TEMPO.CO, Jakarta - Produsen barang elektronik LG bersiap meluncurkan jajaran produk televisi premium OLED TV EA9800 yang merupakan gabungan 3D TV dan Smart TV. Produk tersebut akan diluncurkan 14 November 2013 dan mulai dipasarkan pada pertengahan Desember mendatang.
Televisi ini mengusung permukaan layar yang melengkung dengan desain minimalis. "Ini adalah OLED TV tertipis yang pernah ada," ujar Product Marketing Head TV Departement LG Indonesia Terry Putera Santoso di Jakarta, Jumat, 8 November 2013.
EA9800 memiliki ukuran layar 55 inci dengan ketebalan 4 milimeter dan berat 16 kilogram. Materialnya terbuat dari serat karbon kategori premium yang biasa digunakan pada komponen pesawat terbang serta mobil mewah.
Terry menyebutkan kelebihan desain layar lengkung televisi LG. Pertama, dari segi estetika, televisi ini lebih enak dilihat dibandingkan perangkat elektronik lainnya. Lalu, gambar yang ditampilkan terasa lebih nyata.
"Kalau ditonton oleh banyak orang dari berbagai sudut, gambar dan cahayanya merata di setiap sisi," ujarnya.
Baca Juga:
Perangkat ini menggunakan teknologi WRGB piksel dengan rasio kontras yang tidak terbatas. WRGB piksel menghadirkan warna hitam dan putih yang jauh lebih pekat dari televisi pada umumnya.
Respons kecepatan gambar yang dihasilkan diklaim seribu kali lebih cepat dibandingkan televisi light emiting diode (LED). "Tidak ada distorsi pada gambar yang ditampilkan," ucap Terry.
Teknologi suara yang digunakan yaitu film speakers yang kemampuannya melebihi audio televisi layar datar. Adapun tipe pengeras suara yang digunakan yaitu sliding speaker.
Satu unit OLED TV EA 9800 dijual seharga Rp 150 juta. Terry menyebutkan, produk ini ditargetkan dapat terjual 20 unit per bulannya.
TV Product Manager LG Indonesia Soo Young Yang mengatakan tingginya harga OLED TV EA 9800 dipengaruhi oleh komponen serta proses perakitan yang dilakukan di Korea Selatan. "Meski harganya mahal, produk ini ditargetkan dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia," katanya.
Ia mengakui pertumbuhan penjualan televisi kelas premium di Indonesia memang masih rendah dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Meski begitu, permintaan selalu ada dan terus mengalami peningkatan.
SATWIKA MOVEMENTI