TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan fenomena astronomi soal pergerakan Bulan menjauhi Bumi yang diprediksi akan menambah durasi waktu satu hari di Bumi dari 24 menjadi 25 jam.
Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin menjelaskan, pergerakan Bulan yang menjauhi Bumi disebabkan oleh interaksi antara Bumi, Bulan, dan Matahari.
"Akibatnya rotasi Bumi akan melambat, Bulan menjauh, dan revolusi Bulan melambat atau periodenya makin panjang," kata Thomas saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2024, dan dilansir Antara.
Thomas menjelaskan, setiap tahunnya Bulan bergerak 3,5 centimeter menjauh dari Bumi. Hal ini membuat rotasi Bumi melambat 0,002 detik per abad. Dengan kata lain, setiap 100.000 tahun durasi satu hari di Bumi hanya bertambah dua detik.
Soal penambahan waktu satu hari di Bumi dari 24 jam menjadi 25 jam, kata Thomas, itu kemungkinan baru terjadi 180 juta tahun mendatang.
Oleh karenanya, menurut Thomas dampak pergeseran Bulan menjauhi Bumi baru terasa oleh manusia dalam jangka waktu yang sangat panjang. "Dampaknya baru terasa itu miliaran tahun mendatang. Manusia sekarang tidak akan merasakan," kata dia.
Pilihan Editor: Ini Alasan di Balik Jendela Pesawat Berbentuk Oval atau Bulat