TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan keamanan siber global, Kaspersky, menemukan modus penipuan daring baru di tengah kabar penangkapan Chief Executive Officer (CEO) Telegram, Pavel Durov. Penipu memasang kampanye spam dan mendistribusikan surat elektronik atau email yang memuat pesan penggalangan dana palsu untuk pembelaan hukum Durov.
Pakar Keamanan bidang Email di Kaspersky, Andrey Kuvton, mendeteksi kampanye spam yang semakin aktif sejak pendiri Telegram ditangkap. Jenis spam yang dikirim hampir serupa, berisi ajakan untuk berdonasi membantu Pavel Durov. Penipu ditengarai menyamar sebagai perwakilan organisasi hak asasi manusia yang seolah berkomitmen akan membebaskan Pavel Durov.
"Sangat penting untuk berpikir kritis dan memeriksa ulang sebelum mengirim uang ke proyek donasi apapun," kata Andrey melalui keterangan resminya, Rabu, 28 Agustus 2024.
Menurut Andrey, para penyebar spam tersebut memantau perubahan sosial dan berita terbaru. Mereka kemudian memancing korban dengan kejadian yang sedang menjadi tren, termasuk bos besar Telegram pada pekan lalu.
Menurut Andrey, pengguna email diperdaya untuk menyumbangkan uang ke beberapa dompet kripto tertentu, termasuk BTC, ETH, dan TRX. Untuk melewati filter spam, penipu mengubah kata-kata mereka, menghindari pengulangan, bahkan menggunakan sinonim seperti “membantu”, “mendukung", "menyumbangkan", atau "mengumpulkan dana."
Salah satu organisasi pendanaan yang dicatut oleh para penipu, dari temuan Andrey, adalah Human Rights Defenders Network (HRDN). Ada pula yang menyamar sebagai Digital Rights Advocacy Network (DRAN).
Andrey meminta pengguna perangkat digital selalu mengandalkan komunikasi resmi dan sumber berita terverifikasi. “Jangan pernah mempercayai email yang ditulis dalam bahasa dan format yang aneh, terutama jika tim resmi belum mengumumkan upaya penggalangan dana apapun," tuturnya.
Pilihan Editor: Darurat Mpox, Kemenhub Kembali Wajibkan Penumpang Rute Internasional Pakai Aplikasi SatuSehat