TEMPO.CO, Kediri - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi menetapkan Gereja Puhsarang di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sebagai cagar budaya nasional. Gereja yang berada tepatnya di Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, ini terpilih di antara tiga lokasi yang menjadi sasaran penetapan oleh pemerintah daerah setempat.
Bersama Gereja Puhsarang, dua lainnya adalah Terowongan Mitigasi Gunung Kelud dan Situs Totok Kerot. "Namun keputusannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat nasional bidang struktur yakni Gereja Puhsarang," kata Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Eko Priatno, mengungkapkan pada Minggu, 25 Agustus 2024.
Ketua Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia, Ninie Susanti Tedjowasono menjelaskan Gereja Puhsarang memiliki banyak keunikan. Gereja yang usianya mendekati satu abad ini disebutnya dirancang oleh arsitek Belanda yang mengadopsi arsitektur Jawa.
"Gereja ini tidak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga merupakan contoh arsitektur yang menggabungkan budaya lokal dan Eropa," kata Ninie yang juga Tim Ahli Cagar Budaya Tingkat Nasional.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berharap penetapan Gereja Puhsarang sebagai cagar budaya nasional dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian warisan budaya dan sejarah di Kabupaten Kediri. "Ke depan kami juga akan mendorong pariwisata di Kabupaten Kediri dan menguatkan tagline Kediri Berbudaya," kata dia.
Dasar dan Konsekuensi Penetapan Cagar Budaya
Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4) Imam Mubarok menerangkan bahwa keputusan penetapan tersebut dilakukan Kemendikbudristek pada 13 Agustus 2024. Dasarnya adalah Pasal 45 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, setelah sebelumnya ada penetapan cagar budaya tingkat kabupaten dan provinsi yang meliputi kategori cagar budaya benda, situs, struktur, bangunan, dan kawasan.
Sejumlah umat Kristiani beribadah di depan diorama penyaliban Yesus Kristus saat prosesi Jalan Salib di lereng gunung Wilis Desa Puhsarang, Kediri, Jawa Timur, Jumat 29 Maret 2024. Prosesi rangkaian Hari Paskah tersebut menggambarkan peristiwa yang dialami Yesus menjelang dan saat penyaliban di Bukit Golgota. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
"Ini luar biasa sudah ada penetapan," katanya sambil mengingatkan adanya regulasi yang harus ditaati begitu sudah ada penetapan cagar budaya struktur tingkat nasional. Gus Barok, panggilan akrab Imam Mubarok, memisalkan ketika ada pembangunan di lokasi gereja ataupun pembenahan. "Harus izin ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi c/q Kebudayaan dan surat bisa dikirim melalui BPK Wilayah XI."
Profil dan Keunikan Gereja Puhsarang
Gereja Puhsarang didirikan pada 1936 oleh Romo Jan Wolters CM dan dirancang oleh arsitek Henri Maclaine Pont. Keindahan arsitektur gereja ini melekat pada dua nama: arsiteknya Ir Maclaine Pont dan pastor Romo Jan Wolters CM.
Dalam konteks karya misi Gereja Katolik di Keuskupan Surabaya, Romo Wolters dikenal sebagai "rasul Jawa" (bersama Romo van Megen CM dan Romo Anton Bastiaensen CM). Disebut "rasul Jawa", karena sebagai misionaris Belanda ia dinilai sangat mencintai dan menghormati orang Jawa, bahasa Jawa dan kebudayaan serta nilai-nilai kejawaan.
Sedangkan Insinyur Maclaine Pont adalah juga yang terlibat pembangunan museum di Trowulan, Mojokerto, yang menyimpan peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit. Itu sebabnya, menurut Gus Barok, bangunan Gereja Puhsarang mirip dengan Museum Trowulan, Mojokerto. Namun, bangunan museum di Trowulan tersebut sudah hancur pada 1960 karena kurang perawatan.
Menurut situs warisanbudaya.kemendikbud.go.id, Gereja Puhsarang memiliki luas sekitar 6,5 hektare. Konstruksinya diwarnai dengan unsur bentangan kawat baja sebagai pengganti reng dan usuk untuk atap gereja.
Altar gereja di buat dari batu massif yang beratnya mencapai 7 ton dan berhias pahatan sura. Altar luar berbentuk stupa borobudur, sedang menara gereja berbentuk Candi Bentar. Selain itu, ada pendapa, perangkat gamelan, tabernakel dari batu dengan desain batu terguling, dan ada sebuah makam.
Desain gereja ini disebutkan perpaduan unsur luar (Belanda) dengan unsur budaya lokal. Dalam gereja terdapat relief-relief batu tentang lambang-lambang penulis Injil.
Pilihan Editor: Sedikitnya 13 Orang Tewas Diterjang Banjir Bandang di Kota Ternate Minggu Pagi