Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Ada Orang Menyukai Anjing Galak?  

image-gnews
Anjing jenis Bull Terrier. dog-pictures.co.uk
Anjing jenis Bull Terrier. dog-pictures.co.uk
Iklan

TEMPO.CO , Leicester - Meski sulit diatur dan berbahaya, ternyata beberapa orang lebih menyukai  anjing agresif. Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang tidak menyenangkan cenderung memilih anjing agresif. Hal itu sesuai dengan anggapan bahwa ras anjing menunjukkan kepribadian pemiliknya.    

“Penelitian ini menunjukkan bahwa asumsi tersebut bukan gambaran yang utuh. Ada asumsi bahwa pemilik anjing agresif atau anjing yang dianggap agresif sebagai petunjuk perilaku antisosial,” kata Vincent Egan, peneliti dari University of Leicester, Inggris.

Namun bukan itu yang mereka temukan. Ternyata, banyak orang memilih anjing bereputasi agresif karena menghubungkannya dengan citra lebih muda dan tidak mudah didekati, misalnya kurang peduli dengan kebutuhan orang lain dan lebih agresif.

Sikap yang kurang ramah ini menggambarkan orang yang umumnya kurang peduli terhadap kesejahteraan orang lain, terlalu curiga, tidak ramah, dan kompetitif. Para peneliti menemukan bahwa kekurangramahan adalah alat yang tepat untuk meramalkan preferensi seseorang terhadap ras anjing tertentu yang dianggap lebih agresif, seperti bull terrier atau boxer.

Namun penelitian ini tidak menemukan hubungan antara menyukai anjing yang agresif dan perilaku nakal atau kemungkinan bahwa menyukai anjing agresif adalah tindakan untuk pamer atau mencari kekasih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Banyak perilaku manusia melibatkan penampilan status dan dominasi serta, secara evolusi, hal ini membantu menemukan pasangan hidup,” kata Egan, “kepribadian dasar juga mempengaruhi banyak perilaku kita. Dengan mengukur keduanya secara bersamaan, kami bisa melihat apakah keduanya mempengaruhi pemilihan anjing agresif atau saling berkaitan.”  

Dalam studi tersebut, tim peneliti meminta partisipan menunjukkan preferensi terhadap berbagai jenis anjing serta mengisi tes kepribadian. Bull terrier dinilai sebagai anjing paling agresif, diikuti oleh boxer, sedangkan retriever dan cocker spaniel dianggap anjing yang tidak agresif.

Dalam analisisnya, tim peneliti menemukan bahwa faktor kepribadian tertentu menunjukkan preferensi untuk anjing yang dianggap lebih agresif. Sifat kurang ramah dan tingkat kewaspadaan yang tinggi berkaitan dengan preferensi terhadap ras anjing agresif. Orang muda juga cenderung memilih anjing agresif.

LIVESCIENCE | TJANDRA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amerika Serikat dan Kementerian Kesehatan Bikin Pelatihan Penulisan Ilmiah Bidang Epidemologi

3 Agustus 2024

Peserta program lokakarya penulisan ilmiah Program Pelatihan Epidemiologi Lapangan. Foto : CDC Indonesia
Amerika Serikat dan Kementerian Kesehatan Bikin Pelatihan Penulisan Ilmiah Bidang Epidemologi

Lokakarya ini untuk dosen universitas dan petugas kesehatan supaya bisa meningkatkan penyebaran data epidemologi untuk masyarakat global.


BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

4 April 2024

Secara spesifikasi, Kia Ray dibekali baterai lithium-iron-phosphate (LFP) 35,2 kilowatt-jam. (Foto: Kia)
BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.