TEMPO.CO, Ternate - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan akan membangun bendung sabo yang digunakan untuk meminimalisir bencana banjir bandang di Kelurahan Rua, Ternate Pulau, Kota Ternate, Maluku Utara.
Hal itu disampaikan Basuki saat meninjau lokasi banjir bandang di Kelurahan Rua, Kota Ternate, bersama Wali Kota Ternate Tauhid Soelaiman dan anggota DPR RI Komisi V Irine Yusiana Roba Putri pada Selasa, 3 Agustus 2024.
Bendung sabo sendiri merupakan suatu sistem pengendalian bencana alam aliran yang membawa pengendapan, seperti banjir bandang, aliran material vulkanik, dan pergerakan tanah, yang dibangun pada jalur aliran di pegunungan.
“Pembangunan ini rencananya akan kami percepat. Sementara ini kita buat sabo dam yang didesain pada September, Oktober dan November ini,” kata Basuki, Selasa.
Basuki mengatakan, pembangunan bendung sabo di sungai mati di Ternate akan berfungsi mengatur aliran deras air dan bisa menghentikan laju endapan sehingga bagian hilir tidak banyak terdampak oleh potensi bencana.
Ada dua cara yang akan dilakukan dalam menormalisasi kali di Ternate. Pertama dengan mengubah jalur sungai yang awalnya tidak lurus, akan dibuat menjadi lurus. Kedua, membuat sabo dam yang berfungsi mengendalikan lahar atau banjir ketika terjadinya hujan lebat. “Alur material banjir itu harus kami buat. Untuk sabo dam, tahun ini juga akan kami desain. Sementara kita hitung dulu anggarannya,” ujar Basuki.
Tauhid Soelaiman mengatakan pihaknya telah memaksimalkan upaya penanganan banjir bandang yang terjadi di Kelurahan Rua dengan mengerahkan semua personil bencana di lokasi banjir. Pemerintah Kota Ternate bahkan telah mengidentifikasi lokasi yang digunakan sebagai lokasi relokasi korban bencana banjir di Rua. “Proses itu kami terus lakukan,” ujarnya.
Pilihan Editor: BMKG: Waspada Potensi Gelombang Tinggi 2,5 Meter di Beberapa Perairan, Kecepatan Angin Tertinggi di Sabang