TEMPO Interaktif, Vancouver - Pemain tenis yang mengeram keras ketika memukul bola dari lawannya ternyata memiliki potensi lebih besar untuk menang. Menurut penelitian yang dilkukan di labolatorium University of British Columbia, di Kanada, suara yang menyertai tembakan bola yang keras bisa membuat lawan lebih lambat merespon.
"Sehingga lebih besar kemungkinan terjadi pukulan yang meleset karena salah menilai di mana tepatnya bola akan dipukul kembali," kata peneliti Scott Sinnett. Menurut dia, setiap bola yang dipukul seiring dengan dengusan rata-rata memiliki kecepatan hingga 50 mil per jam akan tampak 24 inci lebih dekat ke lawan ketimbang kondisi sebenarnya.
Itu sebabnya, sejumlah petenis kelas dunia, seperti Martina Navratilova yang telah sembilan kali juara Wimbeldon selalu mendengus keras ketika memukul bola dari lawannya. Para petenis itu menamakan lenguhan tersebut dengan "kecurangan murni yang sederhana."
"Lenguhan itu membuat lawan kesulitan untuk memperhatikan posisi bola," kata Sinnett. Langkah yang dilakukan Navratilova ternyata diikuti para juniornya. Buktinya, dalam pertandingan Wimbeldon tahun ini antara Serena Williams dan Michelle de Brito Larcher menjadi ajang "melenguh" terbesar karena setiap pemain berusaha mengecoh satu sama lain.
Reuters|Rini K