TEMPO Interaktif, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementrian Komunikasi dan Informatika Basuki Yusuf Iskandar meminta pengusaha komputer ikut terlibat melindungi masyarakat dari konten pornografi. Caranya dengan memberikan layanan bundling penjualan komputer dengan aplikasi antipornografi.
"Alangkah baiknya jika penjualan komputer ini dibundling dengan aplikasi anti pornografi, supaya tidak jadi stensilan," ujar Basuki saat pembukaan pameran komputer Indocomtech di JCC, hari ini.
Menurut Basuki perkembangan teknologi informasi saat ini memungkinkan komputer untuk menjadi sarana mencerdaskan bangsa. Komputer menurutnya bisa menjadi buku bahkan lebih berisi dari buku jika terkoneksi dengan internet. Namun perkembangan teknologi saat ini disisi lain memungkinkan hadirnya pornografi di dunia maya dan tak berbeda dengan produk stensilan.
Basuki memaparkan industri pornografi sangat besar di dunia dengan sifatn merusak dan distorsif. Karena itu dia meminta agar para pengusaha memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk menjaga kepercayaan terhadap perkembangan teknologi. "Buatlah publik merasa aman, jangan sampai masyarakat ini phobia dengan teknologi," ujarnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Suhanda Wijaya mengatakan pengusaha tentu mendukung harapan pemerintah ini. Dia mengatakan bisa saja ada paket bundling aplikasi dalam penjualan komputer.
Namun, Suhanda mengingatkan perlu ada kejelasan prosedur dan aturannya karena dipastikan akan menambah biaya. Tetapi bisa juga untuk bundling ini dibebaskan dari biaya asal ada kejelasan kerjasama antarsemua pemangku kepentingan.
"Mana yang jadi tugas stakeholder harus jelas, pengusaha kan tugasnya memasukkan aplikasi atau piranti lunaknya. Ini juga terkait hak konsumen juga," ujar Suhanda.
DIAN YULIASTUTI