TEMPO Interaktif, Jakarta - Belum sepekan Dick Costolo memangku jabatan sebagai orang nomor satu di situs mikroblogging Twitter, pengganti Evan Williams ini sudah diterpa isu bakal menjual situs tersebut.
Rumor bakal dijualnya Twitter ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari rekam jejak Costolo selama ini, berbagai perusahaan tempatnya bekerja selalu berakhir dengan kata "akuisisi".
Sebelum bergabung dengan Twitter, Costolo adalah co-founder dan chief executive Feedburner, sebuah perusahaan yang menyediakan platform konten digital. Pada 2007 perusahaan ini akhirnya jatuh ke tangan raksasa mesin pencari Google dengan harga US$ 100 juta. Pada 2000, pria ini juga pernah menjual SpyOnIt, sebuah layanan monitoring website, kepada perusahaan 724 Sollution.
Kepada Telegraph, Costolo menampik semua tudingan itu. "Twitter tidak dijual," katanya. Costolo mengakui ada perbedaan gaya mengelola perusahaan antara dirinya dengan Williams. "Tapi intinya kami ingin Twitter menjadi perusahaan yang mandiri dan sukses." Adapun Williams kini menjabat sebagai co-founder yang akan fokus pada strategi produk Twitter.
Telegraph|Rini K