Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fenomena Astronomi Menarik pada November: Hujan Meteor Taurid dan Leonid

image-gnews
Ilustrasi lokasi kemunculan hujan meteor Tau-Herculids. Foto/Instagram/belajarastro.id
Ilustrasi lokasi kemunculan hujan meteor Tau-Herculids. Foto/Instagram/belajarastro.id
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena astronomi yang menarik pada November 2024 adalah hujan meteor Taurid dan Leonid. Namun di sebagian wilayah Indonesia waktunya berbarengan dengan masuknya musim hujan. "Pengamatan hujan meteornya jadi sulit," kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan Bandung, Sabtu 2 November 2024.

Menurut Avivah, hujan meteor Taurid Utara yang muncul dari rasi bintang Taurus sebenarnya sudah bisa diamati sejak 13 Oktober lalu hingga 2 Desember mendatang. Namun waktu puncak hujan meteornya pada 12 November. "Jumlahnya sekitar lima meteor per jam dengan laju 29 kilometer per jam," katanya. 

Rasi Taurus di arah antara timur-timur laut, terbit setelah matahari terbenam pada pukul 18.25 WIB hingga fajar menyingsing. Perpaduan hujan meteor Taurid Utara dan Selatan yang berlangsung di akhir Oktober hingga awal November bisa tampak menarik dengan kehadiran meteor yang tampak seperti bola api atau fireball.  

Sementara jadwal tahunan hujan meteor Leonid dimulai 3 November hingga 2 Desember 2024. Intensitas maksimumnya, kata Avivah, antara 17 – 18 November 2024. Nanti akan terlihat muncul dari rasi bintang Leo di arah timur laut - timur dan pada waktu puncaknya bisa melesat sepuluh meteor per jam dengan kecepatan sekitar 71 kilometer per detik.  

Hujan meteor Leonid yang berasal dari sisa debu komet Tempel-Tuttle bisa mencapai 100 meteor per jam. Namun waktunya tidak sekarang melainkan pada 2031 dan 2064. Kemudian ada kemungkinan juga terjadi badai meteor Leonid pada 2099. "Jumlah meteor yang kelihatan bisa banyak banget bisa lebih dari seribu meteor per jam," ujar Avivah.

Selain itu, di arah langit yang sama yaitu timur laut-timur, ada juga hujan meteor Monocerotid mulai 15 – 25 November yang mencapai puncaknya pada 21 November. Tampak muncul dari rasi bintang Canis Minor, pada waktu maksimumnya bisa melesat lima meteor per jam mulai pukul 21.30 WIB ketika terbit sampai fajar. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari laman Langit Selatan, fenomena astronomi lainnya pada 9 November adalah bulan perbani awal. Perbani adalah salah satu fase Bulan ketika Matahari, Bumi, dan Bulan membentuk sudut siku-siku, yakni 90 derajat. 

Pada 14 November bulan mencapai jarak terdekatnya dengan bumi atau perigee sejauh 360.109 kilometer. Bulan purnama pada 16 November, lalu perbani akhir pada 23 November. Kemudian bulan akan menjauh dari bumi hingga titik apogee pada 26 November dengan jarak 405.134 kilometer.

Sementara beberapa konjungsi atau posisi bulan serta planet-planet yang seolah dekat dari pengamatan di Bumi, yaitu Bulan dengan planet Venus pada 5 November pukul 18.30 WIB, Bulan dengan Saturnus pada 11 November pukul 19.30 WIB, Bulan dengan Jupiter pada 17 November pukul 19.22 WIB, dan Bulan dengan Mars menjelang tengah malam 20 November. 

Pilihan Editor: BMKG: Cuaca Hujan Merata di Jabodetabek Masih Akan Bertahan Beberapa Hari

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fenomena di Langit Pekan Ini: Supermoon, Komet Langka, hingga Hujan Meteor Orionid

19 hari lalu

Komet Tsuchinshan-ATLAS, C/2023, melewati formasi geologi, puncak tufa di Trona Pinnacles, California, AS, 12 Oktober 2024. Sebuah komet yang terlihat dari Bumi bulan lalu untuk pertama kalinya dalam 80.000 tahun. REUTERS/David Swanson
Fenomena di Langit Pekan Ini: Supermoon, Komet Langka, hingga Hujan Meteor Orionid

Langit pekan ini akan dihiasi dengan tiga fenomena astronomi spektakuler, yakni supermoon yang disebut hunter's moon, komet langka C/2023 A3 Tsuchinshan-ATLAS, dan hujan meteor Orionid.


BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

29 hari lalu

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. Foto: Abdul Rachman/BRIN
BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

Menurut BRIN, teleskop di Observatorium Nasional Timau akan digunakan juga untuk memantau satelit buatan selain obyek astronomi.


Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

32 hari lalu

Pengunjung menyaksikan meteor melesat melintasi langit saat hujan meteor Perseid tahunan di Migra l-Ferha, di luar kota Rabat, Malta, 13 Agustus 2024.  REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

Sejumlah fenomena astronomi menarik bakal muncul sepanjang Oktober. Selain tiga hujan meteor, juga ada perburuan komet.


Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

4 September 2024

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

BRIN saat ini sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan industri wisata baru di sekitar lokasi Observatorium Nasional Timau.


Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

1 September 2024

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

Pada September ini akan diwarnai fenomena astronomi mulai darik konjungsi atau kedekatan posisi bulan dengan planet, ekuinoks, hingga Supermoon.


Selain Kampung UFO, Yogyakarta Punya Kampung Alien yang Punya Program Edukasi Astronomi

25 Juli 2024

Kampung Alien di Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta. Dok. Istimewa
Selain Kampung UFO, Yogyakarta Punya Kampung Alien yang Punya Program Edukasi Astronomi

Kampung Alien di Kembang Nanggulan Kulon Progo itu terinspirasi dari cerita warga turun-temurun yang pernah melihat fenomena langit di daerah itu.


Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

20 Juli 2024

Lampu-lampu sorot mengarah ke langit yang mengganggu pengamatan astronomi di Observatorium Bosscha pada Juli 2024. (Dok.Observatorium Bosscha)
Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

Penelitian astronomi di Observatorium Bosscha, Lembang, terganggu oleh lampu-lampu sorot seperti senter besar yang mengarah ke langit.


Lampu Sorot Pusat Hiburan di Lembang Ganggu Pengamatan Bintang di Observatorium Bosscha

16 Juli 2024

Persiapan pengamatan okultasi Pluto di Observatorium Bosscha. TEMPO/Prima Mulia
Lampu Sorot Pusat Hiburan di Lembang Ganggu Pengamatan Bintang di Observatorium Bosscha

Lampu sorot dari salah satu pusat hiburan di kawasan Lembang membuat pengamatan bintang di Observatorium Bosscha terganggu.


Cerita Hafvid Fachrizza Lulus Beasiswa LPDP di Jerman Jurusan Astrofisika

26 Juni 2024

Hafvid Fachrizza lolos sebagai penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP 2024. Kini ia sedang menempuh S2 Astrofisika di Ludwig-Maximilians-Universitt (LMU) Mnchen, Jerman. Dok. Pribadi
Cerita Hafvid Fachrizza Lulus Beasiswa LPDP di Jerman Jurusan Astrofisika

Beragam seleksi dijalani Hafvid Fachrizza, penerima beasiswa LPDP 2024 yang kini berkuliah di Munchen, Jerman.


Vakum 4 tahun Observatorium Bosscha ITB Kembali Buka Kunjungan Malam, Cek Jadwal dan Harga Tiketnya

25 Juni 2024

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Vakum 4 tahun Observatorium Bosscha ITB Kembali Buka Kunjungan Malam, Cek Jadwal dan Harga Tiketnya

Jadwal kunjungan malam Observatorium Bosscha dibuka kembali setelah 4 tahun vakum. Jumlah pengunjung dibatasi.