Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CEO Telegram Pavel Durov Diciduk di Prancis, Bagaimana Update Kasusnya?

image-gnews
Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov. REUTERS/Albert Gea
Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov. REUTERS/Albert Gea
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Pendiri sekaligus CEO aplikasi Telegram, Pavel Durov masih berkutat dengan kasus penangkapannya di Prancis sejak 24 Agustus lalu. Dirinya dituduh dengan 12 dakwaan yang membuatnya tidak bisa meninggalkan negara tersebut hingga saat ini. 

Disebutkan jika penangkapan ini merupakan bagian dari investigasi awal yang dipimpin oleh OFMIN (Kantor Pencegahan Kekerasan terhadap Anak di bawah Umur) Prancis. OFMIN merupakan sebuah lembaga baru yang didirikan oleh Prancis pada November 2023. Lembaga inilah yang mengeluarkan surat perintah untuk meringkus Pavel Durov dengan menyebutkan tuduhan yang mencakup pencucian uang, perdagangan narkoba, dan penyebaran konten pelecehan seksual anak di Telegram.

Pihak berwenang Prancis menangkap Durov bulan lalu sebagai bagian dari investigasi terhadap aktivitas kriminal di Telegram dan dugaan kurangnya kerja sama dengan penegak hukum.

Selain itu, otoritas peradilan kemudian menempatkan pendiri teknologi berusia 39 tahun ini, didakwa dengan kasus lain, seperti menyediakan layanan kriptografi untuk penjahat, keterlibatannya dalam menjalankan platform online yang memungkinkan terjadinya transaksi terlarang, gambar-gambar pelecehan seksual anak, perdagangan narkoba, dan penipuan.

Kasus ini kemudian sempat berhenti karena Pavel membayar uang jaminan untuk bisa bebas bersyarat. Ia harus membayar sekitar € 5 juta atau setara US$ 5,56 juta setelah empat hari ditahan, namun tetap dilarang meninggalkan Prancis. Dia diberikan pembebasan bersyarat dengan syarat harus melapor ke kantor polisi dua kali seminggu serta tetap berada di Prancis, menurut jaksa Paris, Laure Beccuau dalam sebuah pernyataan.

Penangkapan Pavel Durov memicu berbagai spekulasi. Telegram bersikeras bahwa Durov "tidak menyembunyikan apa pun." Telegram mengatakan bahwa tidak masuk akal dia harus bertanggung jawab atas konten yang tidak pantas.

Pavel Bicara Untuk Pertama Kali

CEO Telegram Pavel Durov akhirnya buka suara setelah penangkapannya oleh pihak pemerintah Prancis. Dirinya mengkritik pihak berwenang Prancis yang mengajukan tuntutan kriminal yang 'salah kaprah' terhadapnya. 

Dalam sebuah posting di Telegram pada Kamis, 5 September 2024, Durov mengatakan "mengejutkan" saat tahu bahwa ia dapat dianggap bertanggung jawab secara pribadi atas kegiatan ilegal yang dilakukan oleh orang lain di platform media sosial gagasannya.

"Jika sebuah negara tidak puas dengan layanan internet, praktik yang sudah mapan adalah memulai tindakan hukum terhadap layanan itu sendiri," tulis pengusaha teknologi kelahiran Rusia ini.

"Menggunakan hukum dari era pra-smartphone untuk menuntut seorang CEO atas kejahatan yang dilakukan oleh pihak ketiga pada platform yang dikelolanya adalah pendekatan yang salah kaprah.” lanjutnya. 

Durov mengatakan bahwa Telegram memiliki perwakilan resmi di Uni Eropa yang menggunakan alamat email yang tersedia untuk umum dan bahwa pihak berwenang Prancis memiliki "banyak cara" untuk menghubunginya secara pribadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penanganan kasus ini lanjut pria ini, oleh pemerintah Prancis berisiko menghambat inovasi di bidang teknologi.

"Membangun teknologi sudah cukup sulit," tulisnya. "Tidak ada inovator yang akan membangun alat baru jika mereka tahu bahwa mereka dapat bertanggung jawab secara pribadi atas potensi penyalahgunaan alat tersebut.” ungkap Durov

Menurutnya Telegram bukan berarti diam saja saat ada banyak konten yang melanggar kebijakan mereka. 

"Kami menghapus jutaan postingan dan saluran yang berbahaya setiap hari," tulisnya.

Namun, Durov mengakui bahwa ada suara-suara yang berpendapat bahwa upaya Telegram "tidak cukup". Banyak faktor yang juga mempengaruhi masifnya konten “ Tak pantas” yang berseliweran. 

"Peningkatan jumlah pengguna Telegram yang tiba-tiba menjadi 950 [juta] menyebabkan meningkatnya rasa sakit yang membuat para penjahat lebih mudah menyalahgunakan platform kami," tulisnya.

"Itulah mengapa saya menjadikannya sebagai tujuan pribadi saya untuk memastikan bahwa kami dapat meningkatkan berbagai hal secara signifikan dalam hal ini. Kami telah memulai proses tersebut secara internal, dan saya akan membagikan lebih banyak detail tentang kemajuan kami kepada Anda segera.”

REUTERS

Pilihan editor: X Memperkenalkan Fitur Edit Pesan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB Ungkap Sindikat Kejahatan di Asia Tenggara Gunakan Aplikasi Telegram

1 hari lalu

Logo Telegram. REUTERS/Dado Ruvic
PBB Ungkap Sindikat Kejahatan di Asia Tenggara Gunakan Aplikasi Telegram

Badan PBB, UNODC, merilis laporan soal jaringan kriminal di Asia Tenggara menggunakan Telegram untuk menjalankan aktivitas kejahatannya.


Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

7 hari lalu

Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah. REUTERS/Khalil Hassan
Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

Mendiang pemimpin gerakan Lebanon Hizbullah, Hassan Nasrallah, sempat menyetujui gencatan senjata sementara dengan Israel beberapa hari sebelum tewas


Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

8 hari lalu

Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

Rusia, Cina, Prancis, dan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya menyuarakan dukungan untuk Antonio Guterres dan mengecam keputusan Israel y


Top 3 Dunia: Ali Khamenei Buka Suara hingga Prancis Kecam Serangan Iran ke Israel

8 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, Ayatollah Sayid Ali Khamenei. Foto: Kantor Pelestarian dan Publikasi Karya-karya Ayatollah Sayid Ali Khamenei
Top 3 Dunia: Ali Khamenei Buka Suara hingga Prancis Kecam Serangan Iran ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 2 Oktober 2024 diawali oleh reaksi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei atas serangan ke Israel


Mencicipi Perpaduan Hidangan Lokal dan Prancis hingga Dessert di Savor The Flavor

8 hari lalu

Co founder Bistro Baron, Romy Sastranegara; Chef Theo Setyo; Marketing Communication & Public Relations Managee, Tommy Utamo; Aktivis Lovepink Dede Gracia, dan Co founder Jakarta Dessert Week Talita Setyadi saat jumpa pers Savor The Flavor, di Jakarta, Rabu 2 Oktober 2024.
Mencicipi Perpaduan Hidangan Lokal dan Prancis hingga Dessert di Savor The Flavor

Tak hanya menu-menu istimewa, Savor The Flavor juga menghadirkan aktivitas seru hingga dukungan kesadaran kanker payudara


River Cruise Khusus Perempuan Tawarkan Perjalanan Menyusuri Prancis

8 hari lalu

Kapal river cruise Uniworld. Instagram.com/@uniworldcruises
River Cruise Khusus Perempuan Tawarkan Perjalanan Menyusuri Prancis

Perusahaan pelayaran Uniworld menawarkan perjalanan river cruise khusus perempuan


Prancis Kerahkan Militer ke Timur Tengah usai Serangan Iran terhadap Israel

8 hari lalu

Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara saat  mengunjungi rumah sakit darurat yang dibangun oleh militer di luar Rumah Sakit Emile Muller di Mulhouse, Perancis Timur, 25 Maret 2020. RUmah sait darurat ini dibuat guna menjadi tempat isolasi pasien terdampak Virus Corona. Cugnot Mathieu/Pool via REUTERS
Prancis Kerahkan Militer ke Timur Tengah usai Serangan Iran terhadap Israel

Kementerian Luar Negeri Prancis mengkonfirmasi partisipasi negara itu melalui sarana militernya di Timur Tengah untuk melawan serangan Iran


Prancis Mengecam Serangan Iran terhadap Israel

8 hari lalu

Rudal Iran Paveh-351. Wikimedia/Amin Ahouei
Prancis Mengecam Serangan Iran terhadap Israel

Prancis mengecam serangan Iran terhadap Israel. Emmanuel Macron meminta Hizbullah menghentikan serangan terhadap Israel dan penduduknya


Penggemar Makanan Prancis, French Gastronomy Week Hadir Lagi Oktober Ini

9 hari lalu

Chef peraih bintang Michelin dari Prancis, David Gallienne, saat demo masak di pembukaan French Gastronomy Week di Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2024. (TEMPO/Mila Novita)
Penggemar Makanan Prancis, French Gastronomy Week Hadir Lagi Oktober Ini

Acara ini akan menghadirkan kekayaan dan keragaman gastronomi Prancis yang sudah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO sejak 2010.


Situasi Semakin Memanas, Lebanon Siap Kerahkan Pasukan ke Perbatasan dengan Israel

10 hari lalu

Perdana Menteri Lebanon yang ditunjuk, Najib Mikati, berbicara setelah bertemu dengan Presiden Libanon Michel Aoun, di istana kepresidenan di Baabda, Lebanon, 16 Agustus 2021. [Dalati Nohra/Handout via REUTERS]
Situasi Semakin Memanas, Lebanon Siap Kerahkan Pasukan ke Perbatasan dengan Israel

"Kami berjanji untuk segera menerapkan gencatan senjata dengan Israel," kata Perdana Menteri Lebanon sementara Najib Mikati