TEMPO.CO, Jakarta - Ada 11 usaha rintisan atau startup dari Telkom University yang belakangan berhasil mengikat kemitraan awal atau letter of intent (LoI) dengan kalangan investor. Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kerja Sama Telkom University, Rina Pudji Astuti, mengatakan 11 startup tersebut terpilih dari total 21 startup yang mengikuti inkubasi selama enam bulan.
“Mudah-mudahan akan muncul lebih banyak peluang bagi para startup lainnya,” katanya melalui keterangan tertulis, Jumat 6 September 2024.
Nama-nama startup yang terpilih, antara lain Reedooceit, Curaweda, Dream Agri Culture, Carikosku.telyu, Selasar Kampus, Ulin Titik0. Kemudian ada juga Harmoniz, BangunPC, Tabrizah, Efika, dan Learnhub. Entitas rintisan yang beragam itu mengikat kemitraan awal dengan berbagai korporasi, mulai dari Mapid, Spill Ventures, Maven Asia Capital, PT Bhakti Unggul Teknovasi, PT Sigap Tangkas Mandiri, hingga MDI Ventures.
Sebelum akhirnya dilirik oleh calon pemodal, perwakilan setiap startup sempat memaparkan bisnis masing-masing, dalam acara bertajuk Demo Day, di sebuah hotel di Bandung, pada 3 September lalu. Menurut Rina, peluang bagi startup dari Telkom University akhirnya muncul berkat peningkatan keahlian. “Serta jaringan yang semakin luas,” katanya.
Salah satu peserta terpilih, BangunPC, merupakan platform yang membantu pengguna untuk memilih dan merakit komponen komputer atau PC sesuai kebutuhan dan anggaran. Aplikasi tersebut juga terintegrasi dengan e-commerce di Indonesia.
Ada juga Efika, perusahaan rintisan inovatif yang berfokus menyediakan layanan visual branding dan desain grafis. Mereka menawarkan pembuatan logo, identitas merek, materi pemasaran, desain kemasan, dan konten digital.
Nama lainnya, CariKosKu.Telyu, merupakan platform berbasis komunitas yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan akomodasi mahasiswa. Layanannya berbeda dengan Harmonize.id, startup yang melayani konsultasi pengelolaan keuangan pasangan muda.
Ada lagi Learnhub, pengembang aplikasi berbasis situs web yang dirancang untuk membantu para kreator konten untuk mengelola Digital Academy sendiri. Penggunanya tidak perlu memiliki keterampilan pemrograman maupun coding untuk membuat platform pendidikan digital yang menarik dan fungsional.
Pilihan Editor: Cerita Endang Aminuddin Masuk TIME 100 AI 2024, Diwawancara dan Diminta Diam-diam Saja