TEMPO.CO, Stockholm - Ilmuwan Swedia berhasil mengidentifikasi strain baru Human immunodeficiency virus (HIV) yang jauh lebih agresif dari kebanyakan varian virus yang sebelumnya diidentifikasi. Strain yang dikenal sebagai A3/02 adalah rekombinan, yang berarti persilangan antara dua jenis HIV yang diidentifikasi sebelumnya.
Menulis dalam Journal of Infectious Diseases, peneliti Lund University mengatakan bahwa strain ini berubah dari HIV menjadi AIDS dalam waktu sekitar lima tahun, hampir dua sampai dua setengah tahun lebih cepat dari strain kebanyakan yang sebelumnya dikenal.
Sejauh ini infeksi strain baru itu tampaknya terbatas hanya di Afrika Barat. Namun para ahli khawatir bahwa rekombinan menjadi lebih umum dan bisa mulai menyebar secara global, terutama untuk wilayah-wilayah dengan mobilitas warganya yang tinggi seperti Eropa dan Amerika Serikat. Para peneliti mengatakan rekombinan berkembang lebih cepat dari yang sudah ada. Hanya kabar gembiranya, kata mereka, strain terbaru ini masih 'tunduk' pada pengobatan yang selama ini digunakan.
Perubahan diagnosis dari HIV menjadi AIDS adalah pada saat jumlah sel darah putih seseorang di bawah 200. Phalguni Gupta, seorang profesor program pascasarjana kedokteran di University of Pittsburgh mengatakan bahwa sebagian besar dokter juga mempertimbangkan diagnosis AIDS ketika seseorang dengan HIV mengembangkan infeksi serius seperti pneumonia, kanker, atau sindrom yang ditandai dengan penurunan berat badan, diare, dan demam tinggi. Di daerah-daerah yang lebih miskin seperti Afrika Barat, tuberkolusis adalah penyebab utama kematian di antara orang-orang dengan HIV.
Namun Gupta mengatakan sangat menyesatkan untuk mengatakan bahwa strain baru ini adalah bentuk paling agresif dari HIV/AIDS. "Ada beberapa jenis HIV di sini di Amerika Serikat yang perlu waktu sedikitnya dua tahun untuk berkembang menjadi AIDS," katanya.
Gupta menggarisbawahi perlunya strain HIV Afrika Barat ini dipantau untuk melihat apakah bisa menular lebih mudah daripada jenis lain dari HIV. "Ini adalah pertanyaan para peneliti belum dieksplorasi," katanya.
Diperkirakan 34 juta orang di seluruh dunia telah didiagnosis dengan HIV, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Sejak epidemi mulai lebih dari 30 tahun yang lalu, infeksi ini telah merengut lebih dari 33 juta jiwa.
REUTERS | TRIP B