TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah terpantau mengalami guguran awan panas sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, Ahad, 25 Agustus 2924. Masyarakat dan wartawan yang berada di lokasi rawan bencana diimbau agar selalu waspada.
Dari data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Merapi dari pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB mengalami dua kali awan panas guguran ke arah Kali Bebeng (barat daya) dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter. Juga terjadi 23 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter.
Pada periode 06.00 hingga 12.00 WIB terjadi satu kali awan panas guguran ke arah barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter. Teramati 21 kali guguran lava ke arah yang sama sengan jarak luncur maksimum 1.500 meter. Satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 41 mm dan lama gempa 108.44 detik.
Selain itu 53 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-44 mm dan lama gempa 21.52-157.48 detik. Dua kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3 mm, S-P 0.5-0.7 detik dan lama gempa 7.12-8.28 detik.
Cuaca teramati cerah, angin tenang ke arah barat. Suhu udara sekitar 14.5-16.7°C. Kelembaban 70-89.4 persen. Tekanan udara 874.5-918.8 mmHg.
“Pengamatan kegempaan dua kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 34-36 mm dan lama gempa 99.88-111.6 detik, 30 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-21 mm dan lama gempa 47.6-177.16 detik,” tulis pengamat Gunung Merapi dari PVMBG, Tri Mujiyanta, Ahad, 25 Agustus 2024.
Potensi bahaya saat ini dilaporkan berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” kata Tri.
Masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya serta selalu mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Masyarakat juga harus mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Pilihan Editor: Peringatan Indonesia Darurat dalam Wisuda UI dan Daerah Berpotensi Terdampak Tsunami di Cianjur di Top 3 Tekno