Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polusi Tanah Ternyata Membahayakan Cacing dan Serangga

Editor

Avit Hidayat

image-gnews
Mahasiswa fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (USK) yang tergabung dalam tim pemeriksaan kesehatan hewan kurban Idul Adha 2024 memperlihatkan temuan cacing dan parasit pada jeroaan daging kurban di Banda Aceh, Aceh, Senin 17 Juni 2024. Pemerintah Aceh mengerahkan tim pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang terdiri dari anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Aceh dan ASN Dinas Peternakan serta mashasiswa USK untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan daging hewan kurban agar aman dikonsumsi manusia. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Mahasiswa fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (USK) yang tergabung dalam tim pemeriksaan kesehatan hewan kurban Idul Adha 2024 memperlihatkan temuan cacing dan parasit pada jeroaan daging kurban di Banda Aceh, Aceh, Senin 17 Juni 2024. Pemerintah Aceh mengerahkan tim pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang terdiri dari anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Aceh dan ASN Dinas Peternakan serta mashasiswa USK untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan daging hewan kurban agar aman dikonsumsi manusia. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Dr. Victoria J. Burton—seorang periset dari Natural History Museum, London, Inggris—menemukan dampak polusi tanah yang berbahaya bagi kelangsungan kehidupan dalam tanah. Mereka yang menjadi korban adalah cacing, serangga, tungai, dan pelbagai jenis lain yang selama ini bekerja tanpa lelah dalam kegelapan.

Para peneliti Natural History Museum melihat ancaman nyata bagi penghuni bawah tanah tenyata bukan lantaran intensifikasi pertanian atau perubahan iklim, tetapi polusi tanah. Pencemaran tanah adalah keadaan bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Penelitian Burton bersama 15 peneliti lainnya itu dipublikasi di jurnal iScience pada Volume 27, Edisi 9, 20 September 2024.

"Di atas permukaan tanah, penggunaan lahan, perubahan iklim, dan spesies invasif memiliki dampak terbesar pada keanekaragaman hayati, jadi kami berasumsi bahwa hal yang sama juga akan terjadi di bawah permukaan tanah. Namun, hasil penelitian kami menunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi," kata Burton seperti dikutip dari Earth.com pada Senin, 9 September 2024.

"Sebaliknya, kami menemukan bahwa polusi pestisida dan logam berat menyebabkan kerusakan paling besar pada keanekaragaman hayati tanah. Hal ini mengkhawatirkan, karena belum banyak penelitian tentang dampak polusi tanah, sehingga dampaknya mungkin lebih luas daripada yang kita ketahui."

Burton lantas menjelaskan bahwa tanah, bagi penghuni bawah tanah, bukan sekadar gumpalan tanah yang homogen. Tanah memiliki lingkungan kompleks yang mengandung banyak struktur, nutrisi, dan mineral yang berbeda-beda. Karena alasan ini ditemukan kehidupan, bahkan jauh di dalam tanah.

“Namun karena sedikitnya spesialis yang dapat mengidentifikasi organisme bawah tanah, pengetahuan kita tentang kehidupan di bawah tanah jauh lebih sedikit daripada di atas tanah.”

Namun, tidak semuanya suram. Masih ada cara untuk memperkuat tanah dan membalas budi para pahlawan kecil kita ini. Penggunaan pupuk organik dan mulsa, misalnya, memasukkan lebih banyak karbon ke dalam tanah yang menjadi santapan lezat bagi cacing tanah.

Merevitalisasi Tanah

Penting bagi manusia untuk membudidayakan praktik yang mendukung keseimbangan ekosistem bawah tanah. Salah satu pendekatan yang efektif adalah menerapkan rotasi tanaman, yang tidak hanya meningkatkan struktur tanah tetapi juga mengganggu siklus hidup hama dan patogen berbahaya.

Cacing tanah Gippsland. Scienceinfo.net

Menambahkan tanaman penutup juga sangat berharga; pelindung hijau ini membantu mencegah erosi tanah dan memperkaya kandungan nutrisi, yang pada akhirnya menguntungkan sekutu tersembunyi kita. 

Selain itu, mengurangi penggunaan pestisida sintetis sangat penting untuk menjaga kesehatan tanah kita. Dengan melakukan ini, kita dapat membantu menciptakan komunitas cacing tanah dan serangga yang berperan penting dalam ekosistem kita.

Meningkatkan kesadaran tentang polusi tanah merupakan tanggung jawab kita bersama. Prakarsa masyarakat, program pendidikan, dan upaya penjangkauan sangat penting dalam menginformasikan masyarakat tentang peran penting organisme tanah. 

Melibatkan petani, tukang kebun, dan pembuat kebijakan setempat dalam percakapan tentang praktik pertanian berkelanjutan dapat menghasilkan perubahan yang berarti. 

Selain itu, mendukung inisiatif penelitian seperti yang dilakukan Burton dapat membantu menjelaskan kompleksitas ekosistem tanah dan pentingnya melestarikannya. Dengan mengadvokasi kesehatan tanah, tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memastikan kesejahteraan planet kita.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ridwan Kamil Targetkan Polusi Udara Jakarta Turun dalam 5 Tahun

1 hari lalu

Bakal calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil saat ditemui usai agenda Rembug Kota di Ganara Art Space, FX Sudirman, Jakarta Pusat pada Ahad, 15 September 2024. Tempo/Annisa Febiola.
Ridwan Kamil Targetkan Polusi Udara Jakarta Turun dalam 5 Tahun

Bakal calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil menargetkan polusi udara Jakarta berkurang dalam lima tahun, melalui tiga cara.


Atasi Kualitas Udara Buruk Jakarta, Mahasiswa UI Gagas Penyaring Karbon Monoksida Raksasa

3 hari lalu

Gedung perkantoran terselimuti kabut polusi di Jakarta, Rabu, 19 Juni 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Atasi Kualitas Udara Buruk Jakarta, Mahasiswa UI Gagas Penyaring Karbon Monoksida Raksasa

Lima mahasiswa UI merancang The Green Giant Purifier, sebuah alat penyaring udara berukuran besar untuk mengatasi masalah udara di DKI.


Janji Pramono Anung Atasi Masalah Banjir, Polusi, hingga Soal PPSU

5 hari lalu

Sekretaris Kabinet Pramono Anung di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 11 September 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Janji Pramono Anung Atasi Masalah Banjir, Polusi, hingga Soal PPSU

Pramono Anung berjanji akan menyelesaikan masalah-masalah kecil dulu yang ada di Jakarta.


Ragam Cara Tekan Polusi Menurut Kemenko Marves, dari Bus Listrik hingga Konversi Sampah

10 hari lalu

Penumpang saat menaiki bus listrik Transjakarta di Terminal Blok M, Jakarta, Rabu, 17 Juli 2024. PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menargetkan penambahan 200 unit bus listrik pada 2024. PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) telah mengoperasikan 100 unit bus listrik dan menargetkan penambahan 200 unit bus listrik pada tahun 2024 ini. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ragam Cara Tekan Polusi Menurut Kemenko Marves, dari Bus Listrik hingga Konversi Sampah

Pemerintah menggunakan sejumlah sumber daya ramah lingkungan dan pendanaan untuk meningkatkan penggunaan transportasi umum.


Janji-janji Ridwan Kamil, Kurangi Polusi Udara Jakarta hingga Tetap Gratiskan JakLingko

15 hari lalu

Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil (kiri) dan Suswono (kanan) saat mendatangi RSUD Tarakan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan, Jakarta, 31 Agustus 2024. Pemeriksaan kesehatan menjadi salah satu tahapan yang harus dijalani oleh Paslon dalam Pilgub Jakarta 2024. Tempo/Ilham Balindra
Janji-janji Ridwan Kamil, Kurangi Polusi Udara Jakarta hingga Tetap Gratiskan JakLingko

Ridwan Kamil berjanji akan melakukan berbagai program jika terpilih jadi Gubernur Jakarta. Ia akan kurangi polusi udara dan pembangunan merata.


Apa Alasan Pemerintah Bakal Membatasi BBM Bersubsidi?

19 hari lalu

Petugas menunggu jaringan aplikasi  BBM subsidi normal kembali dan mengarahkan pembeli untuk menggunakan BBM non subsidi di SPBU Siliwangi, Semarang, Kamis, 6 Juni 2024. Terkait penjualan BBM bersubsidi pengelola SPBU memilih menutup penjualan karena tidak berani menjual BBM bersubsidi tanpa melalui aplikasi resmi yang sedang error.  Tempo/Budi Purwanto
Apa Alasan Pemerintah Bakal Membatasi BBM Bersubsidi?

Pemerintah berencana untuk melakukan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Lantas, apa alasan pemerintah melakukan pembatasan BBM bersubsidi?


Kualitas Udara Jakarta Masih Tidak Sehat Menurut IQAir, Tingkat Polusinya Meningkat

19 hari lalu

Gedung perkantoran terselimuti kabut polusi di Jakarta, Rabu, 19 Juni 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kualitas Udara Jakarta Masih Tidak Sehat Menurut IQAir, Tingkat Polusinya Meningkat

Aplikasi IQAir mencatat kualitas udara Jakarta kembali berkategori Tidak Sehat sejak Kamis dinihari, 29 Agustus 2024.


Kenapa Gigitan Nyamuk Bikin Gatal?

29 hari lalu

ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti (pixabay.com)
Kenapa Gigitan Nyamuk Bikin Gatal?

Rasa gatal yang muncul setelah digigit nyamuk adalah hasil dari reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap air liur nyamuk.


Tips Ampuh Hindari Gigitan Nyamuk dengan Cara Alami

30 hari lalu

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Tips Ampuh Hindari Gigitan Nyamuk dengan Cara Alami

Berikut adalah 15 cara alami yang telah terbukti ampuh untuk menghindari gigitan nyamuk.


Kurangi Polusi Jakarta, Menteri Luhut Binsar Pandjaitan Kaji Penutupan PLTU Suralaya

33 hari lalu

PLTU Suralaya di Cilegon, Banten. Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi J. Purwono menyatakan PLN akan membeli batu bara dari hasil inkind (pembayaran royalti dalam bentuk barang) sesuai harga pasar (18/11). Foto : TEMPO/Santirta M
Kurangi Polusi Jakarta, Menteri Luhut Binsar Pandjaitan Kaji Penutupan PLTU Suralaya

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya sedang mengkaji penutupan PLTU Suralaya untuk menekan polusi udara di Jakarta.