TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Dr. Victoria J. Burton—seorang periset dari Natural History Museum, London, Inggris—menemukan dampak polusi tanah yang berbahaya bagi kelangsungan kehidupan dalam tanah. Mereka yang menjadi korban adalah cacing, serangga, tungai, dan pelbagai jenis lain yang selama ini bekerja tanpa lelah dalam kegelapan.
Para peneliti Natural History Museum melihat ancaman nyata bagi penghuni bawah tanah tenyata bukan lantaran intensifikasi pertanian atau perubahan iklim, tetapi polusi tanah. Pencemaran tanah adalah keadaan bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Penelitian Burton bersama 15 peneliti lainnya itu dipublikasi di jurnal iScience pada Volume 27, Edisi 9, 20 September 2024.
"Di atas permukaan tanah, penggunaan lahan, perubahan iklim, dan spesies invasif memiliki dampak terbesar pada keanekaragaman hayati, jadi kami berasumsi bahwa hal yang sama juga akan terjadi di bawah permukaan tanah. Namun, hasil penelitian kami menunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi," kata Burton seperti dikutip dari Earth.com pada Senin, 9 September 2024.
"Sebaliknya, kami menemukan bahwa polusi pestisida dan logam berat menyebabkan kerusakan paling besar pada keanekaragaman hayati tanah. Hal ini mengkhawatirkan, karena belum banyak penelitian tentang dampak polusi tanah, sehingga dampaknya mungkin lebih luas daripada yang kita ketahui."
Burton lantas menjelaskan bahwa tanah, bagi penghuni bawah tanah, bukan sekadar gumpalan tanah yang homogen. Tanah memiliki lingkungan kompleks yang mengandung banyak struktur, nutrisi, dan mineral yang berbeda-beda. Karena alasan ini ditemukan kehidupan, bahkan jauh di dalam tanah.
“Namun karena sedikitnya spesialis yang dapat mengidentifikasi organisme bawah tanah, pengetahuan kita tentang kehidupan di bawah tanah jauh lebih sedikit daripada di atas tanah.”
Namun, tidak semuanya suram. Masih ada cara untuk memperkuat tanah dan membalas budi para pahlawan kecil kita ini. Penggunaan pupuk organik dan mulsa, misalnya, memasukkan lebih banyak karbon ke dalam tanah yang menjadi santapan lezat bagi cacing tanah.
Merevitalisasi Tanah
Penting bagi manusia untuk membudidayakan praktik yang mendukung keseimbangan ekosistem bawah tanah. Salah satu pendekatan yang efektif adalah menerapkan rotasi tanaman, yang tidak hanya meningkatkan struktur tanah tetapi juga mengganggu siklus hidup hama dan patogen berbahaya.
Cacing tanah Gippsland. Scienceinfo.net
Menambahkan tanaman penutup juga sangat berharga; pelindung hijau ini membantu mencegah erosi tanah dan memperkaya kandungan nutrisi, yang pada akhirnya menguntungkan sekutu tersembunyi kita.
Selain itu, mengurangi penggunaan pestisida sintetis sangat penting untuk menjaga kesehatan tanah kita. Dengan melakukan ini, kita dapat membantu menciptakan komunitas cacing tanah dan serangga yang berperan penting dalam ekosistem kita.
Meningkatkan kesadaran tentang polusi tanah merupakan tanggung jawab kita bersama. Prakarsa masyarakat, program pendidikan, dan upaya penjangkauan sangat penting dalam menginformasikan masyarakat tentang peran penting organisme tanah.
Melibatkan petani, tukang kebun, dan pembuat kebijakan setempat dalam percakapan tentang praktik pertanian berkelanjutan dapat menghasilkan perubahan yang berarti.
Selain itu, mendukung inisiatif penelitian seperti yang dilakukan Burton dapat membantu menjelaskan kompleksitas ekosistem tanah dan pentingnya melestarikannya. Dengan mengadvokasi kesehatan tanah, tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memastikan kesejahteraan planet kita.