TEMPO.CO, Jakarta - Qualcomm telah mengumumkan chip terbarunya yakni Snapdragon 7 Gen 3 pada pekan ini. Chip baru berbasis transistor 4 nm itu, kata Qualcomm dikutip dari GSM Arena, "akan membagikan pengalaman AI yang luar biasa kepada lebih banyak ponsel murah."
Di antara sejumlah jenama yang telah berbaris untuk menggunakan jasa chip tersebut, Qualcomm menyebut perangkat milik Xiaomi sebagai yang pertama. Ini, sejalan dengan rumor kalau Redmi Note 14 Pro 5G akan menjadi ponsel pertama yang akan ditenagai chip Snapdragon 7s Gen 3 (7 Gen 3 ataupun yang spesifikasinya lebih tinggi 7+ Gen 3).
Penggunaan prosesor baru itu, menurut Xiaomi Time, menjadikan Redmi Note 14 Pro 5G yang bakal meluncur bulan depan sebagai perangkat yang sangat dinantikan di kategori kelas menengah.
Pendahulu dari Note 14 masih menggunakan Snapdragon 7 Gen 2. Dibandingkan dengannya, Snapdragon 7 Gen 3 dan 7+ Gen 3 dikabarkan akan menawarkan kinerja CPU sampai 20 persen lebih baik, daya GPU hingga 40 persen lebih besar, dan 30 persen lebih unggul dalam hal pengalaman dengan AI (kecerdasan buatan).
Peningkatan kemampuan itu berarti ponsel akan mampu menangani tugas-tugas seperti bermain game dan multitasking jauh lebih baik daripada sebelumnya. Versi global ponsel pintar ini juga disebut-sebut akan hadir dengan sistem tiga kamera yang mencakup lensa telefoto yang memungkinkan pengguna untuk memperbesar objek tanpa kehilangan kualitas gambar.
Alih-alih lensa telefoto, Redmi Note 14 Pro 5G, yang akan dijual di Cina menggantinya dengan lensa makro. Kelebihannya, bisa mengambil foto close-up objek kecil.
Per saat ini, Redmi Note 14 Pro 5G sudah mendapat sertifikasi dari otoritas komunikasi di Cina. Tertera di sana antara lain dukungan fast wire charging 90 Watt, meningkat dari 67 W dari Note 13 Pro.
Awalnya, nama kode untuk ponsel ini, yakni 'amethyst' diduga milik Note 14 Pro+ 5G. Nomor model internal perangkat tersebut adalah O16U. Rincian ini mengonfirmasi bahwa ponsel pintar tersebut akan dirilis dalam waktu dekat.
Pilihan Editor: Pavel Durov Ditangkap Polisi Prancis, Telegram dan WhatsApp Pernah Saling Bongkar Kelemahan Impplementasi Enkripsi