Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Biaya Pendidikan Dokter Spesialis di Universitas Airlangga

image-gnews
Sejumlah sivitas akademika membentangkan poster saat aksi di halaman Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 4 Juli 2024. Aksi yang dilakukan sivitas akademika FK Unair, guru besar dan sejumlah dokter itu menyampaikan sejumlah tuntutan di antaranya mendesak pihak rektorat agar jabatan Prof. Dr. dr. Budi Santoso sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dikembalikan sampai masa jabatannya berakhir. ANTARA/Didik Suhartono
Sejumlah sivitas akademika membentangkan poster saat aksi di halaman Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 4 Juli 2024. Aksi yang dilakukan sivitas akademika FK Unair, guru besar dan sejumlah dokter itu menyampaikan sejumlah tuntutan di antaranya mendesak pihak rektorat agar jabatan Prof. Dr. dr. Budi Santoso sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dikembalikan sampai masa jabatannya berakhir. ANTARA/Didik Suhartono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) banyak diminati mahasiswa kedokteran yang ingin mendapatkan gelar dokter spesialis. Namun, program ini dikenal menelan biaya pendidikan relatif tinggi. Biaya kuliah kedokteran yang mahal umumnya berasal dari akumulasi uang kuliah tunggal (UKT) per semester dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) yang bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Dikutip dari akupintar.id, PPDS merupakan program pendidikan untuk menyiapkan dokter umum menjadi dokter spesialis di bidang tertentu. Peserta harus mendaftar ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk melanjutkan PPDS. PPDS biasanya berlangsung selama 4-6 tahun, tergantung jenis spesialisasi yang dipilih. Setelahnya, dokter spesialis harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh IDI untuk diakui pemerintah.

Untuk menempuh studi PPDS, seorang mahasiswa lebih dahulu harus menamatkan pendidikan sarjana (SI) kedokteran dengan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.). Program S1 Kedokteran umumnya dapat ditempuh selama 3,5 tahun hingga 4 tahun yang terdiri dari 7 semester dengan beban studi 146 satuan kredit semester (SKS).

Kemudian, seorang sarjana kedokteran masih harus melanjutkan studi ke jenjang pendidikan profesi dokter. Program profesi dokter yang lebih dikenal dengan istilah koas dapat ditempuh selama 1.5 tahun hingga 2 tahun yang terdiri dari 3 semester dengan beban studi 37 SKS.

Biaya pendidikan dokter spesialis di beberapa kampus di Indonesia berbeda-beda tergantung spesialisasi yang diambil. Salah satunya Universitas Airlangga yang membagikan uang Pendidikan menjadi Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) yang dibayar satu kali saat registrasi. Dikutip dari laman resmi Universitas Airlangga, berikut biaya studi program pendidikan dokter spesialis Universitas Airlangga Tahun Akademik 2024/2025.

Ilmu Kesehatan Mata  
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 50.000.000

Ilmu Penyakit Dalam
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000

Neurologi
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI  : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000

Dematologi dan Venerologi
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 50.000.000

Ilmu Kesehatan THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) dan KL (Kepala, Leher)
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 50.000.000

Anestesiologi dan Terapi Intensif
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 45.000.000

Ilmu Bedah
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000

Ilmu Bedah Anak
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 45.000.000

Orthopaedi dan Traumatologi
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000

Bedah Plastik Rekontruksi dan Estetika
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 50.000.000

Urologi 
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000

Bedah Saraf
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000

Ilmu Bedah Toraks dan Kardiovaskular
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000

Obstetri dan Ginekologi
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 50.000.000

Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000

Kedokteran Forensik dan Studi Medikolegal
UKT WNI : Rp 12.500.000
IPI WNI : Rp 15.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 35.000.000

Ilmu Kesehatan Anak
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 50.000.000

Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000

Patologi Anatomik
UKT WNI : Rp 12.500.000
IPI WNI : Rp 15.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 45.000.000

Patologi Klinik 
UKT WNI : Rp 12.500.000
IPI WNI : Rp 15.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000

Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
UKT WNI : Rp 12.500.000
IPI WNI : Rp 15.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 40.000.000

Radiologi
UKT WNI : Rp 17.500.000
IPI WNI : Rp 20.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 45.000.000

Kedokteran Jiwa
UKT WNI : Rp 12.500.000
IPI WNI : Rp 15.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 45.000.000

Andrologi
UKT WNI : Rp 12.500.000
IPI WNI : Rp 15.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000
IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 45.000.000

Mikrobiologi Klinik
UKT WNI : Rp 12.500.000
IPI WNI : Rp 15.000.000
UKT Lulusan Luar Negeri : Rp 30.000.000

IPI Lulusan Luar Negeri : Rp 45.000.000

KHUMAR MAHENDRA | RR ARIYANI | YUDONO YANUAR

Pilihan Editor: Antara Program Dokter Spesialis Berbasis RS dan Kekagetan Jokowi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


2 Ilmuwan AS Victor Ambros dan Gary Ruvkun Terima Penghargaan Nobel Kedoteran 2024, Apa Penemuannya?

7 jam lalu

Profesor Sekolah Kedokteran UMass Chan, Victor Ambros, kiri, dan profesor Sekolah Kedokteran Harvard serta penyelidik di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Gary Ruvkun, kanan, pemenang Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran tahun 2024 atas penemuan mikroRNA dan perannya dalam regulasi gen. REUTERS/Ken McGagh
2 Ilmuwan AS Victor Ambros dan Gary Ruvkun Terima Penghargaan Nobel Kedoteran 2024, Apa Penemuannya?

Victor Ambros dan Gary Ruvkun, dianugerahi Penghargaan Nobel Kedokteran 2024. Perikut profil mereka, dan temuannya.


Dua Guru Besar FKM Unair Masuk Top 2 Persen Peneliti Dunia

1 hari lalu

Dua guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair masuk dalam jajaran Top 2 Persen Peneliti Dunia menurut Stanford University dan Elsevier, yakni Dekan FKM Unair Prof. Santi Martini dan Prof. Ratna Dwi Wulandari. (Dok. Humas Unair)
Dua Guru Besar FKM Unair Masuk Top 2 Persen Peneliti Dunia

Kedua guru besar FKM Unair tersebut memiliki ketertarikan pada bidang penelitian yang berbeda.


AHY Lulus Doktoral Unair, Khofifah: Politisi dan Akademisi Berkarakter

1 hari lalu

Ketua Umum IKA Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Khofifah Indar Parawansa saat bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono di kampus setempat, Senin (7/10/2024). ANTARA/HO-Tim KIP.
AHY Lulus Doktoral Unair, Khofifah: Politisi dan Akademisi Berkarakter

AHY lulus doktor dari Unair. Ketua Umum IKA Unair Khofifah Indar Parawansa menyebutnya sebagai politisi dan akademisi.


Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional, Unair Janji Pertemukan Finalis dengan Mitra Bisnis

5 hari lalu

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2024. YouTube
Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional, Unair Janji Pertemukan Finalis dengan Mitra Bisnis

Universitas Airlangga (Unair) akan menjadi tuan rumah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 yang akan digelar pada Selasa, 15 Oktober 2024.


Unair Larang Dosen PNS dan Ikatan Alumni Mendukung Salah Satu Paslon Pilkada Jatim

6 hari lalu

Rektor Unair M. Nasih sebut guru besar tidak perlu tulis gelar di luar kepentingan akademik, Jumat, 19 Juli 2024. Foto: Hanaa Septiana/TEMPO
Unair Larang Dosen PNS dan Ikatan Alumni Mendukung Salah Satu Paslon Pilkada Jatim

Dukungan sebagai alumni Unair secara perseorangan diperbolehkan, namun dukungan itu tidak boleh mengatasnamakan institusi.


Pakar Gizi Unair Koreksi Terminologi Susu Ikan

7 hari lalu

Prof. Annis Catur Adi, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair). Dok. Humas Unair
Pakar Gizi Unair Koreksi Terminologi Susu Ikan

Istilah susu ikan sebenarnya tidak tepat karena ikan tidak memiliki kelenjar mamae.


Dosen Unair Jelaskan Dampak Ekspor Pasir Laut: Intrusi Air Laut ke Darat Hingga Meningkatnya Biaya Melaut Nelayan

13 hari lalu

Sebuah kapal tunda menarik tongkang berisi pasir laut. ANTARA FOTO/Joko Sulistyo
Dosen Unair Jelaskan Dampak Ekspor Pasir Laut: Intrusi Air Laut ke Darat Hingga Meningkatnya Biaya Melaut Nelayan

Perlu diperhatikan dampak ekologis maupun sosial dari kegiatan ekspor pasir laut.


Profil RS Polri Kramat Jati, Tempat Forensik dan Tes DNA Mayat di Kali Bekasi

14 hari lalu

Dua jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi diantarkan ke rumah duka dari RS. Bhayangkara TK.I Pusdokkes Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur menuju Bekasi, Selasa 24 September 2024. TEMPO/Dede Leni Mardianti
Profil RS Polri Kramat Jati, Tempat Forensik dan Tes DNA Mayat di Kali Bekasi

RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, meminta keluarga korban mayat di Kali Bekasi membawa barang-barang pribadi untuk tes DNA.


Pengungsi Gempa Bandung Kena ISPA Hingga Kecemasan, IDI Sebut Butuh Obat Mendesak

19 hari lalu

Terminal isi ulang daya ponsel di tenda pengungsian yang didirikan Kementerian Sosial dan BNPB di lapang Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pasca gempa magnitudo 4.9, 19 September 2024. Gempa dangkal sesar Garsela ini mengguncang 30 desa di delapan kecamatan di Kabupaten Bandung dan 11 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Garut. 2.020 unit rumah di Kabupaten Bandung rusak dan 204 unit rumah di Kabupaten Garut rusak.  TEMPO/Prima Mulia
Pengungsi Gempa Bandung Kena ISPA Hingga Kecemasan, IDI Sebut Butuh Obat Mendesak

Beragam jenis penyakit merebak di kalangan pengungsi korban gempa bermagnitudo 4,9 di Garut dan Bandung. Kebutuhan obat belum terpenuhi sepenuhnya.


Khusus Mahasiswa Ilmu Sejarah Bisa Lulus Tanpa Skripsi di FIB Unair

21 hari lalu

Kampus Universitas Airlangga Surabaya. ANTARA/HO-Humas Unair.
Khusus Mahasiswa Ilmu Sejarah Bisa Lulus Tanpa Skripsi di FIB Unair

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) putuskan mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah dapat lulus tanpa buat skripsi. Apa dasarnya?