi secara lokal, ditandai dengan jatuhnya butiran es dari awan. Meskipun proses terbentuknya hujan es mirip dengan hujan air biasa, perbedaannya terletak pada kondisi kondensasi atau penguapan. Kondensasi terjadi ketika uap air mengembun menjadi partikel-partikel es, dipengaruhi oleh suhu udara yang rendah di ketinggian.

Mengenal Ciri-Ciri Hujan Es dan Penyebabnya

Berdasarkan buku "Asyiknya Mengenal Bumi Kita" karya Diana Tri Hartati (2023), hujan es dalam ilmu meteorologi dikenal sebagai hail. Hujan es adalah jenis presipitasi, yaitu jatuhnya cairan berwujud cair atau beku dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk bola-bola es. Berikut adalah penjelasan mengenai ciri-ciri hujan es dan penyebabnya:

Penyebab Terjadinya Hujan Es

Fenomena hujan es dipicu oleh pola konvektivitas signifikan di atmosfer pada skala lokal hingga regional. Hujan es terjadi karena adanya awan Cumulonimbus. Awan ini mengandung tiga jenis partikel: butir air, butir air super dingin, dan partikel es. Hujan es terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang memiliki dimensi vertikal tinggi dengan kondisi labilitas udara signifikan, sehingga membentuk butiran es berukuran cukup besar di dalam awan.

Awan Cumulonimbus terbentuk melalui proses updraft dan downdraft yang kuat serta proses pembentukan lapisan pembekuan yang lebih rendah dari ketinggian normalnya. Proses strong updraft adalah pergerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat, membawa uap air ke ketinggian di mana suhu sangat dingin, sehingga uap air membeku menjadi partikel es.

Selain itu, awan cumulonimbus juga terbentuk karena adanya lapisan pembekuan yang lebih rendah dari ketinggian normalnya, dikenal sebagai freezing level dengan suhu nol derajat Celsius, yang menyebabkan butiran air membeku menjadi partikel es.

Ciri-Ciri Hujan Es

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan beberapa ciri-ciri terjadinya hujan es. Ciri utama adalah adanya hujan lebat disertai es, kilat, dan angin kencang dengan durasi singkat. Berikut adalah beberapa ciri lainnya:

1. Satu hari sebelumnya, udara sangat panas dan gerah karena radiasi matahari yang kuat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Radiasi matahari yang kuat ditunjukkan oleh perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT yang melebihi 4.5°C, disertai kelembapan yang cukup tinggi di 700 mb (lebih dari 60%).

3. Mulai pukul 10.00 pagi, terlihat pertumbuhan awan Cumulus, di mana terdapat satu jenis awan dengan batas tepinya sangat jelas, berwarna abu-abu, dan menjulang tinggi seperti bunga kol.

4. Hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras yang tiba-tiba.

5. Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi, ada indikasi potensi hujan lebat disertai angin kencang atau puting beliung.

6. Awan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam, dikenal sebagai awan Cumulonimbus (Cb).

7. Pepohonan di sekitar mulai bergoyang dengan cepat.

8. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat berdiri.

ANGELINA TIARA PUSPITALOVA  | SAROH MUTAYA

Pilihan Editor: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati Sebut Penyebab Hujan Es di Wilayah Jawa Barat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Heboh Gempa Beruntun di Berau dan Tensor G4 Google dalam Top 3 Tekno

10 jam lalu

Peta pusat gempa M2,8 di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Jumat malam, 24 Februari 2024. ANTARA/HO-BMKG
Heboh Gempa Beruntun di Berau dan Tensor G4 Google dalam Top 3 Tekno

Gempa berkekuatan M5,5 yang diikuti belasan lindu susulan di Berau, Kaltim, mengisi Top 3 Tekno pada Senin, 16 September 2024.


Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

12 jam lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.


18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, BMKG: Mirip Insiden pada 1921

14 jam lalu

Gempa M5,5 di Berau Kalimantan Timur, pada Ahad malam, 15 September 2024, diikuti sebanyak 18 kali gempa susulan (Dok. BMKG)
18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, BMKG: Mirip Insiden pada 1921

Gempa M5,5 di Berau, Kalimantan Timur, diikuti 18 kali lindu susulan. Wilayah tersebut punya riwayat gempa besar di masa lalu.


BMKG: Gempa Bermagnitudo 4,1 Guncang Sukabumi dan Sekitarnya, Akibat Aktivitas Sesar Dasar Laut

16 jam lalu

Ilustrasi BMKG dan gempa bumi. Shutterstock
BMKG: Gempa Bermagnitudo 4,1 Guncang Sukabumi dan Sekitarnya, Akibat Aktivitas Sesar Dasar Laut

Menurut BMKG, gempa tektonik bermagnitudo 4,1 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, dan sekitarnya, Senin 16 September 2024, pukul 07.01 WIB.


BMKG Prakirakan Cuaca Sebagian Kota Besar Hujan Ringan

17 jam lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memeriksa alat Actinograph untuk mengukur intensitas radiasi matahari di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
BMKG Prakirakan Cuaca Sebagian Kota Besar Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi hujan ringan, Senin, 16 September 2024.


Warga Berau dan Daerah Lain di Kaltim Dikejutkan Gempa Darat M5,5: Terasa Banget

1 hari lalu

Ilustrasi gempa. REUTERS
Warga Berau dan Daerah Lain di Kaltim Dikejutkan Gempa Darat M5,5: Terasa Banget

Belum ada konfirmasi dari BMKG atas info guncangan gempa Berau yang sampai juga ke kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).


Dua Kali Gempa Darat dari Berau Guncang Kalimantan Timur Malam Ini, Simak Penjelasan BMKG

1 hari lalu

Peta pusat gempa Kaltim, 15 September 2024. X.com/BMKG
Dua Kali Gempa Darat dari Berau Guncang Kalimantan Timur Malam Ini, Simak Penjelasan BMKG

Data dari BMKG kembali membuktikan Kalimantan, terutama Kaltim di mana Ibu Kota Nusantara (IKN) tengah dibangun tak bebas dari ancaman gempa.


Prakiraan Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Mulai Pancaroba dengan Hujan Ringan

1 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Bibhukalyan
Prakiraan Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Mulai Pancaroba dengan Hujan Ringan

Wilayah Jawa Barat bagian barat akan memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau pancaroba dengan hujan ringan.


Gempa M5,1 dari Laut Kidul Jawa Barat Guncang Sukabumi Sampai Bandung

1 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa M5,1 dari Laut Kidul Jawa Barat Guncang Sukabumi Sampai Bandung

Gempa tektonik bermagnitudo 5,1 mengguncang wilayah Sukabumi hingga Bandung. BMKG mencatat terjadi pada Ahad sore, 15 September 2024 pukul 16.54 WIB.


Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Ada Potensi Hujan di Wilayah Tangerang

1 hari lalu

Ilustrasi BMKG. Shutterstock
Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Ada Potensi Hujan di Wilayah Tangerang

Setelah tanpa hujan merata kemarin, bagaimana cuaca Jabodetabek hari ini? Simak prediksi BKMG berikut ini.