Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Terlewat, Malam Ini Puncak Terakhir Hujan Meteor Lyrids

image-gnews
Meteor Lyrids. DOK: Inquisitr
Meteor Lyrids. DOK: Inquisitr
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bagi yang belum beruntung menyaksikan penampakan meteor Lyrids, jangan patah semangat. Masih ada kesempatan untuk melihatnya di puncak terakhir hujan Lyrids yang jatuh pada dini hari nanti.

Untuk melihat sang debu dari komet Thatcher ini cukup hanya dengan mata telanjang, tetapi memang tak bisa lepas dari pengaruh faktor cuaca. "Kalau ingin kelihatan jelas harus di tempat benar-benar gelap dan tidak berawan," kata Muhammad Yusuf, peneliti astronomi Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung, ketika dihubungi Tempo lewat telepon.

Yusuf mengakui, "Kami di sini pun selama masa pengamatan sejak puncak hujan kemarin belum menangkap kenampakan Lyrids. Lembang mendung terus." Meskipun begitu, dari Lembang, dirinya sempat melihat Lyrids sekitar Jumat dan Sabtu minggu kemarin pukul 04.00 WIB. "Warnanya putih, tapi sayangnya bukan pas masa pengamatan, jadi nggak terekam," ungkapnya.

Rencananya, peneliti astronomi di Bosscha malam ini akan melakukan pengamatan lagi. "Pakai kamera astrovit, kalau pakai teropong kurang bagus karena luas pandangnya terbatas. Persiapan pengamatan malam ini dimulai jam sebelas, selesai subuh," tuturnya.

Menurut Yusuf, seandainya cuaca mendukung pada malam puncak hujan, meteor yang jatuh bisa mencapai sekitar 20, bahkan 30 kali per jam. "Biasanya meteor mulai kelihatan jam 01.00-04.00 WIB," jelasnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lyrids, katanya, tidak akan sampai membentuk lubang hitam (black hole) yang dapat menyedot bintang-bintang lain. Meteor ini juga tidak menghasilkan racun. "Karena kecil, dia akan habis terkikis di atmosfer," ujar Yusuf.

Untuk mengabadikan momen hujan meteor, ia menyatakan, "Lyrids bisa juga difoto dengan kamera biasa menggunakan speed rendah." Selain itu dirinya juga memberikan masukan berburu malam ini, "Untuk melihat Lyrids, perhatikan saja rasi bintang Lyra. Sekarang letaknya di arah timur laut."

Ia membenarkan bahwa malam ini memang malam terakhir puncak hujan Lyrids. Ayo berburu! Kalau belum beruntung, tak perlu putus asa karena si meteor ini diperkirakan masih berlenggang menghiasi langit sampai 26 April mendatang. Semoga cuaca mendukung ya. Bersih, tanpa polusi cahaya dan polusi udara.


GILANG MUSTIKA RAMDANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Museum Bern Akan Pamerkan Meteorit Berumur 3.500 Tahun, Jadi Mata Panah Pemburu Zaman Perunggu

15 Agustus 2023

Meteorit yang ditemukan di Hoba, Namibia.
Museum Bern Akan Pamerkan Meteorit Berumur 3.500 Tahun, Jadi Mata Panah Pemburu Zaman Perunggu

Museum Sejarah Bern akan memamerkan koleksi unik mulai 1 Februari 2024 hingga 25 April 2025. Keunikannya, benda ini diduga bukan berasal dari bumi.


Coperni Rilis TasTerbuat dari Meteorit Asli, Berapa Harganya?

26 Maret 2023

Tas Meteorit Coperni (Instagram/@coperni)
Coperni Rilis TasTerbuat dari Meteorit Asli, Berapa Harganya?

Coperni menggambarkan tas ini sebagai objek unik yang secara halus menggabungkan arkeologi, desain, dan seni klasik dan primitif.


Meteorit Tabrak Bulan Terekam Kamera Astronom Jepang di Bumi

13 Maret 2023

Astronom Jepang, Daichi Fujii, menangkap gambar peristiwa meteorit menabrak Bulan yang tampak lewat kilatan cahaya terang di kiri bawah pada 23 Februari 2023. mage credit: Daichi Fujii Hiratsuka City Museum
Meteorit Tabrak Bulan Terekam Kamera Astronom Jepang di Bumi

Dibandingkan dengan di Bumi, di Bulan hanya ada eksosfer yang sangat renggang. Meteorit bisa lebih sering menabraknya.


Militer AS Pastikan Meteorit Antarbintang Menghantam Bumi pada 2014

17 April 2022

Ilustrasi asteroid interstellar pertama, Oumuamua. Kredit: M. Kornmesser/ESO
Militer AS Pastikan Meteorit Antarbintang Menghantam Bumi pada 2014

Pada 2019 peneliti Harvard menulis bahwa meteorit sangat cepat yang merintis jejak melalui atmosfer pada tahun 2014 juga sebagai objek antarbintang.


Studi: Meteorit Mars Mengandung Molekul Organik, tapi Bukan Bukti Kehidupan

14 Januari 2022

Meteorit Allan Hills 84001 berasal dari Mars dan ditemukan di Antartika pada tahun 1984. (JSC/NASA)
Studi: Meteorit Mars Mengandung Molekul Organik, tapi Bukan Bukti Kehidupan

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berdebat tentang bagaimana bahan kimia organik dalam meteorit ALH 84001 terbentuk.


Pria Australia Mengira Temuannya Batu Tak Berharga, Ternyata Meteorit Langka

25 November 2021

Para ahli mengatakan batu itu adalah meteorit langka yang berasal dari kelahiran tata surya kita. (Museum Victoria)
Pria Australia Mengira Temuannya Batu Tak Berharga, Ternyata Meteorit Langka

Batu itu sangat keras, bahkan gergaji khusus batu, bor, penggiling, dan termasuk palu godam, semuanya memantul dari permukaan batu.


Meteor Jatuh di Atas Bantal, Begini Kemungkinan Asteroid Tabrak Bumi

22 Oktober 2021

Sebuah meteorit berusia 4,5 miliar tahun jatuh di rumah seorang wanita di Kanada dan mendarat di atas bantal. Kredit: The Golden Star/Ruth Hamilton
Meteor Jatuh di Atas Bantal, Begini Kemungkinan Asteroid Tabrak Bumi

Meteor menembus atmosfer Bumi dan jatuh di sebuah rumah di Kanada beberapa waktu lalu. Beruntung ukurannya kecil.


Teka-teki Meteorit 4,5 Miliar Tahun yang Menembus Atap Rumah Wanita di Kanada

18 Oktober 2021

Sebuah meteorit berusia 4,5 miliar tahun jatuh di rumah seorang wanita di Kanada dan mendarat di atas bantal. Kredit: The Golden Star/Ruth Hamilton
Teka-teki Meteorit 4,5 Miliar Tahun yang Menembus Atap Rumah Wanita di Kanada

Batu meteorit itu diperkirakan berusia 4,5 miliar tahun, lebih tua dari apa pun yang ada di Bumi.


Meteor Meledak di Atas Norwegia dan Ciptakan Ledakan Sonik

28 Juli 2021

Meteor yang melaju dengan kecepatan 70.000 km per jam, menerangi langit malam seolah-olah siang hari. Kredit: Norwegian Meteor Network
Meteor Meledak di Atas Norwegia dan Ciptakan Ledakan Sonik

Meteor itu membangunkan warga ibu kota negara, Oslo, yang terkaget-kaget mendengar suara ledakan besar.


Cina Punya Planetarium Terbesar di Dunia, Buka 17 Juli

10 Juli 2021

Planetarium di Shanghai, China, yang diklaim terbesar di dunia merupakan hasil rancangan arsitektur China dan Amerika Serikat. (ANTARA/HO-GICExpat)
Cina Punya Planetarium Terbesar di Dunia, Buka 17 Juli

Planetarium itu akan memamerkan banyak benda koleksi bidang astronomi.