Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penelitian: Orang Sombong Dihukum oleh Evolusi

image-gnews
Seorang pelajar melintas di depan papan yang menggambarkan proses evolusi manusia dalam pameran Sosialisasi dan Publikasi Museum Manusia Purba Sangiran di pusat perbelanjaan Mall Grand City, Surabaya, Kamis (11/6). Berbagai fosil yang ditemukan di Situs Purbakala Sangiran ini merupakan ajakan agar masyarakat mencintai museum sebagai ruang edukasi. TEMPO/Fully Syafi
Seorang pelajar melintas di depan papan yang menggambarkan proses evolusi manusia dalam pameran Sosialisasi dan Publikasi Museum Manusia Purba Sangiran di pusat perbelanjaan Mall Grand City, Surabaya, Kamis (11/6). Berbagai fosil yang ditemukan di Situs Purbakala Sangiran ini merupakan ajakan agar masyarakat mencintai museum sebagai ruang edukasi. TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Michigan Jika Anda orang yang sombong dan licik, bersiaplah untuk menghadapi hukuman yang dijatuhkan oleh evolusi. Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan asal Michigan State University (MSU) menjabarkan bukti baru mengenai hal tersebut.

"Untuk waktu yang singkat, secara spesifik, beberapa organisme akan keluar. Namun kesombongan bukanlah hal yang bersifat evolusioner," ujar Chrsitoph Adami, profesor mikrobiologi di MSU, Jumat 2 Agustus 2013.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications ini berfokus pada teori permainan yang biasa digunakan oleh para pakar biologi, ekonomi, politik, dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Sepanjang 30 tahun terakhir, para ilmuwan mempelajari kerja sama antara organisme sel tunggal hingga dapat membentuk kehidupan manusia.

Pada 2012, sebuah makalah menyebutkan tentang strategi penemuan baru yang dinamakan zero determinant. Studi ini menyatakan orang licik sudah pasti dikalahkan oleh orang yang kooperatif.

"Makalah itu menyebabkan kehebohan," ujar Adami. Bersama ilmuwan MSU lainnya, Arent Hintze, dia melakukan riset lewat pendekatan mikrobiologi dan molekuler. Hasil riset menunjukkan sesuatu yang benar-benar baru dibandingkan penelitian yang dilakukan selama 30 tahun belakangan.

Adami dan Hintze meragukan strategi zero determinant yang secara esensial mengeliminasi kerja sama dan justru berpotensi menambah orang-orang sombong dan licik di dunia. Keduanya kemudian menggunakan sistem komputasi dengan tenaga tinggi untuk menjalankan ratusan ribu permainan dan menyimpulkan bahwa strategi zero determinant tidak akan pernah menghasilkan suatu evolusi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Melalui pengaturan yang evolusioner dan strategi populasi, Anda membutuhkan informasi ekstra untuk membedakan satu sama lain," kata Adami, seperti dikutip Livescience.

Ia menambahkan, strategi zero determinant hanya bekerja jika seorang pemain mengetahui strategi lawan dan mengadaptasinya. Orang yang menggunakan strategi zero determinant akan bermain secara satu arah dan melawan pemain yang kooperatif.

"Satu-satunya cara agar orang dengan startegi zero determinant dapat selamat adalah jika mereka mengenal lawannya," kata Hintze. Untuk memenangkannya, Hintze menyebutkan, diperlukan cara untuk mengubah strategi, bahkan dengan menjalankan apa yang dimiliki lawan, yaitu dengan menjadi lebih kooperatif. 

MSU TODAY | SATWIKA MOVEMENTI

Berita Terpopuler:
Ini Aliran Duit Dalam Rekening Ahok 

Aksi Gagah Supir Transjakarta Tegur Penyerobot

Roy Marten: Jokowi Pegang Indonesia, Ahok Jakarta

Tak Hanya PKL, Ahok Siap Senggol Konglomerat 

Hore, BBM untuk Android dan iOS Mulai Tersedia 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

katak mutiara merupakan jenis katak pohon yang memiliki bintik seperti mutiara. Saat ini populasinya sudah langka. Tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) menemukan katak ini di Pegunungan Sanggabuana, Karawang (dok.SWR)
Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.


Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orcinus orca atau paus pembunuh. Shutterstock
Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.


Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Ular Piton (ilustrasi).
Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.


Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Penelitian tentang kenapa bebek berenang dalam formasi satu baris memenangkan Hadiah Ig Nobel bidang Fisika 2022. YouTube
Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.


Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Tim Indonesia yang berhasil meraih empat medali yakni dua medali emas dan dua perunggu dalam ajang International Biology Olympiad (IBO) ke-33 tahun 2022 yang diselenggarakan di Yerevan, Armenia. ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi.
Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.


3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?


Foldscope, Bagaimana Penemuan dan Fungsi Mikroskop Mini Berbahan Kertas Itu?

14 Juni 2022

Foldscope. Foldscope.com
Foldscope, Bagaimana Penemuan dan Fungsi Mikroskop Mini Berbahan Kertas Itu?

Mikroskop mini atau foldscope walaupun sederhana sama fungsinya untuk kebutuhan sains


Uji DNA Pastikan Kura-kura Galapagos Pulau Fernandina Belum Punah

12 Juni 2022

Fernanda, kura kura raksasa Fernandina di Kepulauan Galapagos yang masih hidup Foto : newscientist.com
Uji DNA Pastikan Kura-kura Galapagos Pulau Fernandina Belum Punah

Kura-kura Galapagos dari pulau yang sama ditemukan pada 1906. Selama ini ternyata masih ada yang bertahan.


Indonesia Tambah 6 Begonia Jenis Baru, Ada yang Potensial Tanaman Hias

19 Januari 2022

Begonia perunggufolia. Dok. BRIN
Indonesia Tambah 6 Begonia Jenis Baru, Ada yang Potensial Tanaman Hias

Peneliti BRIN berhasil menemukan 6 Begonia jenis baru endemik Sumatera. Dari yang bertulang daun mirip sarang laba-laba sampai daun warna perunggu.


Cara Baru Hasilkan Oksigen Ditemukan pada Mikroba Ini

18 Januari 2022

Ilustrasi mikroba archaea yang hidup berlimpah di laut. SCIENCE PHOTO LIBRARY
Cara Baru Hasilkan Oksigen Ditemukan pada Mikroba Ini

Peran kunci mikroba itu dalam siklus nitrogen di dunia telah diketahui sejak lama. Tapi tidak untuk produksi oksigen.