Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Greenpeace Sebut COP16 Keanekaragaman Hayati Memberikan Perlindungan Baru tetapi Gagal dalam Pendanaan

image-gnews
Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB (COP16) ke-16 di Cali, Kolombia. UNODC.org
Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB (COP16) ke-16 di Cali, Kolombia. UNODC.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Greenpeace menyambut baik pembentukan badan baru yang didedikasikan untuk hak, peran, wilayah, dan pengetahuan masyarakat adat, kemajuan dalam perlindungan laut, dan integrasi keanekaragaman hayati dan aksi iklim oleh Pertemuan ke-16 Konferensi Para Pihak  Konvensi Keanekaragaman Hayati atau COP16 CBD. Namun, penangguhan negosiasi pada menit-menit terakhir dan anti-iklim meninggalkan kekecewaan tentang penutupan kesenjangan keuangan.

Kepala delegasi Greenpeace COP16, An Lambrechts, mengatakan pemerintah di Cali mengajukan rencana untuk melindungi alam tetapi tidak dapat memobilisasi uang untuk benar-benar melakukannya. Menurut dia, pendanaan keanekaragaman hayati tetap terhenti setelah tidak adanya komitmen pendanaan yang kredibel dari negara kaya dan lobi perusahaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dia mengatakan perusahaan farmasi besar dan agribisnis besar gagal memblokir kesepakatan yang mengubah permainan tentang tanggung jawab perusahaan untuk membayar perlindungan alam. "Alam sedang runtuh, dan orang-orang di seluruh dunia seharusnya tidak perlu terus menanggung akibatnya," kata dia dikutip dari siaran pers, Selasa, 5 November 2024.

Menurut dia, kesenjangan keuangan bukan sekadar kewajiban moral, tetapi juga penting untuk melindungi manusia dan alam yang semakin mendesak setiap hari. Dengan waktu sepekan menjelang dimulainya Konferensi Perubahan Iklim PBB atau Konferensi Para Pihak UNFCCC tahun 2024, yang lebih dikenal dengan COP29, kata dia, tidak adanya keputusan mengenai pendanaan merusak kepercayaan antara negara-negara di belahan bumi selatan dan utara.

"Satu-satunya jalan ke depan adalah melindungi ekosistem yang menopang kehidupan kita dan membangun jembatan politik antara keanekaragaman hayati dan aksi iklim," kata dia.

Wakil Direktur Kampanye Greenpeace Andino (Argentina, Cili, dan Kolombia), Estefanía Gonzalez, mengatakan Kolombia mampu memanfaatkan COP16 untuk membawa sebagian besar agenda prioritas negara-negara di belahan bumi selatan ke pusat negosiasi, berjuang hingga menit terakhir untuk mencapai kesepakatan mengenai pendanaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keberhasilan itu antara lain pembentukan badan khusus untuk masyarakat adat dan komunitas lokal, pengakuan komunitas keturunan Afrika dalam konvensi, dan kemajuan dalam agenda lautan merupakan kemajuan yang sangat penting selama negosiasi yang panjang dan penuh tantangan.”

“Sangat penting bahwa perjanjian ini menjadi dasar bagi tindakan konkret untuk melindungi alam, terutama di kawasan kita. Dengan semakin dekatnya COP 30 Brasil, Amerika Latin tidak mampu menanggung lebih banyak lagi kehilangan keanekaragaman hayati, dan kita perlu menerapkan perjanjian yang diadopsi di tingkat global secara efektif," ujarnya.

"Mobilisasi sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara maju harus segera dipenuhi tanpa alasan lebih lanjut. Tidak dapat diterima bahwa negara-negara kaya, selain gagal memenuhi komitmen US$ 20 miliar, tidak mau mencari konsensus tentang salah satu isu yang paling penting: pembiayaan," tambahnya.

Sebelumnya, delegasi Greenpeace berharap pada COP16 bakal melahirkan komitmen untuk menyediakan pendanaan US$ 20 miliar atau setara Rp 311 triliun pada 2025 sebagai implementasi dari kerangka kerja Montreal-Kunming. Tak hanya itu, dana diharap meningkat setiap tahun setelahnya hingga menjadi US$ 30 miliar pada 2030, dengan akses langsung ke pendanaan disediakan bagi masyarakat adat dan masyarakat lokal.

Pilihan Editor: Alur Dugaan Plagiarisme Dosen Sejarah UGM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Transportasi Umum Tekan Polusi Udara Jakarta, Greenpeace: Belum Terjangkau Kalangan Menengah ke Bawah

3 jam lalu

Penumpang saat menaiki bus listrik Transjakarta di Terminal Blok M, Jakarta, Rabu, 17 Juli 2024. PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menargetkan penambahan 200 unit bus listrik pada 2024. PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) telah mengoperasikan 100 unit bus listrik dan menargetkan penambahan 200 unit bus listrik pada tahun 2024 ini. TEMPO/M Taufan Rengganis
Transportasi Umum Tekan Polusi Udara Jakarta, Greenpeace: Belum Terjangkau Kalangan Menengah ke Bawah

Pengutamaan transportasi umum penting untuk menekan polusi udara Jakarta dan kemacetan lalu lintas.


Indonesia Akhirnya Setujui Pembentukan Badan Permanen Masyarakat Adat di Hari Terakhir COP16 CBD

1 hari lalu

Gerakan Rakyat Kawal Masyarakat Adat (Gerak Masa) melakukan demonstrasi menuntut hak masyarakat adat di Kawasan Patung Kuda, Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2024. TEMPO/Ilham Balindra
Indonesia Akhirnya Setujui Pembentukan Badan Permanen Masyarakat Adat di Hari Terakhir COP16 CBD

Delegasi Pemerintah Indonesia akhirnya turut mendukung pembentukan Badan Permanen Masyarakat Adat dalam sidang COP16 CBD di Kolombia.


COP16 Biodiversitas: Target Daerah Konservasi 30x30 Masih Seret

2 hari lalu

Aktivis lingkungan melakukan aksi Global Climate Strike di hutan kota Kampung Cibarani, Bandung, Jawa Barat, 15 September 2023. Aksi ini merupakan sebuah gerakan global yang mengajak seluruh masyarakat, terutama anak-anak muda, untuk menyuarakan tuntutan pada pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar agar lebih serius dalam mengatasi krisis iklim akibat industrialisasi yang membabat hutan-hutan tropis di Indonesia dan di tempat lain. Suhu global saat ini lebih tinggi 1,5 derajat celsius sebelum masa industrialisasi secara masif. TEMPO/Prima Mulia
COP16 Biodiversitas: Target Daerah Konservasi 30x30 Masih Seret

Data dari COP16 Biodiversitas tunjukkan bahwa pertumbuhan daerah konservasi di dunia kurang dari 0,5 persen. Plus banyak isu lainnya.


Auriga Nusantara Minta Ekspansi Nikel Dibatasi, Usulkan Penerapan No Go Zone lewat COP16 CBD

3 hari lalu

Suasana Conference of the Parties (COP) to the Convention on Biological Diversity (COP 16 CBD) di Cali, Kolombia pada 24 Oktober 2024
Auriga Nusantara Minta Ekspansi Nikel Dibatasi, Usulkan Penerapan No Go Zone lewat COP16 CBD

Tambang nikel yang masif bertambah mengancam ekosistem dan kehidupan masyarakat adat.


Greenpeace Luncurkan Seri Buku Anak tentang Krisis Iklim

6 hari lalu

Greenpeace Luncurkan Seri Buku Anak tentang Krisis Iklim

Lewat buku ini, Greenpeace ingin membuat bacaan pengantar tentang hutan, masyarakat adat, hingga pelindungan ekologi yang mudah dimengerti anak-anak.


Alasan Jalur Pendakian Gunung Ciremai Ditutup, Kapan Dibuka Kembali?

7 hari lalu

Salah seorang pendaki berada di puncak Gunung Ciremai. Foto: Instagram/@explore_ciremai
Alasan Jalur Pendakian Gunung Ciremai Ditutup, Kapan Dibuka Kembali?

Jalur pendakian Gunung Ciremai mulai ditutup pada 28 Oktober 2024 hingga belum dipastikan kapan dibuka kembali.


Masyarakat Adat Aru Tuntut Pengakuan atas Peran dalam Melindungi Alam di COP16

8 hari lalu

Pemuda Adat Bentangkan Spanduk Raksasa Seruan Selamatkan Hutan Aru di Pantai Pulau Kumareri, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku. Dok FWI
Masyarakat Adat Aru Tuntut Pengakuan atas Peran dalam Melindungi Alam di COP16

Aksi hari ini merupakan pernyataan perjuangan masyarakat adat Aru dan pemuda untuk menolak investasi yang merusak lingkungan di Aru.


Greenpeace Soroti Mandeknya Pembahasan Dana dalam Perundingan Keanekaragaman Hayati COP16

8 hari lalu

Suasana Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB (COP16) ke-16 di Cali, Kolombia, 20 Oktober 2024. REUTERS/Juan David Duque
Greenpeace Soroti Mandeknya Pembahasan Dana dalam Perundingan Keanekaragaman Hayati COP16

Greenpeace mengatakan beberapa hari COP16 berlalu tanpa pemenuhan komitmen yang menghilangkan kesempatan untuk melindungi keanekaragaman hayati.


Masyarakat Sipil Indonesia Desak Pemerintah Dukung Agenda Masyarakat Adat di COP16 CBD

12 hari lalu

Suasana Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB (COP16) ke-16 di Cali, Kolombia, 20 Oktober 2024. REUTERS/Juan David Duque
Masyarakat Sipil Indonesia Desak Pemerintah Dukung Agenda Masyarakat Adat di COP16 CBD

Pada COP16, Masyarakat Adat mendorong negara-negara yang hadir untuk memastikan pengakuan penuh atas kontribusi Masyarakat Adat.


Tidak Lagi Jadi Menteri, Siti Nurbaya Bakar Menyampaikan Pesan kepada Dua Menteri Penggantinya di Kabinet Prabowo

13 hari lalu

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri Lingkungan dan Iklim Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, tiba di halaman Istana Negara untuk bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Ahad, 2 Juni 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Tidak Lagi Jadi Menteri, Siti Nurbaya Bakar Menyampaikan Pesan kepada Dua Menteri Penggantinya di Kabinet Prabowo

Mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyoroti sejumlah isu kunci, seperti keanekaragaman hayati dan EUDR.