TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, meminta nelayan Indonesia ikut mengadopsi teknologi ketika pergi melaut. Salah satu alat yang bisa ikut dipakai oleh nelayan adalah sistem informasi Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS), serta aplikasi InfoBMKG.
“Kondisi cuaca sedikit banyaknya akan memberikan pengaruh terhadap hasil tangkapan ikan,” kata Dwikorita melalui siaran pers, Jumat, 30 Agustus 2024.
Sistem INA-WIS merupakan informasi maritim interaktif, termasuk prediksi cuaca, yang dikembangkan untuk mendukung keselamatan nelayan dan pelayaran. Menurut Dwikorita, kondisi cuaca belakangan gampang berubah dan semakin sulit ditebak, jika haya mengandalkan tanda-tanda alam.
Hal ini juga yang menjadi alasan BMKG selalu menerbitkan peringatan dini potensi gelombang tinggi, setiap hari. “Kondisi cuaca ektrim berpotensi membahayakan keselamatan nelayan yang tengah melaut,” tutur Dwikorita.
Pemanfaatan aplikasi cuaca, dia meneruskan, adalah bagian dari Early Warning, Early Action untuk menekan risiko kecelakaan laut. Konsep tersebut mencakup tindakan dini yang harus diambil, terutama soal mitigasi bencana dan kondisi perairan yang ekstrem akibat cuaca.
Dengan sistem INA-WIS, nelayan dan pelaut di kapal jenis lainnya bisa mengetahui berbagai informasi seputar meteorologi, klimatologi, dan geofisika tersebut. Hasil pemantauan alat itu juga membantu nelayan untuk memutuskan akan melaut atau tidak.
Dwikorita mengklaim informasi dari BMKG sudah termasuk lengkap, mulai dari prakiraan cuaca tiga harian dan tujuh harian, perkiraan angin dan arah kecepatann, perkiraan arus, gelombang tinggi, hingga kondisi aktual hujan dan kering.
“Selain itu, INA-WIS memungkinkan (nelayan) mengetahui informasi maritim selama sepuluh hari ke depan dan daerah tangkapan ikan," kata dia.
Pilihan Editor: Tempo Raih AMSI Awards 2024 Lewat Inovasi Jangkau Audiens