TEMPO Interaktif, Jakarta - NEC, perusahaan teknologi asal Jepang, menghadirkan layanan komputasi awan untuk sektor pertanian. Menurut Presiden Direktur NEC Indonesia, Tsukamoto Takeshi, kegiatan di bidang agrikultur sangat potensial untuk memanfaatkan cloud computing.
"Bagi kami, solusi agrikultur menjadi tantangan tersendiri," kata Takeshi dalam acara "Pameran Solusi Total NEC" di Jakarta, Selasa, 12 Juli 2011.
Menurut Takeshi, teknologi komputasi awan untuk sektor pertanian dapat digunakan misalnya untuk memantau pasokan bahan pangan, seperti sayur-mayur dan buah-buahan, ke pasar di sekitarnya. Dengan sistem pemasaran seperti ini, kata Takeshi, kendala dalam alur distribusi bisa teratasi.
Dia menambahkan, penggunaan teknologi cloud computing juga bisa diterapkan pemerintah daerah untuk mengetahui total kebutuhan pangan wilayahnya dibandingkan dengan sebaran penduduk dan mengatur distribusinya. "Pemerintah juga bisa menggunakannya sebagai pasar online," ujarnya.
Takeshi mengatakan, salah satu sektor agrikultur yang diharapkan mengadopsi layanan komputasi awan adalah perusahaan perkebunan. Ambil contoh perusahaan perkebunan sawit atau karet. Perusahaan itu bisa menggunakan teknologi ini untuk memantau perkembangan tanaman dan mengetahui ketersediaan bahan baku.
"Solusi agrikultur ini bisa digabungkan dengan solusi manufacturing untuk kelanjutannya," kata Takeshi. Salah satu negara yang sukses dengan sistem komputasi awan untuk pertanian, ujar dia, adalah Amerika Latin.
Selain menawarkan solusi teknologi informasi untuk bidang pertanian, NEC juga memberikan layanan cloud computing untuk ritel, manufaktur, dan keamanan publik. Di Indonesia, teknologi NEC sudah digunakan oleh 3 perusahaan operator selular, seperti Telkomsel, Indosat, dan XL. Salah satu layanan yang digunakan adalah menara trasmisi atau BTS.
Adapun untuk keamanan publik, NEC memperkenalkan berbagai perangkat pemindai wajah dan sidik jari.
RINI K