Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Imbas Pavel Durov Ditangkap, Telegram Ubah Kebijakan Private Chat?

image-gnews
Ilustrasi Telegram. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Ilustrasi Telegram. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Perusahaan Telegram tiba-tiba menghapus pernyataan dari halaman FAQ-nya yang menyebutkan jika obrolan pribadi dilindungi dan bahwa "kami tidak memproses permintaan apa pun yang terkait dengan obrolan tersebut." 

Dilansir dari The Verge, perusahaan aplikasi pesan media sosial ini membuat perubahan kebijakan diduga dikaitkan dengan penangkapan CEO mereka Pavel Durov oleh otoritas pemerintah Prancis. Perubahan ini terjadi hampir dua minggu setelah Durov ditangkap karena diduga membiarkan "aktivitas kriminal berlangsung tanpa hambatan di aplikasi pengiriman pesan tersebut.”

Keterangan yang dihimpun oleh The Verge, juru bicara Telegram Remi Vaughn secara resmi memberikan tanggapan mereka dengan mengatakan kode sumber aplikasi tersebut tidak berubah. Dirinya menyebut jika obrolan pribadi masih dijaga privasinya, meskipun begitu pengguna selalu dapat melaporkan obrolan masuk baru kepada moderator dengan menggunakan Blokir kemudian Laporkan. 

“Siapa pun dapat memeriksa kode sumber terbuka Telegram dan melihat tidak ada perubahan,” tulis Vaughn.

Beberapa perubahan tersebut tampaknya sudah mulai berlaku: halaman Tanya Jawab perusahaan telah berubah dalam 24 jam terakhir. Ambil satu bagian yang berjudul, “Ada konten ilegal di Telegram. Bagaimana cara menghapusnya?”

Hingga tanggal 5 September, tanggapan Telegram terhadap pertanyaan tersebut berbunyi, “Semua obrolan Telegram dan obrolan grup bersifat privat di antara para pesertanya. Kami tidak memproses permintaan apa pun yang terkait dengan obrolan tersebut.”

Namun, kalimat tersebut sempat dihapus dan sebagai gantinya, kalimat-kalimat tersebut berbunyi “Semua aplikasi Telegram memiliki tombol 'Laporkan' yang memungkinkan anda menandai konten ilegal untuk moderator kami, hanya dengan beberapa ketukan,” diikuti dengan petunjuk tentang cara melaporkan pesan.

Saluran pers Telegram tidak segera menanggapi pertanyaan tentang bahasa apa yang dihapus itu atau bagaimana cara menangani permintaan tersebut.

Penangkapan Pavel

Pihak berwenang Prancis menangkap Durov pada 24 Agustus 2024 sesaat setelah Pavel tiba di bandara usai kunjungannya di Azerbaijan. Penangkapan ini sebagai bagian dari investigasi terhadap aktivitas kriminal di Telegram dan dugaan kurangnya kerja sama dengan penegak hukum.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Otoritas peradilan minggu lalu menempatkan pendiri teknologi berusia 39 tahun ini di bawah penyelidikan resmi atas 12 tuduhan, beberapa diantaranya seperti, menyediakan layanan kriptografi untuk penjahat dan keterlibatannya dalam menjalankan platform online yang memungkinkan terjadinya transaksi terlarang, gambar-gambar pelecehan seksual anak, perdagangan narkoba, dan penipuan.

Penangkapan dan dakwaan Durov telah menimbulkan perdebatan yang sebenarnya telah lama terjadi tentang keseimbangan antara kebebasan berbicara, privasi, dan bahaya yang ditimbulkan oleh polisi di dunia maya.

Para pendiri teknologi dan pendukung kebebasan internet, termasuk pemilik X, Elon Musk, dan pengungkap fakta Edward Snowden, telah mengutuk kasus ini dan menganggapnya sebagai ancaman terhadap kebebasan berekspresi.

CEO Telegram Pavel Durov mengkritik pihak berwenang Prancis yang mengajukan tuntutan kriminal yang 'salah kaprah' terhadapnya dan bukannya melakukan pendekatan kepada perusahaannya untuk menyampaikan keprihatinannya dalam komentar publik pertamanya sejak penahanannya.

Komentar Pavel

Dalam sebuah posting di Telegram pada Kamis, 5 September 2024, Durov mengatakan "mengejutkan" saat tahu bahwa ia dapat dianggap bertanggung jawab secara pribadi atas kegiatan ilegal yang dilakukan oleh orang lain di platform media sosial dan perpesanannya.

"Jika sebuah negara tidak puas dengan layanan internet, praktik yang sudah mapan adalah memulai tindakan hukum terhadap layanan itu sendiri," tulis pengusaha teknologi kelahiran Rusia ini.

"Menggunakan hukum dari era pra-smartphone untuk menuntut seorang CEO atas kejahatan yang dilakukan oleh pihak ketiga pada platform yang dikelolanya adalah pendekatan yang salah kaprah.”

Pilihan editor: CEO Telegram Pavel Durov Diciduk di Prancis, Bagaimana Update Kasusnya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB Ungkap Sindikat Kejahatan di Asia Tenggara Gunakan Aplikasi Telegram

1 hari lalu

Logo Telegram. REUTERS/Dado Ruvic
PBB Ungkap Sindikat Kejahatan di Asia Tenggara Gunakan Aplikasi Telegram

Badan PBB, UNODC, merilis laporan soal jaringan kriminal di Asia Tenggara menggunakan Telegram untuk menjalankan aktivitas kejahatannya.


Begini Cara Blur Chat WhatsApp Web agar Tidak Diintip Orang Lain

5 hari lalu

WhatsApp Web. Kredit: Tech Advisor
Begini Cara Blur Chat WhatsApp Web agar Tidak Diintip Orang Lain

Tak perlu khawatir membuka WhatsApp Web di tempat umum karena ada extension untuk blur chat.


Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

7 hari lalu

Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah. REUTERS/Khalil Hassan
Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

Mendiang pemimpin gerakan Lebanon Hizbullah, Hassan Nasrallah, sempat menyetujui gencatan senjata sementara dengan Israel beberapa hari sebelum tewas


Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

8 hari lalu

Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

Rusia, Cina, Prancis, dan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya menyuarakan dukungan untuk Antonio Guterres dan mengecam keputusan Israel y


Top 3 Dunia: Ali Khamenei Buka Suara hingga Prancis Kecam Serangan Iran ke Israel

8 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, Ayatollah Sayid Ali Khamenei. Foto: Kantor Pelestarian dan Publikasi Karya-karya Ayatollah Sayid Ali Khamenei
Top 3 Dunia: Ali Khamenei Buka Suara hingga Prancis Kecam Serangan Iran ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 2 Oktober 2024 diawali oleh reaksi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei atas serangan ke Israel


Mencicipi Perpaduan Hidangan Lokal dan Prancis hingga Dessert di Savor The Flavor

8 hari lalu

Co founder Bistro Baron, Romy Sastranegara; Chef Theo Setyo; Marketing Communication & Public Relations Managee, Tommy Utamo; Aktivis Lovepink Dede Gracia, dan Co founder Jakarta Dessert Week Talita Setyadi saat jumpa pers Savor The Flavor, di Jakarta, Rabu 2 Oktober 2024.
Mencicipi Perpaduan Hidangan Lokal dan Prancis hingga Dessert di Savor The Flavor

Tak hanya menu-menu istimewa, Savor The Flavor juga menghadirkan aktivitas seru hingga dukungan kesadaran kanker payudara


River Cruise Khusus Perempuan Tawarkan Perjalanan Menyusuri Prancis

8 hari lalu

Kapal river cruise Uniworld. Instagram.com/@uniworldcruises
River Cruise Khusus Perempuan Tawarkan Perjalanan Menyusuri Prancis

Perusahaan pelayaran Uniworld menawarkan perjalanan river cruise khusus perempuan


Prancis Kerahkan Militer ke Timur Tengah usai Serangan Iran terhadap Israel

8 hari lalu

Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara saat  mengunjungi rumah sakit darurat yang dibangun oleh militer di luar Rumah Sakit Emile Muller di Mulhouse, Perancis Timur, 25 Maret 2020. RUmah sait darurat ini dibuat guna menjadi tempat isolasi pasien terdampak Virus Corona. Cugnot Mathieu/Pool via REUTERS
Prancis Kerahkan Militer ke Timur Tengah usai Serangan Iran terhadap Israel

Kementerian Luar Negeri Prancis mengkonfirmasi partisipasi negara itu melalui sarana militernya di Timur Tengah untuk melawan serangan Iran


Prancis Mengecam Serangan Iran terhadap Israel

8 hari lalu

Rudal Iran Paveh-351. Wikimedia/Amin Ahouei
Prancis Mengecam Serangan Iran terhadap Israel

Prancis mengecam serangan Iran terhadap Israel. Emmanuel Macron meminta Hizbullah menghentikan serangan terhadap Israel dan penduduknya


Penggemar Makanan Prancis, French Gastronomy Week Hadir Lagi Oktober Ini

9 hari lalu

Chef peraih bintang Michelin dari Prancis, David Gallienne, saat demo masak di pembukaan French Gastronomy Week di Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2024. (TEMPO/Mila Novita)
Penggemar Makanan Prancis, French Gastronomy Week Hadir Lagi Oktober Ini

Acara ini akan menghadirkan kekayaan dan keragaman gastronomi Prancis yang sudah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO sejak 2010.