Hujan meteor Lyrids diperkirakan mulai turun sejak 16 April hingga 25 April. Puncak terjadinya hujan meteor Lyrids diperkirakan terjadi pada Hari Bumi pada 22 April nanti.
Berdasarkan pantauan Tempo pada dini hari, langit Jakarta tampak cerah dengan bintang yang berpendaran. Akan tetapi, sepanjang pantauan Tempo tidak terlihat hujan meteor Lyrids yang tampak di langit Jakarta.
Menurut astronom Griffith Observatory di Los Angeles, Anthony Cook, hujan meteor Lyrids telah terpantau sejak 687 Sebelum Masehi. Tiap tahun, hujan meteor Lyrids tidak bisa diprediksikan jumlahnya.
"Rata-rata hujan Lyrids menghasilkan 10 sampai 20 meteor per jam. Tetapi, dalam beberapa waktu, jumlah meteor yang jatuh bisa naik mencapai 90 meteor per jam," ujar Cook seperti dikutip National Geographics.com, Senin (19/4). "Pada 1803, hujan menghasilkan ribuan meteor per jam sehingga bisa disebut sebagai badai meteor."
Menurut Cook, waktu terbaik untuk melihat hujan meteor tersebut adalah antara pukul 01.00-02.00. Dan cara terbaik untuk melihatnya adalah berbaring dengan nyaman menghadap ke mana pun dari utara sampai timur dan melihat ke langit.
"Lokasi terbaik (untuk melihat hujan meteor) adalah jauh dari kota yang belum dipenuhi polusi dan langitnya terbuka," tambah Cook.
KODRAT SETIAWAN