TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi kembali menyeburkan awan panas guguran pada Rabu pagi, 18 September 2024, pukul 09.05 WIB. Awan panas guguran pagi ini yang kedua dalam 24 jam terakhir, setelah gunung api aktif itu menyemburkan awan panas pada Selasa sore pukul 14.57 WIB.
"Jarak maksimum dan arah luncuran awan panas pagi ini sama dengan kemarin sore, 1.100 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso, Rabu.
BPPTKG Yogyakarta telah mewanti-wanti akan peningkatan frekuensi awan panas Merapi, terutama pada masa peralihan musim kemarau ke penghujan ini. Selama September ini saja tercatat setidaknya sembilan kali kejadian awan panas guguran Merapi. Awan panas menyembur dari Merapi antara lain pada tanggal 4, 7, 9 (dua kali), 12, 16 (dua kali), 17, dan 18 September.
Jarak luncur terjauh dari kejadian guguran awan panas September ini sejauh 1.500 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng yang terjadi pada 9 September 2024. "Status tetap Level III atau Siaga," ujar Agus.
BPPTKG Yogyakarta mengatakan, berdasarkan analisis foto udara terakhir, yakni tanggal 21 Agustus 2024, volume kubah barat daya Gunung Merapi terukur sebesar 2,7 juta meter kubik dan kubah tengah sebesar 2,3 juta meter kubik.
Agus mengatakan pada minggu ini juga telah terpantau hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 45 mm/jam selama 190 menit yang teramati dari Pos Kaliurang. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi sejauh ini.
"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata dia.
Pilihan Editor: Dua Teori Pemicu Ledakan Pager Hizbullah