Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Trauma Masa Kecil Bisa Sebabkan Rasa Sakit Fisik hingga Depresi di Usia Lanjut

image-gnews
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi dari University of California San Francisco dan University of Michigan menunjukkan bahwa trauma masa kecil dapat berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental seseorang di usia lanjut.

"Setelah analisis mendalam, kami menemukan bahwa trauma di masa awal kehidupan, terutama pelecehan fisik dari orang tua, memiliki korelasi kuat dengan rasa sakit, kesepian, dan gejala depresi di akhir kehidupan," kata penulis senior studi, Dr. Ashwin Kotwal dari Divisi Geriatri UCSF dan San Francisco VA Medical Center, dikutip dari Earth.com, Rabu, 9 Oktober 2024. 

Menurut Kotwal, dampak trauma masa kecil dapat dirasakan sepanjang hidup seseorang. "Trauma ini mungkin berkontribusi pada isolasi sosial dan emosional, kebiasaan kesehatan yang buruk, serta peningkatan risiko trauma berikutnya,” tuturnya. 

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Geriatrics Society ini menggunakan data dari Health and Retirement Study (HRS), yang memantau sekitar 6.500 orang Amerika berusia di atas 50 tahun antara tahun 2006 hingga 2020. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta yang mengalami lima atau lebih peristiwa traumatis memiliki tingkat rasa sakit, kesepian, dan depresi yang lebih tinggi di akhir hidup mereka dibandingkan mereka yang tidak mengalami trauma.

Penulis utama studi ini, Dr. Kate Duchowny dari Institute for Social Research di University of Michigan, menjelaskan bahwa trauma secara efektif "meresap ke dalam tubuh”. Peneliti menyebut bahwa trauma berpotensi menciptakan lingkungan pro-inflamasi dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat memicu kondisi kronis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan hasil penelitian ini, depresi juga menunjukkan peningkatan signifikan pada mereka yang memiliki riwayat trauma. Individu-individu ini memiliki kemungkinan 40% mengalami depresi di akhir hidup, dibandingkan dengan 24% dari mereka yang tidak mengalami trauma.

Kotwal melihat temuan ini sebagai peringatan bagi penyedia layanan kesehatan. “Menjelang akhir hidup, orang mungkin mengalami 'rasa sakit total'—campuran rasa sakit spiritual, psikologis, dan fisik. Trauma sepanjang hidup mungkin membentuk pengalaman rasa sakit tersebut,” kata dia. 

Dalam situasi seperti ini, bantuan dari psikolog, pendeta, atau pekerja sosial mungkin menjadi cara yang paling efektif untuk mengurangi rasa sakit. Ini bukan hanya tentang mengobati gejala, tapi tentang menangani penyebab penderitaan yang mendasarinya.

Pilihan Editor: Ilmuwan John Hopfield dan Geoffrey Hinton Raih Nobel Fisika 2024

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Studi Universitas Kyushu Ungkap Pengurangan 32 Persen Limbah Plastik akan Dirasakan pada 2050

3 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Studi Universitas Kyushu Ungkap Pengurangan 32 Persen Limbah Plastik akan Dirasakan pada 2050

Studi oleh peneliti dari Universitas Kyushu mengungkapkan soal pengurangan limbah plastik hingga 32 persen akan dirasakan pada 2050.


Cara Mencegah Depresi dengan Saling Bantu Hingga Terapkan Pola Hidup Sehat

4 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Cara Mencegah Depresi dengan Saling Bantu Hingga Terapkan Pola Hidup Sehat

Masalah kesehatan mental ini dapat ditangani dengan menjaga pola hidup hingga mengenai dengan baik gejala-gejala pemicunya.


Bagaimana Depresi Bisa Menular?

5 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Bagaimana Depresi Bisa Menular?

Sebuah penelitian menunjukan adanya pengaruh kontak fisik terhadap penularan depresi serta kontribusinya pada kesehatan mental seseorang


Studi: Konsumsi Kafein Dapat Menurunkan Risiko Demensia

11 hari lalu

Ilustrasi wanita minum kopi atau teh hangat. Freepik.com/Tirachardz
Studi: Konsumsi Kafein Dapat Menurunkan Risiko Demensia


Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

14 hari lalu

Ilustrasi obesitas. ANTARA
Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

Studi peneliti dari Harvard Pilgrim Health Care Institute menunjukkan, kondisi lingkungan mempengaruhi obesitas pada anak.


Penelitian Ungkap Perempuan dengan Pasangan ADHD Lebih Berisiko Depresi

14 hari lalu

Ilustrasi pasangan. Dok: StockXpert
Penelitian Ungkap Perempuan dengan Pasangan ADHD Lebih Berisiko Depresi

Studi menunjukkan sekitar 59 persen wanita dengan pasangan pengidap ADHD mengalami depresi dengan gejala yang bervariasi dari ringan hingga berat.


Seorang Pria di Kabupaten Malang Ditemukan Tewas di Halaman Rumah, Diduga Akibat Sakit Menahun

16 hari lalu

Ilustrasi tewas/meninggal/mayat. Shutterstock
Seorang Pria di Kabupaten Malang Ditemukan Tewas di Halaman Rumah, Diduga Akibat Sakit Menahun

Istri dan anggota keluarga korban yang lain menolak jasad warga Pakis, Kabupaten Malang itu diautopsi.


Meta Tingkatkan Keamanan Akun Remaja di Bawah 18 Tahun

19 hari lalu

Ilustrasi Logo Meta. REUTERS/Dado Ruvic
Meta Tingkatkan Keamanan Akun Remaja di Bawah 18 Tahun

Peraturan baru dari Meta tentang peningkatan keamanan pada akun remaja menjadi sorotan. Bagaimana faktanya?


Cemas dan Stres Berkepanjangan Picu Sakit Jantung

21 hari lalu

Ilustrasi wanita stress. TEMPO/Zulkarnain
Cemas dan Stres Berkepanjangan Picu Sakit Jantung

Faktor munculnya sakit jantung bisa disebabkan akibat cemas atau stres yang berkepanjangan.


Studi: Anak yang Banyak Waktu di Depan Layar Lebih Sulit Kuasai Keterampilan Bahasa

21 hari lalu

Seorang pemain tim esports Rogue Warriors berlatih untuk permainan
Studi: Anak yang Banyak Waktu di Depan Layar Lebih Sulit Kuasai Keterampilan Bahasa

Peneliti Universitas Tartu melakukan studi bahwa anak yang banyak waktu di depan layar lebih sulit dalam keterampilan berbahasa.