TEMPO.CO, Mataram - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 8 kabupaten atau kota di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berstatus siaga kekeringan pada musim kemarau ini. "Potensi kekeringan semakin meluas di wilayah NTB," kata Prakirawan BMKG NTB Nindya Kirana melalui keterangan tertulisnya di Mataram, Senin, 2 September 2024, seperti dilansir Antara.
Menurut Nindya, dalam soal kekeringan, BMKG menetapkan status daerah menjadi tiga level: siaga, awas dan waspada.
Daerah yang masuk kategori siaga: Kecamatan Pajo di Kabupaten Dompu; Kecamatan Soromandi dan Tambora di Kabupaten Bima; Kecamatan Mataram di Kota Mataram; Kecamatan Sekotong di Lombok Barat; Kecamatan Pujut di Lombok Tengah; Kecamatan Jerowaru dan Pringgabaya di Lombok Timur; Kecamatan Moyo Hulu di Sumbawa; Kecamatan Maluk di Sumbawa Barat.
Sedangkan daerah yang berstatus awas: Kecamatan Swela di Lombok Timur; Kecanatan Belo, Palibelo dan Sape di Kabupaten Bima.
Daerah yang di level waspada: Kecamatan Dompu, Huu, Kempo, Kilo, Manggalewa, dan Woja di Kabupaten Dompu; Kecamagan Bolo, Lambu, Madapangga, dan Sanggar di Kabupaten Bima; Kecamatan Raba di Kota Bima; Kecamatan Batu Layar, Gerung, Kediri, dan Lembar di Lombok Barat; Kecamatan Janapria, Praya, dan Praya Tengah di Lombok Tengah; Kecamatan Aikmel, Labuhan Haji, Sakra Barat, Sambelia, Sembalun, Sukamulia di Kabupaten Lombok Timur; Kecamatan Bayan, Gangga, Kayangan, Pemenang, Tanjung di Lombok Utara; Kecamatan Alas, Buer, Empang, Labangka, Labuhan Badas, Moyo Utara, Orong Telu, Rhee, Sumbawa, Unter Iwes, Utan di Kabupaten Sumbawa; Kecamatan Brang Ene, Brang Rea, Jereweh, Poto Tano, Seteluk di Sumbawa Barat.
"Dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan indikator hari tanpa hujan dengan potensi waspada, siaga dan awas terjadi di 10 daerah di NTB," kata Nindya.
Menurut Nindya, pada dasarian I September 2024 potensi hujan di wilayah NTB sangat rendah. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang (>20mm/dasarian) terjadi di sebagian besar wilayah NTB, terutama di bagian timur, dengan peluang curah hujan rendah (<10 persen). "Namun, di pulau Lombok bagian barat, terdapat wilayah dengan peluang curah berkisar antara 30 - 40 persen," katanya.
Saat ini seluruh wilayah NTB masih dalam periode musim kemarau, sehingga warga NTB dihimbau agar dapat menggunakan air secara bijak. Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.
"Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan," kata Nindya.
Pilihan Editor: Jakarta Peringkat Kedua Kualitas Udara Terburuk di Dunia Pagi Ini