TEMPO.CO, Jakarta - Hujan meteor Orionid terlihat tiap Oktober dan paling terlihat pada Sabtu tengah malam hingga Minggu pagi. Fenomena alam ini merupakan hasil dari debu komet Halley yang memukul atmosfer bumi ketika planet kita dalam perjalanan orbit mengitari matahari. Pada masa puncaknya, diperkirakan lebih dari 20 meteor yang bakal berkedip melintasi langit tiap jamnya.
Tiap pertengahan Oktober, puing-puing komet ini memang bersentuhan dengan atmosfer bumi. Puing-puing alias debu komet Halley ini bergerak dengan kecepatan 148 ribu mph. Ketika menabrak atmosfer benda ini akan terbakar dan menghasilkan kilatan cahaya yang kita sebut sebagai hujan meteor.
Sejumlah pakar membagikan kiat untuk menyaksikan hujan meteor Orionid.
Pertama, cari tempat yang paling gelap. Menjauhlah dari lampu-lampu kota yang terang. Kedua, berbaringlah dan memandang ke langit. Biasanya perlu waktu tiga menit untuk mata seseorang agar bisa beradaptasi dalam kegelapan.
LOS ANGELES TIMES | NIEKE INDRIETTA
Berita Lainnya:
Olivia Zalianty: Teater Ajang Spiritual
4 Tahanan yang Kabur Ditangkap, 9 Masih Buron
Busyro: Melempar Jumrah Bisa di Indonesia
Busyro Mengaku Kalah Saleh Dibanding Novel
Mall Otomotif Milik Kalla Beroperasi 2014