TEMPO Interaktif, Jakarta - IBM membuat persaingan di pasar server kian panas. Pada Senin lalu perusahaan ini meluncurkan prosesor Power7. Ini adalah prosesor yang mampu menampung lebih banyak core dan kemampuan multithread-nya meningkat. Alhasil, performa server pun bisa didongkrak.
Cip Power7 mampu mendukung delapan core. Tiap core mampu menjalankan empat thread. Alhasil, sebuah cip Power7 mampu melakukan 32 task secara bersamaan. Kemampuan ini empat kali lebih tinggi ketimbang cip Power6. Ia juga mampu menjalankan delapan kali lebih banyak thread ketimbang Power6.
Namun, kebutuhan energinya lebih hemat. Pasalnya ia memiliki teknologi Unique Intelligent Energy. Teknologi ini akan mematikan bagian yang tak perlu. Kecepatan clock cip itu juga bisa diturunkan pada sebuah server tunggal atau lebih dari satu.
Ross Mauri, General Manager Unit Power Systems IBM di New York mengatakan kecepatan Power7 antara 3 GHz dan 4,14 Ghz. Cip itu akan dijual dengan dua, enam, atau delapan core.
Prosesor, yang bisa bekerja di sistem operasi AIX, Linux enterprise dari Red Hat dan Suse ini, diproduksi dengan proses teknologi 45 nanometer. Memorinya pun sudah ditingkatkan supaya ia mampu melakukan task secara lebih cepat.
Cip baru ini memiliki teknologi TurboCore untuk mendongkrak kecepatan core yang sedang aktif agar performanya meningkat. Ia juga menempatkan memori dan bandwith dari delapan core ke belakang empat core yang aktif agar performa per core meningkat.
Bersamaan dengan peluncuran cip itu, IBM juga meluncurkan server berbasis Power7, yaitu Power 780 dan Power 770. Ini adalah server high-end dengan desain modular dan mendukung 64 core Power7. IBM juga meluncurkan server 750 Express dan 755 Express.
Kelahiran Power7 membuat persaingan di pasar prosesor high-end itu bertambah panas. Intel memiliki jagoannya yaitu Itanium. Sedangkan Sun Microsystems menjagokan Sparc.
Intel akan meluncurkan versi anyar Itanium yang berkode Tukwila pada pekan depan. Cip ini masuk ke pasar melalui server buatan Hewlett-Packard yang juga menjadi pesaing IBM.
DEDDY SINAGA | PCWORLD